Michael tak bercanda saat mengatakan pada Livia bahwa ia akan menyusul Nath, dan itu memang yang kini ia lakukan. Lelaki itu memesan tiket pulang ke Indonesia hari itu juga. Sangat mengejutkan bagi Livia karna kakaknya yang sangat over-protektif padanya, meninggalkan ia sendiri dengan suaminya.
Dan tadi, terjadi perdebatan kecil saat Antonio melarang Mich kembali, dengan alasan untuk mengawasi adiknya.
"Apa kau gila kak? Livia membutuhkan kita. Kau tak bisa pulang begitu saja!" Protes Antonio terus berlanjut di mobil, bahkan setelah mereka dalam perjalanan menuju bandara.
"Kalau begitu kau saja yang tinggal Antonio, aku yakin kau lebih dari mampu menjaga Livia sendiri." Michael menatap jalanan di depannya dengan serius.
"Aku senang kau mempercayai kemampuanku, tapi dia adik kita, kalau-kalau kau lupa. Dan darah Larodi masih tetap ada disana."
"She's a wife!" seru kakaknya, mengejutkan Antonio.
Raut wajah Michael tampak gusar dan kacau sebelum ia mengacak-ngacak rambutnya dengan sebelah tangan saat tangan lainnya memegang kemudi begitu erat. "Kau pikir aku rela? Aku juga tidak! Tapi Livia sudah menikah dan Raphael harus menjaganya!"
Antonio menatapnya lama, datar dan penuh perhitungan. "Aku seharusnya tahu."
"Know what?" tanya Michael curiga.
"You felt for Nath huh?"
"What?"
Michael menengok cepat ke arahnya sebelum sadar ia sedang mengendarai mobilnya. Ia mengintip lewat spion dan melihat mobil Raphael di belakang, mengikutinya bersama dengan Livia yang duduk di depan.
Antonio mengangguk. "There's no reason for Michael Larodi, to act stupid now. Except love."
"Nah, you got me wrong. Aku tak mencintai Nath. Nath hate me," bantahnya yakin.
"I dont say anything about Nath. Kita bicara tentang mu kak. Tentang kau yang untuk pertama kalinya, memilih wanita lain di banding adik kita. Tentang kau, yang mengejar sekretaris mu sendiri."
Michael menolak menjawab, matanya tertuju lurus ke depan. Perkataan Antonio benar, ini pertama kalinya ia gusar untuk wanita lain. Tapi ia tak setuju bahwa ia menyukai Nath. Suka? Tidak. Michael hanya nerasakan daya tarik yang luar biasa setelah malam itu. Hanya itu.
Dan sebelum Michael bisa menelaah lebih lanjut, ia tak bisa menyuruh Nath menjauh. Dia menginginkan Nath, tapi dia sangat yakin tidak mencintai wanita itu.
***
Livia memeluk kedua kakaknya bergantian dan matanya mulai basah saat menatap mereka, sementara Raphael ada di sampingnya.
"Kalau ada waktu sering mainlah kemari," bujuknya lembut.
Michael mendorong mundur tubuh Livia sepanjang lengannya dan menundukkan punggungnya agar menyamakan tinggi mereka.
"Pasti. Jaga dirimu okay? Dan telpon aku kapanpun kau butuh."
Livia mengangguk lagi sebelum ia beralih ke Antonio. Lelaki itu bisa saja tak pergi, tapi Michael memaksanya pulang bersama. Livia yakin Michael akan menemukan alasan kepergian Nath setelah mereka di Jakarta.
Wajah Antonio belum bengkak, yang membuktikan kalau Michael belum mengintrogasinya. Jadi, Livia maju lebih dulu, menyelamatkan kakaknya sebelum Michael melakukan hal gila.
Ia menarik Antonio menjauh, membuat Michael dan Raphael mengerutkan keningnya. Antonio menatap sikap adiknya yang tak biasa.
"Something wrong Livia?" Lalu ia berbisik lebih pelan. "Did he hurt you in anyway?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon A Time : Love Me, Your Grace (LARODI SERIES #1)
Historical FictionLivia Larodi, si bungsu dan wanita satu-satunya dalam keluarga, pergi ke Inggris untuk membuktikan pada kedua saudaranya bahwa ia mampu mandiri tanpa mereka. Sayangnya, di perjalanan ia kehilangan semua barangnya. Keesokan harinya, ia menemukan diri...