Daffa dan nana duduk dimeja makan menikmati makan malam yang telah dibuat daffa. Nana memakan masakan daffa dengan lahap karna gadis itu benar-benar kelaparan saat ini. Maklum karna nana yang tak pandai masak dan malas untuk pergi keluar membeli makanan. Sedangkan daffa hanya mengamati gadis dihadapannya ini.
"Lo beneran gak apa-apa?" tanya daffa.
Nana mengangkat kepalanya dan menganggukkan kepalanya. "Hmm. kenapa?"
"Lo udah gak takut sama darah lagi?"
Nana menggelengkan kepalanya "Gue masih belum sembuh. Emang kenapa?" tanya nana lagi.
"Terus kenapa lo biasa aja waktu tangan lo berdarah? Seharusnya lo pasti udah pingsan kan?"
Nana baru menyadari keganjilan itu saat daffa yang mengucapkannya barusan. Bagaimana bisa syndrome-nya tidak muncul saat tangannya berdarah?
"Gue juga gak tau kenapa"
"Yaudahlah yang penting lo baik-baik aja. Habisin makanan lo! Abis itu cuci piring!" perintah daffa kemudian daffa meninggalkan nana.
Dengan berat hati nana mengangkat piring-piring yang kotor dan kemudian mencucinya.
Setelah selesai dengan mencuci piringnya nana kembali pergi menuju ruang tv dan melihat apakah daffa masih ada disana atau tidak.
"Lo gak pulang?" tanya nana kepada daffa yang tengah fokus menonton siaran bola.
"Gue tidur disini!" jawab daffa.
"WHATTT??!!!!" jerit nana membuat daffa sontak menutup kedua telinganya ia merasa gendang telinganya pecah.
"Enggak! Gue gak mau! Lo harus pulang! Pulang!" nana menarik lengan daffa menyuruh pria itu untuk keluar dari rumahnya.
Bukannya berhasil menarik daffa malah nana yang ditarik daffa dan membuat gadis itu duduk dipangkuan daffa.
"Lo bisa diem gak?" tanya daffa sambil mendekatkan wajahnya ke wajah nana.
Nana membulatkan matanya saat menyadari bagaimana posisinya saat ini. posisi bahaya! Belum lagi wajah daffa yang sangat dekat dengan wajahnya ditambah lagi tangan daffa yang melingkar dipinggangnya.
"Tu... turunin gue!" ucap nana sambil berusaha menahan kegugupannya. Walaupun daffa sejak tadi berusaha menahan tawanya karna melihat wajah nana yang memerah bak kepiting rebus.
Daffa dengan cepat menurunkan tubuh nana membuat gadis itu langsung terduduk dilantai dengan bokong yang mendarat duluan.
Bruk
"YA!" teriak nana merasa tak terima daffa melakukan hal itu padanya.
"Lo mintak turun kan? Yaudah tuh udah gue turunin. Kurang pengertian apalagi coba gue?"
"Ya tapi gak di lantai juga daffa!" nana bangkit dan kemudian duduk disebelah pria itu dan mengangkat kedua kakinya dan duduk bersila diatas sofa.
"Yaudah lo boleh tidur disini. Tapi lo jangan berani-berani masuk kekamar gue!" ucap nana mengingatkan pria disampingnya itu.
"Enggak minat gue masuk kamar lo!"
Nana mencebikkan bibirnya kemudian mengalihkan pandangannya kepada televisi yang menyala didepannya daffa sudah mengganti siarannya menjadi siaran berita. Dia butuh informasi tentang dunia luar.
"Eh!" daffa terkejut saat merasa ada yang bersandar dibahunya.
Ia menolehkan kepalanya dan melihat nana sudah tertidur pulas dengan kepala yang bersandar dibahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Crush
Teen Fiction"Semudah coklat yang mampu membuatmu tersenyum setiap kali memakannya. Semudah itu juga senyummu mampu membuatku jatuh cinta disetiap harinya." Kisah cinta dua insan dari dua watak yang berbeda. Adena dengan kegilaannya dnegan coklat dan dengan trau...