25. Cry cry cry

276 34 0
                                        



Nana memarkirkan mobilnya didalam garasi rumahnya yang sudah diisi oleh sebuah mobil berwarna hitam milik hendrik. Nana keluar dari mobilnya dan berjalan masuk kedalam rumahnya sesampainya didepan pintu rumahnya ia menarik nafasnya dalam kemudian mengehmbuskannya perlahan sebelum tangannya membuka pintu tersebut.

"Assalammu'alaikum" ucap nana.

"Wa'alaikumsallam. Kamu udah pulang?" tanya hendrik.

"iya. Ayah udah pulang dari tadi kah?" tanya nana karna tumben ayahnya sudah pulang jam segini.

"Baru aja kok. Kamu udah makan?"

"Udah tadi bareng jena. Nana masuk kekamar dulu ya mau mandi" nana melangkahkan kakinya menuju kamarnya dan langsung menutup pintu kamarnya dan menguncinya.

Nana dengan cepat melangkah masuk kedalam kamar mandi dan menyalakan shower dan membiarkan air yang keluar dari sana membasahi seluruh tubuhnya yang masih berpakaian lengkap itu.

Dan akhirnya air mata yang sejak tadi ia tahan mati-matian itu akhirnya keluar dengan derasnya disertai derasnya air yang mengaliri tubuhnya dari atas kepalanya.

"Kenapa?"

"Kenapa daff? Kenapa kata-kata lo begitu menyakitkan buat gue?"

Nana mendudukkan dirinya dilantai kamar mandi sambil menangis. Rasa sakit dihatinya yang ia tahan sejak ia meninggalkan kafe tersebut seakan terluapkan saat ini. Nana terus menangis sambil memukul-mukul dadanya yang terasa sesak sambil terus menangis.

***

Daffa melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi dengan kedua tangannya yang mencengkram erat setir mobil didepannya. Ingatan akan kejadian di kafe membuatnya merasa seperti pria paling brengsek. Perkataan kasarnya kepada nana yang ia ucapkan bukanlah kehendak hatinya semua itu terjadi karna keadaan.

"Benci gue na. lo boleh benci sama gue" lirih daffa.

Tidak berapa lama tiba disebuah rumah mewah, rumahnya. Saat ini ia tiba-tiba saja merindukan mita karna itu setelah mengantar yasmin pulang ia segera pergi menuju bandung.

Daffa masuk kedalam rumahnya dan langsung disambut dua orang pelayan yang menundukkan kepala mereka memberi hormat kepada daffa.

Daffa berjalan menuju kamar mita tapi tidak menemukan wanita itu disana, ia mencari didapur tapi wanita itu juga tidak ada. Akhirnya daffa berjalan ketaman belakang rumahnya dan benar saja wanita yang bernama mita itu tengah menyiram koleksi bunga angrek miliknya.

"Eh!" mita terkejut saat merasa ada tangan yang melingkar dipingganya dan memelukan erat dari belakang.

"Abang kangen sama mama" ucap daffa sambil menaruh dagunya di bahu mita.

Mita melepaskan pelukan daffa dan menatap putranya itu, mita sedikit terkejut saat melihat betapa berantakannya wajah daffa. Rambut yang acak-acakan dan wajah yang sedikit pucat. Ada yang tidak beres dengan putranya itu pikirnya.

"Mama lebih kangen lagi sama anak mama ini" ucap mita sambil membelai wajah putranya itu.

"Kamu baru sampai?"

"Hmm"

"Kamu sendirian? Nana gak ikut bang?"

Deg

Nama itu lah yang menjadi alasan kenapa ia berada disini sekarang. Dan saat mita menyebutkannya perasaan bersalah akan gadis itu semakin menjadi dan membuatnya seakan tak berdaya saat ini.

Chocolate CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang