Nana berjalan selangkah demi selangkah menyusuri sebuah taman yang dikanan kirinya dihiasi dengan lilin dan jalan menuju taman itu bertabur bunga mawar putih. Ketakjuban nana tak berhenti sampai disitu saja, apalagi saat langkahnya terhenti pada sebuah karangan bunga mawar putih berbentuk hati dihadapannya. Nana rasanya hampir menangis melihat betapa indahnya hal ini apalagi saat dia melihat pria tinggi memakai kemeja putih dan jeans hitam berjalan kearahnya.
"Kamu suka?" tanya pria itu saat ia sudah tepat berdiri dihadapan gadis yang tengah terpana melihat dirinya. "Ak.. Aku suka banget" .
Pria itu kemudian berlutut dihadapan Nana dan perlahan meraih kedua tangan Nana untuk digenggamnya.
"Mungkin pernyataan ini terdengar aneh. Tapi aku rasa ini benar. Adena? Aku menyukaimu sejak pertama kali bertemu denganmu. Bukan. Ini bukan sekedar suka tapi sayang dan cinta sepertinya. Kamu membuatku merasa ingin melindungimu, selalu bersamamu, melihat tawamu, melihat senyum manismu dan menjadi orang yang tidak akan membiarkan sebulir air matapun jatuh dari mata indahmu"
"Would you be mine?"
Nana hanya bisa mematung. Jantungnya berasa seperti ada gempa bumi kecil, belum lagi kakinya sudah lemas seperti jelly. Ia menatap pria yang berlutut di hadapannya dengan mata berlinang air mata. Tidak, ini bukan air mata kesedihan melainkan kebahagiaan. "Ya... I do" jawab Nana pelan akhirnya.
"Makasih ya" pria itu berdiri tangannya meraih pipi gadis itu dan menghapus air mata gadis itu. Mata mereka bertemu Nana merasa guup bukan main saat mata tajam pria itu menatapnya begitu intens. Baru Nana ingin mencoba bernafas pria itu malah mendekatkan wajahnya kewajah Nana dan itu membuat Nana refleks menutup matanya dan menunggu apa yang akan dilakukan pria itu.
Ia merasa nafas pria itu sudah manyapu seluruh permukaan wajahnya dan
Kringgggg Kringggg
"Aishhh" Nana mematikan jam weaker dengan tatapan tajam.
"Padahal sedikit lagi aku ciuman sama kak Yopi. AARRRGHHHHH. Dasar jam gak peka" ia memandang tajam kearah jam weaker tapi detik beriutnya seulas senyum tergambar diwajah Nana. Ia kembali mengingat mimpi indahnya itu. mendadak ia merasa wajahnya memanas walaupun cuma mimpi sudah berhasil menjungkir balikkan dunianya dipagi ini. Nana yang masih asyik dengan bayangan akan mimpinya sampai guling-guling sendiri diatas tempat tidur.
Bukk
"AAAAAWWWWWWWW"
)***(
"Daff? Lo jangan marah dong daff?"
"Gue minta maaf deh.... Tapi kan saran gue gak salah sih daff"
"Daffa yang ganteng baik hati dan tidak sombong juga rajin menabung diwarung mbak Ijah maafin aku ya? kamu mau kan?"
"NAJISSS.... Jijik gue sumpah" Daffa hampir saja melempar sendok yang dipegangnya kalau Juna tidak menghalanginya mungkin sudah terjadi pembunuhan dikantin ini.
Mereka bertiga sekarang sedang berada ditengah kantin, tempat kekuasaan mereka. Sejak pagi Naufal terus-terusan merengek agar Daffa tidak marah lagi padanya karna ide yang sangat cemerlang yang dengan tak berkeprimanusiaannya keluar dari mulutnya membuat Daffa merasa kesal setengah mati.
"Yah abisnya masak gitu aja lo ngambek si Daff? Kayak anak perawan aja lo"
"Lagian ide lo tuh gila tau gak? Masa lo bilang Daffa homo? Ya walaupun dia gak pernah suka sama cewek selama ini tapi gue yakin kok dia gak belok ya kan daff?" sambung Juna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Crush
Novela Juvenil"Semudah coklat yang mampu membuatmu tersenyum setiap kali memakannya. Semudah itu juga senyummu mampu membuatku jatuh cinta disetiap harinya." Kisah cinta dua insan dari dua watak yang berbeda. Adena dengan kegilaannya dnegan coklat dan dengan trau...