Sebelumnya aku mau minta maaf karna sudah lama banget gak update. mood nulis yang suka ilang-ilangan jadi terbengkalai ceritanya.
aku mau makasih banget buat yang masih setia nungguin cerita aku dan masih setia baca huhuhu terharu :')
***
Daffa hari ini tidak pergi bersama sang tunangan, ya status mereka sudah naik satu level dari pacar menjadi tunangan dan sedikit lagi akan mencapai level puncak yaitu suami-istri.
Daffa keluar dari mobilnya dan menyampir tas ranselnya dibahu kanannya sambil mengirimi pesan singkat kepada nana untuk sekedar menanyakan keberadaan gadis itu sekarang dimana.
"Apa masih ada kelas ya?" gumam daffa.
Sudah hampir sepuluh menit lamanya ia mengirim pesan untuk nana namun tak juga mendapat balasan dari nana bahkan saat daffa menghubungi ponsel nya juga tidak dijawab oleh nana.
Daffa berjalan menuju kelas nana dan disana sudah kosong pertanda kelas sudah berakhir "Kamu dimana adena?" daffa mulai cemas dengan gadis nya itu karna nana tak biasa seperti ini sesibuk apapun ia pasti smepat membalas pesan daffa.
Daffa segera pergi mencari nana padahal kelasnya sudah hampir dimulai tapi ia tak perduli yang penting ia bisa tahu dimana keberadaan gadis nya itu.
Selagi daffa sibuk mencari nana, matanya tak sengaja melihat nana yang berjalan mengikuti seseorang lelaki dihadapannya membuat alis daffa berkerut.
"Nana? sama siapa?"
Daffa berjalan mengikuti kemana langkah gadis yang berjarak cukup jauh darinya itu, daffa terus mengikuti keduanya hingga mereka berhenti diarea belakang kampus dekat gudang dan dari tempat daffa mengintip saat ini ia dapat melihat dan mendengar jelas pembicaraan mereka.
Daffa hanya mengamati saja dari tempat itu dengan sorot mata tajam dan juga dengan terus menatap kearah dua orang yang tengah berbicara itu bahkan sekarang seperti terdengar perkelahian disana.
Daffa mengepalkan tangannya saat pria yang ia cukup familiar wajahnya itu mulai bertindak kasar kepada nana. tanpa pikir dua kali lagi daffa segera menghampiri kedua orang tersebut untuk menyelamatkan gadisnya tentu saja.
Bugh
Pria yang baru saja terkena pukulan telak di rahangnya itu jatuh tersungkur dan membuat sudut bibirnya berdarah.
"Brengsek!" maki daffa setelah ia melayangkan pukulannya kepada pria itu.
"Da...daffa?" cicit nana, jujur ia merasa terkejut saat daffa datang tiba-tiba dan langsung menghajar gilang hingga membuat pria itu terkapar di tananh.
Daffa tak mengubris panggilan nana, ia malah menarik kerah baju gilang untuk membuat pria itu berdiri dan menatap nya.
"Apa yang lo lakuin sama nana? hah?!" ucap daffa dingin dengan tatapan tajam mengintimidasi miliknya. Ya, daffa benar-benar marah saat ini melihat bagamana pria ini memperlakukan nana tadi.
"Gue cuma mau kejelasan aja dari dia" jawab gilang dengan tegas.
"Kejelasan? Dengan cara sekasar itu? dasar brengsek!"
Bugh
Daffa kembali melayangkan bogemannya pada rahang gilang dan sukses membuat wajah pria itu lebam dan juga darah disudut bibirnya semakin banyak.
Nana hanya bisa terduduk lemas melihat bagaimana daffa yang begitu mengerikan saat ini dengan sorot mata tajam dan terlebih lagi cara daffa memukuli pria itu membuat nana ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Crush
Fiksi Remaja"Semudah coklat yang mampu membuatmu tersenyum setiap kali memakannya. Semudah itu juga senyummu mampu membuatku jatuh cinta disetiap harinya." Kisah cinta dua insan dari dua watak yang berbeda. Adena dengan kegilaannya dnegan coklat dan dengan trau...