39. Ayo kita nikah!

266 25 1
                                    

Selamat menikmati cerita aku dimalam minggu ini hahahaha

***

Sepasang mata daffa tak lepas menatap lekat gadis yang berjalan kearahnya namun masih tetap fokus dengan layar ponselnya. Sejujurnya daffa bisa saja berlari kearah gadis itu dan langsung merengkuh tubuh mungil itu kedalam pelukan hangatnya, namun ia menahan sekuat mungkin ia menunggu gadis itu sadar dengan kehadirannya di kampus ini.

Daffa masih terus berjalan dengan memperhatikan nana yang sedang berdebat dengan wilona. Daffa melihat bagaimana wilona yang merampas ponsel milik nana secara paksa agar gadis itu mendengarkan ucapannya.

Dan saat itu pun tiba, saat sepasang mata indah milik nana tepat menatap kepada sepasang mata dengan tatapan tajam yang kini tengah berjalan semkin dekat kearahnya.

"Daf...daffa" lirih nana.

"Hai" sapaan yang keluar dari bibir daffa masih juga belum menyadarkan nana tentang kenyataan yang terjadi. Ia masih tetap merasa ini bagaikan sebuah mimpi begitu melihat sosok pria yang sangat...sangat ia rindukan muncul dihadapannya.

"Daf...daffa" lirih nana lagi seakan hanya kata itu saja yang bisa ia ucapkan. Lidahnya terasa keluh, ia tak bisa mengucapkan kata-kata lain.

"Iya sayang ini aku, daffa" ucap daffa lembut sambil menyeka air mata nana yang sudah membasahi kedua pipinya.

Nana memegang tangan daffa yang masih menempel di pipi kanannya "Ini beneran kamu kan?" tanya nana dengan tatapan masih tak percaya.

Daffa mengangguk "Iya..."

Nana semakin mengeratkan genggamannya pada tangan daffa ia masih ragu kalau semua ini nyata, menurutnya terlalu mendadak.

"AAAAKKKKK" teriak daffa dan langsung sontak melepaskan tangannya dari pipi nana lalu mengelus pinggannya yang baru saja dapat cubitan kuat dari nana.

"Sakit ya?" tanya nana dengan wajah polosnya kepada daffa yang masih meringis kesakitan.

"Sakit banget na!" keluh daffa.

"Berarti ini nyata bukan mimpi karna kamu kesakitan"

"Sekarang aku percaya kalau kamu ada dihadapan aku sekarang" ucap nana dengan seulas senyum hangat terlukis dibibirnya.

"Tapi gak pakek nyubit juga kali" kesal daffa.

Nana menatap daffa dalam ia sibuk memperhatikan kekasihnya yang masih sibuk mengelusi pingganya yang masih terasa perih. Cubitan nana memang luar biasa hebatnya.

"Eh!" kaget daffa begitu nana yang langsung memeluk tubuh daffa erat bahkan daffa sampai memundurkan langkahnya karna dorongan dari tubuh nana.

"Aku kangen banget sama kamu daffa" ucap nana dengan air mata yang kembali mengalir deras bahkan daffa bisa mendengar isakan kecil dari bibir nana.

Daffa membalas pelukan nana tak kalah eratnya seakan ia tak akan pernah melepas pelukan ini selamanya. "I miss you more" balas daffa.

Daffa menenggelamkan wajahnya dicuruk leher nana dan menghirup aroma tubuh gadis itu, aroma penenang yang sangat ia rindukan sambil membelai hangat rambut gadisnya itu.

Tak ada suara lagi yang terdengar dari keduanya mereka sibuk menuntaskan rasa rindu mereka bahkan tak perduli banyak orang yang memperhatikan mereka yang tengah berpelukan mesar ditengah kampus seperti ini. bahkan kelima orang yang berdiri dibelakang nana juga masih tetap tak percaya melihat daffa kembali.

Chocolate CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang