Indonesia, Jakarta.
Livia sedang membereskan baju yang akan ia masukkan ke koper besarnya saat TV menayangkan ulang berita tentang kakaknya, Michael Larodi. Saat itu kakaknya tengah hadir sebagai bintang tamu dalam acara bisnis di stasiun televisi swasta terkenal.
Terlihat Michael duduk di kursi merah dengan jas hitam dan kemeja ungu sementara pembawa acara tampak duduk di depannya.
"Jadi Michael, kabarnya perusahaan Larodi menandatangani kontrak kerjasama dengan perusahaan asing sebesar 40 milyar. Itu benar?"
Michael Larodi tersenyum geli. Dengan rambut hitam legam, mata segelap malam dan sepasang bulu mata tajam, kakaknya bagaikan elang. Orang tak akan pernah tahu apa yang ia pikirkan, dan tak ada yang bisa menduga arti tatapannya kecuali meteka benar-benar mengenal Michael. "Waduh nggak benar itu."
Pembaca acara tersebut terkekeh geli. "Ohya jadi lebih tinggi ya?"
"Sedikit," jawabnya yang disambut elak tawa penonton.
Livia mematikan tivi dan menatap ke arah jendela di belakangnya saat hujan mulai turun cukup deras. Tangan Livia tanpa sadar meremas bajunya lebih erat sementara anjing terrier miliknya, Dolphie, mendekat dan menggesekkan hidungnya ke siku Livia.
Wanita itu tersenyum lebar dan mengusap kuping Dolphie. "Aku baik-baik saja. Itu hanya hujan."
Livia mencoba untuk mengatur detak nafasnya. Tenang Livia, itu sudah 20 tahun berlalu. Kau sudah jauh lebih dewasa dan kuat. Sejak keluarganya meninggal 20 tahun lalu dalam kecelakaan mobil, Michael langsung belajar tentang bisnis di usianya yang masih sangat muda. Di usia ke 18, ia mendapat gelar MIT, Dan 3 tahun setelahnya, ia membuat perusahaan ayahnya bangkit dan semakin terkenal.
Sementara Michael menjalankan perusahaan, Antonio, kakak keduanya yang berumur 27 tahun mempunyai sebuah perusahaan yang menyediakan jasa di bidang perlindungan. Banyak anggota politikus yang meminta jasanya untuk melindungi keluarga mereka, tapi ia menolak. Karena baginya, ia hanya mau melindungi adiknya.
Sedangkan Livia? Di umurnya yang ke 25 saat ini, ia menjadi koki wanita yang mendapat cukup banyak penghargaan dalam dunia kuliner.
Sekilas, keluarga mereka tampak sempurna, tapi tak ada yang tahu bahwa ada sesuatu yang disembunyikan disana. Sifat asli Michael dan Antonio. Walau Michael terlihat tenang, tapi ia sangat jengkel saat para wartawan mengejarnya. Antonio juga sering marah-marah di rumah kalau kliennya terlalu menjengkelkan.
Hanya Livia yang tidak memakai topeng di luar. Kalau ia marah, ia akan menunjukkannya sambil mengaduk makanan dengan marah dan cepat. Kalau ia senang, ia akan membuat resep baru.
Hujan di luar mulai mendinginkan suasana dan membuat ia menutup rapat kopernya saat beranjak naik ke kasur. "Ayo Dolphie, kita tidur."
Anjing itu menggonggong, berbaring di kasur dan melipat tangannya. Ia memejamkan matanya saat Livia masuk dalam selimut dan tak lama ia mulai tertidur.
Bunyi hujan yang deras seakan menghipnotis pikirannya untuk membawanya kembali ke mimpi terburuknya. Mimpi yang sangat ingin ia hilangkan.
Antonio dan Michael pulang bersamaan. 2 Ferrari, 1 merah dan 1 biru terparkir aman di garasi otomatis mereka. Bertempat tinggal di kawasan elit kota Jakarta, rumah bertingkat tiga dengan luas tanah 3 hektar itu mampu membuat orang berdecak kagum saat melihatnya.
Anne, ibu mereka yang sudah meninggal, yang mendesain rumah ini. Meski luarnya terlihat biasa saja, tapi didalamnya seperti kotak Pandora, menyimpan sejuta kejutan seperti kolam renang, jacuzzi, ruang olahraga, dapur mewah dan terlengkap, mini bar, ruang dansa, dan sebagainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon A Time : Love Me, Your Grace (LARODI SERIES #1)
Historical FictionLivia Larodi, si bungsu dan wanita satu-satunya dalam keluarga, pergi ke Inggris untuk membuktikan pada kedua saudaranya bahwa ia mampu mandiri tanpa mereka. Sayangnya, di perjalanan ia kehilangan semua barangnya. Keesokan harinya, ia menemukan diri...