Livia terdiam di kamarnya, menatap syal abu-abu di genggamannya saat ia duduk di tepi ranjang. Mata coklatnya berpendar sedih mengingat ucapan Raphael kemarin malam.
Mudah saja sebenarnya bagi dia untuk pulang saat ini. Tak ada yang mencegahnya. Tim keamanan Raphael ternyata milik kakaknya, Antonio.
Beberapa dari mereka mengenalinya dan justru bertanya apa yang Livia lakukan disini.
Gadis itu bisa saja pulang tapi...
BRAK!
Suara keras itu membuyarkan lamunannya dan Livia mengerutkan dahinya.
Lalu..
"Livia! Keluar sekarang!" teriak seseorang dengan keras.
"Liviaa!! Keluar atau aku akan mematahkan kakimu!"
Matanya melebar saat jantungnya berpacu cepat. Tak mungkin! Tak mungkin!
Ia membuka pintu, memegang tepian pegangan sisi tembok saat menatap 2 sosok di bawahnya.
Tak mungkin! Kedua kakaknya ada disini!
"Antonio! Michael!" seru Livia sambil berlari mendekati mereka tapi belum sempat ia sampai, tangannya direnggut paksa dan Livia didekap oleh sepasang tangan kuat saat wajahnya menempel di dada Raphael.
Lelaki itu menatap kedua kakaknya dingin. "Siapa kalian?"
Antonio mengetatkan rahangnya saat melihat adiknya, dipeluk lelaki asing.
"Siapa kau?" tanyanya balik.
"Aku tuan rumah ini. Bagaimana caranya kau masuk? Ada banyak penjaga disana."
Antonio menyengir lebar. "Mereka? Mereka membiarkanku masuk."
Mata Raphael memicing tajam saat melihat lelaki berambut pendek dengan mata coklat, dengan pandangan tak percaya sementara pegangannya semakin mengetat saat ia memutuskan untuk melindungi Livia.
"Benarkah? Kukira mereka tak tahu siapa yang harus mereka layani."
Lelaki berambut coklat kepirangan
yang ada di sebelahnya, dengan mata coklat gelap, menatapnya datar."Kusarankan kau berbicara denganku. Adikku dikenal memiliki sikap tak sabar. Dan, lepaskan Livia," ucapnya pelan.
"Kenapa aku harus melakukannya?"
Livia akhirnya menjawab sebelum terjadi pertumpahan darah. "Raphael? Mereka Antonio dan Michael Larodi."
"Lalu?" tanya lelaki itu saat menatapnya ke bawah.
"Aku Livia Larodi."
Lelaki itu mengerjapkan matanya. Ia beralih ke dua lelaki di depannya dan kembali ke Livia lalu membelalakkan matanya.
"Mereka..kakakku. Dan Antonio, adalah pemimpin di perusahaan jasa perlindungan yang kau sewa saat ini."
Perlahan, Raphael mengendurkan pelukannya lalu melangkah menjauh. Ia menatap Livia bingung.
Gadis itu menelan ludah, tak sanggup menatapnya dan malah berbalik ke arah kakaknya.
"Kenapa kalian kemari tanpa pemberitahuan?" tanyanya dengan campuran kesal dan sayang.
Michael yang menjawab, "Anak buah Antonio mengatakan hal yang tak masuk akal sayang. Itu sebabnya kami kemari."
"Hal..apa?" Livia tahu, tapi ia menolak percaya instingnya.
"Bajingan ini akan menikahimu. Dalam waktu kurang dari 1 bulan! 1 bulan Livia! Tanpa ijin kami!" Akhirnya, Antonio menjelaskan semuanya.
Rachel dan suaminya, Leon, menuruni tangga dari lantai 2. Mereka buru-buru keluar saat mendengar keributan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon A Time : Love Me, Your Grace (LARODI SERIES #1)
Historical FictionLivia Larodi, si bungsu dan wanita satu-satunya dalam keluarga, pergi ke Inggris untuk membuktikan pada kedua saudaranya bahwa ia mampu mandiri tanpa mereka. Sayangnya, di perjalanan ia kehilangan semua barangnya. Keesokan harinya, ia menemukan diri...