28. Memaafkan

276 29 2
                                    

"Nih minum dulu"

Daffa memberika secangkir coklat hangat kepada nana yang baru saja selesai menangis setelah hampir satu jam gadis dihdapannya ini tak berhenti menangis. Dan mengakibatkan kaos yang dipakai daffa sudah basah dibagian dadanya.

"Makasih" ucap nana pelan suaranya terdengar serak akibat terlalu lama menangis.

"Udah bisa cerita sekarang? Ada apa?" tanya daffa sambil mengambil cangkir dari tangan nana dan meletakkanya diatas meja.

"Kak yopi..." ucap nana.

"Jadi dia yang bikin lo nangis? Lo tenang aja nanti gue bakal hajar tuh si gingseng korea demi lo" ucap daffa berapi-api mendengar nama yopi disebut saja sudah membuat daffa emosi tanpa alasan.

"Enggak usah daff. lo dengerin dulu makannya" ucap nana.

"Ok"

"Tadi gue pergi dinner sama orang tua gue. Terus gak lama kak yopi ikut bergabung dengan kami dan orang tua gue bilang kalau sebenrnya kak yopi... kak yopi adalah kakak kandung gue" nana menghela nafasnya dan kembali menyeka air matanya yang kembali jatuh.

"Kakak kandung?! Maksudnya? Lo gak becanda kan?" tanya daffa tidak percaya.

"Gue harap juga gitu"

"Gue harap semua ini cuma kebohongan belaka. Tapi ini emang nyata"

"Gue masih gak ngerti na. kenapa yopi mendadak bisa jadi kakak lo?"

"Lo aja bingung apa lagi gue?! gue ngerasa sedang dipermainkan sekarang ini. Gue ngerasa kalau takdir sengaja mempermainkan gue. kenapa sih masalah sebesar ini harus terjadi sama gue?" nana kembali terisak dan membuat daffa iba dengan gadis ini.

"Ini udah takdir na lo harus mencoba untuk menerima semuanya" ucap daffa.

"Terima semua ini lo bilang? Enggak segampang itu daff! orang tua gue yang sangat gue percayai malah tega ngebohongin gue! dan lebih parahnya kak yopi udah tau semuanya tapi dia gak jujur sama gue!" nana semakin mengeluarkan kemarahannya yang dibiarkan saja oleh daffa.

"Karna sikap lo yang seperti ini makannya mereka gak berani memberitahukan yang sebenarnya ke lo. Mereka tau kalau lo pasti akan bereaksi seperti ini" ucap daffa.

"Sebenarnya lo itu cuma harus belajar untuk bersikap dewasa dan menerima semua ini adena"

"Lo tau na. selama ini hidup lo selalu berjalan dengan lancar sesuai dengan keinginan lo. Jadi saat tiba lo dapat masalah seperti ini lo mulai menyalahkan takdir yang gak adil buat lo"

Nana hanya dia mendengarkan ucapan daffa yang ia benarkan didalam kepalanya. Ucapan daffa benar adanya. Selama ini hidupnya selalu berjalan dnegan lancar dan seakan masalah menjauh dari nya. Tapi saat tiba masalah itu kepadanya maka ia langsung menyalahkan takdir dan juga orang-orang disekitarnya.

"Tapi hati gue sakit daff. Gue marah, gue kecewa tapi gue .. gue hiks"

Daffa merengkuh tubuh nana yang bergetar kedalam pelukannya dan membiarkan nana kembali menumpahkan kesedihannya dengan menangis. Sebenarnya ini pertama kalinya dia melihat nana menangis sedahsyat ini. dimata daffa, nana selalu terlihat ceria dan murah sneyum seakan tidak pernah ada masalah yang terjadi pada hidupnya.

Dan saat ini daffa seperti melihat sosok rapuh nana. Daffa merasa seperti nana tengah menumpahkan semua kesedihan yang ia pendam pada hari ini.

"Nangis aja na. gak apa-apa mungkin dengan menangis lo bisa lebih tenang.

Setengah jam kemudian tangis nana mulai mereda dan daffa melepaskan pelukannya sambil memberikan tisu kepada nana untuk mengelap wajahnya yang penuh air dan hidungnya yang berair.

Chocolate CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang