5. Pesta

298 40 0
                                    


Sejak kejadian di toko kue dimana Daffa megucapkan kalimat yang sangat menjijikkan bagi Nana. Tidak ada yang membuka pembicaraan.

Saat ini mobil Daffa sudah berhenti dipinggir jalan didekat sebuah taman. Nana menarik nafasnya dalam kemudian menolehkan wajahnya menghadap lelaki disampingnya yang hanya bisa diam tertunduk.

"Lo!" nana menunjuk wajah daffa dengan kilatan amarah dimatanya tapi kemudian ia menarik nafasnya dalam sebelum emosi menguasai dirinya dan benar-benar menghajar pria disampingnya itu.

"Jelaskan!!" ucap nana singkat padat dan jelas.

Daffa menarik nafas dalam dan membuangnya "Cewek yang kita temui tadi itu namanya yasmin. Dia suka sama gue sejak SMP lebih tepatnya dia terobsesi parah sama gue, sejak SMP sampai sekarang gue selalu nolak dia ribuan kali bahkan, tapi dia sama sekali gak pernah nyerah buat deketin gue."

"Segala macam alasan yang gue kasih ke dia seakan-akan gak berpengaruh. So... kebetulan tadi kita jumpa sama dia dan kebetulannya lagi ada lo jadi gue bilang aja ke dia kalok lo itu jodoh gue. Gue kira dengan begitu dia mungkin bakal benar-benar pergi." Jelas daffa panjang lebar kepada gadis disebelahnya yang masih mencoba mengontrol emosinya.

"Terus setelah lo bilang gitu ke dia. Lo yakin tuh cewek bakal percaya?" setelah mendengar penjelasan dari daffa, nana mengerti maksud daffa melakukan itu semua karna dia terdesak karna terus dikejar-kejar oleh yasmin. Tapi nana tetap saja jengkel dengan daffa yang tanpa ijin menganggapnya sebagai jodoh. Lagiankan nana itu jodohnya kak yopi batin nana

"Nah karna itu gue mau minta tolong sama lo" daffa menatap nana dengan wajah memohon. "Apa? Mau apa lo? Lo jangan yang aneh-aneh"

"Besok ulang tahunnya yasmin. Jadi gue mau buktiin ke dia kalok gue memang punya pacar biar dia yakin. Jadi-" daffa menggantung kalimatnya yang membuat nana menatapnya curiga. "Jadi lo besok harus kepesta bareng gue!"

"Lo yakin itu minta tolong? Bukan pemaksaan?"

"Permintaan tolong yang memaksa?" nana memutar bola matanya muak.

"Aish-" nana berpikir sejenak apa yang harus dilakukannya kepada pria menyebalkan disampingnya ini. "Kalok aja gue ini gak nahan emosi udah gue mutilasi lo dari tadi. Sekarang antar gue pulang!"

***

"Lo kenapa sih daff perasaan dari tadi dikelas lo kayak orang gila gitu" tanya Juna.

Bagaimana tidak sejak pagi hal yang dilakukan daffa adalah mengetokkan kepala diatas meja bahkan sampai mereka berada dikantin saat ini. Jika kalian bertanya alasannya apa? Sudah pasti pada kalimat yang entah bagaimana bisa keluar dengan indahnya dari bibirnya kepada nana semalam. Jika nana kesal pada daffa maka daffa lebih kesal pada dirinya sendiri. Jika nana sangat ingin membunuh daffa maka daffa juga ingin bunuh diri saat ini juga.

"Jodoh" ucap daffa kemudian menatap kedua sahabatnya secara bergantian dengan wajah lusuh. "Hah? lo ngomong apaan sih daff? Lo mabok?" tanya Naufal.

Juna menjulurkan tangannya kedepan dan menempelkan punggung tangannya di dahi daffa kemudian menaruhnya di pantatnya "Badan lo gak panas" ucap juna memastikan.

"Hhhh... gue abis terkena masalah besar yang berujung gue hampir dimutilasi sama nana"

"emang lo ngapain dia? Wahh lo yang enggak-enggak ya sama dia? Gak nyangka gue daff" ucap naufal yang mendapat jitakan keras dari juna dikepalanya. "Emangnya ada apaan sih daf? Ngomong tuh gak usah setengah-setengah"

"Jadi semalam waktu gue sama nana ketoko kue buat beli donat, gue ketemu si yasmin. Dia masih aja ngebet sama gue bilang gue jodoh dia lah apalah jadi gue bilang aja sama yasmin kalok jodoh gue itu cewek yang disamping gue"

Chocolate CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang