Daffa, naufal dan arjuna sedang berdiri didepan kelas mereka menunggu bel masuk berbunyi.
"Sabar ya daf"
"Lo bisa cari cewek yang lebih baik lagi kok"
"Cewek kayak gitu emang gak tau diri"
Daffa menyerngitkan dahinya bingung, bagaimana tidak setiap teman kelas yang melewatinya hendak masuk kekelas mereka secara bergantian mengucapkan kalimat penyemangat untuknya.
"Pada kenapa sih?" tanya daffa pada juna dan naufal.
"Tau! ada apaan sih?" tanya juna kepada orang yang baru saja lewat didepan mereka.
"Mendingan kalian langsung kemading aja" mendengar ucapan orang itu membuat daffa dan juga dua sahabatnya langsung menuju ke madding.
"Nana?" bisik daffa pelan.
Ia melihat gadis itu tengah ditarik oleh wilona menuju ke madding seakan menunjukkan sesuatu yang penting kepada nana.
Dengan langkah pasti akhirnya daffa sampai didepan papan madding yang berlapis kaca itu dna melihat apa yang ada disana yang membuat seisi sekolah ini mendadak mengasihaninya.
Deg
Daffa merasa ada jutaan jarum yang menusuk hatinya, dan ditambah lagi sebongkah batu besar yang menimpa dadanya membuat dadanya sesak bahkan bernafas saja sulit ia merasa pasokan oksigen disekitarnya menjadi menipis.
Daffa mengepalkan kedua tangannya dengan sorotan mata tajam penuh amarah saat dengan mata kepalanya sendiri ia melihat foto-foto nana gadis yang dicintainya itu tengah berpelukan dengan mesranya dengan pria yang menjadi rivalnya itu, yopi.
Arjuna dan naufal juga tak kalah terkejutnya dengan daffa mereka cemas dengan reaksi daffa setelah ini.
Nana menolehkan wajahnya memutar kearah daffa saat gadis itu melihat pantulan daffa pada kaca madding. Daffa menatap gadis dihadapannya itu dengan tatapan tajam yang tentu saja membuat nana ketakutan.
"Daf...daffa dengerin penjelasan gue dulu ya?" ucap nana.
Daffa masih menatap tajam gadis itu tapi detik berikutnya daffa segera pergi meninggalkan nana. Bahkan daffa terus berjalan ia tak perduli dengan teriakan gadis itu yang terus memanggil namanya. Ia butuh waktu sendiri saat ini! sangat!
"Na lo mau kemana?!" tanya wilona saat nana berusaha mengejar daffa.
"Gue mau jelasin semuanya ke daffa wil!"
"Gue rasa sekarang bukan waktu yang tepat! Biarin daffa sendiri dulu" ucap wilona
"Iya na. biarin daffa nenangin pikirannya dulu" sambung arjuna.
Nana menghela nafas berat dan mengikuti ucapan wilona dan kembali kekelas.
***
Sejak kejadian madding tadi pagi nana sama sekali tidak fokus dengan pelajaran. Ia hanya berharap kelas segera berakhir agar ia bisa bertemu dengan daffa dan menjelaskan semuanya kepada pria itu.
Dengan terburu-buru nana mencari keberadaan daffa mulai dari kelas, kantin, parkiran tapi tidak ada sosok daffa disana.
"Rooftop!" seakan teringat tempat yang sering dikunjungi daffa saat sedang bolos itu dengan cepat nana menaiki satu persatu anak tangga dan dengan yakin nana membuka pintu rooftop tersebut dan mencari sosok daffa disana. Dan benar saja pria itu ada disana sedang duduk di kursi yang sudah tidak terpakai.
Dengan perlahan nana melangkahkan kakinya mendekat kearah daffa.
"Daffa?" panggil nana pelan.
Pria itu hanya diam bahkan tidak menoleh kearah nana sedikitpun membuat nana kembali mendesah berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Crush
Ficțiune adolescenți"Semudah coklat yang mampu membuatmu tersenyum setiap kali memakannya. Semudah itu juga senyummu mampu membuatku jatuh cinta disetiap harinya." Kisah cinta dua insan dari dua watak yang berbeda. Adena dengan kegilaannya dnegan coklat dan dengan trau...