EPILOG

395 27 3
                                    


"Karna membahagiakanmu adalah kebahagiaanku"

-Daffa&nana-

Nana mengeratkan sweater miliknya ke tubuhnya. Pagi ini cuaca begitu sejuk dan menyenangkan.

Negeri gingseng yang menjadi impian nana sejak ia menggilai drama korea itu kini terwujud. Dan sang suami lah yang mewujudkannya.

Daffa sengaja memilih Korea sebagai salah satu destinasi bulan madu mereka. Apalagi kalau bukan untuk membahagiakan istrinya.

"Eh..."

Tubuh nana sedikit terkejut saat sepasang lengan melingkar erat dipinggangnya.

"Kok bangunnya gak ngajak-ngajak?" gumam pria itu tepat di leher nana.

Hawa nafas milik sang suami menyapu permukaan kulitnya dan menimbulkan sensasi aneh namun nana suka itu.

"Kalok aku bangunin kamu. Yang ada kita enggak jadi bangun pagi. Tapi tengah hari!!" ketus nana.

Daffa semakin mengeratkan pelukannya. "Hehehe. Habisnya aku udah kecanduan sama kamu, gimana dong."

"Ya dikurang-kurangi lah!"

"Kan biar cepet jadi baby nya sayang."

"Alesan!"

Daffa hanya terkekeh mendnegar ucapan istrinya. Daffa memang sangat menginginkan seorang anak didalam keluarga kecil mereka.

Seorang anak yang akan meramaikan kehidupan mereka dan membuat hari-hari mereka semakin berwarna.

"Kamu mau punya anak berapa?" tanya daffa.

"Tiga. Anak pertama kembar dan seterusnya satu. Jadi melahirkannya cuma dua kali."

"Kembar?" tanya daffa mulai tertarik.

"Iya. Aku suka banget lihat anak kembar. Lucu gitu." Ujar nana sambil tersenyum. Membayangkan kalau ia mempunyai bayi kembar suatu hari nanti.

"Kalau kamu?" tanya nana.

"Aku? Berapapun gak masalah. Aku sanggup kok kalau mau bikinnya."

Nana melepas paksa lengan daffa yang melingkar dipingganya. Dia membalikkan tubuhnya dan menatap tajam daffa.

"Iya kamu enak! Aku harus bertaruh nyawa buat ngelahirinnya." Kesal nana.

Daffa tersenyum mendengarkan kemarahan istrinya. Dia merasa kalau nana sedang marah malah terlihat lucu.

Daffa mengelus rambut nana pelan. Menatap wajah cantik istrinya lekat.

"Aku juga akan mempertaruhkan nyawa demi kamu, sayang." Ucap daffa dengan sebuah senyum dibibirnya.

Pipi nana memanas. Semburat merah sudah nampak di kedua pipi putihnya. "Gak usah gombal pagi-pagi."

Nana berjalan melewati daffa sambil memegangi kedua pipinya.

"Kamu mau kemana?!!" teriak daffa.

"Mandi!!"

"Bareng ya!!!!"

"Enggak mau!!!" nana langsung berlari masuk kedalam kamar hotel.

"Sayang tunggu!!" daffa juga ikut-ikutan berlari mengejar istrinya yang tengah berlari itu.

***

"Are you okay?" daffa duduk disamping nana yang tengah duduk disofa diruang tv.

"Iya, aku enggak papa." Jawab nana lemah.

Chocolate CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang