Raphael sedang menatap sebuah poto di lantai 3 saat mendengar suara salak anjingnya. "Salk?"
Melongokkan kepala ke luar, ia menatap tak percaya pada apa yang ia lihat. Penelope! Sedang disana dan bermain bersama Salk. Ia berseru kencang, "Penelope? Penelope?!"
Penelope menengok ke arahnya, menatapnya bingung.
Raphael berterik kencang, "Jangan pergi! Tetap disana!"
Para pelayan keluar mendengar keributan itu. Sophie menatap Robinson bingung, "Kenapa majikan kita tiba-tiba berteriak memanggil Penelope?"
Robinson menggeleng, "Aku tidak..." Tuhan, Raphael melihat Livia! Ia menatap Sophie bingung, "Tahan dia Sophie."
Sophie, yang tidak tahu apa-apa mengernyit. "Aku?? Memangnya kenapa? Apa yang terjadi?"
Robinson memegang bahunya, tatapan matanya tajam. "Pokoknya lakukan saja. Aku akan memberitahumu nanti."
Sophie terbengong-bengong saat menatap temannya pergi berlari secepat kilat. Tak lama, Raphael turun. Sophie menahannya, "My Lord? Ada apa?"
Raphael berlari menuruni tangga, "Aku melihat Penelope."
Kini, semua karyawan berbisik-bisik. Penelope! Ratu jahat sudah kembali! Tapi Sophie berdiri di anak tangga terakhir, ia merentangkan tanganya. "Anda salah lihat My Lord."
Raphael berhenti 1 tangga di atasnya. Matanya dingin, tangan terkepal. "Minggir Sophie."
Sophie menggeleng, "Ini, yang sudah ke ratusan kalinya anda salah lihat."
Tatapan Raphael yang tajam mampu membuat semua menjadi batu, tapi Sophie tidak. "Untuk terakhir kalinya Sophie, aku tidak salah lihat. Minggir."
"Anda salah lihat."
Raphael mengumpat dan mendorong bahunya lalu berlari. Salvatore, menatap Sophie prihatin, "Bagaimana kalau itu Penelope? Bagaimana kalau itu benar?"
Sophie mendesah dan menatap langit-langit. Ukiran gambar malaikat di sana membuat matanya memohon, "Maka, berdoalah pada Tuhan agar kita selamat."
Livia diangkut pergi kembali masuk ke pondok bersama Robinson. Ia mengernyitkan dahi bingung sementara Salk menggonggong. Robinson berseru, "Diamlah!"
Anjing itu diam dan tampak murung. Livia menatap Robinson aneh, "Kenapa kau tiba-tiba marah dan panik?"
Robinson menatapnya dalam, "Bersembunyilah Miss Larodi."
Kening Livia berkerut, "Kenapa harus?"
"Lakukan saja, kumohon."
Livia menggeleng tegas. "Tidak sampai aku tahu apa yang terjadi."
Terdengar suara Raphael yang mulai dekat. Robinson menatap Livia pasrah, "Baiklah. Akan kuceritakan garis besarnya saja. Begini, kau dengar suara lelaki yang berteriak itu ?"
Livia mengangguk.
"Dia duke kami. Raphael of Standford. Dulu, dia punya tunangan yang kabur di hari pernikahan, Penelope de Creulla."
"Penelope?"
"Iya. Karena wajah kalian sangat mirip, ia menganggap kau adalah Penelope."
Livia menatapnya bingung, "Jadi Raphael berpikir aku tunangannya yang kembali?"
Robinson mengangguk. "Karena itu , jangan sampai ia melihatmu. Jangan dulu."
"Kenapa? Aku tak percaya wajah kami sangat mirip."
Robinson menggeleng, "Sangat. Saat ia menemukanmu, ia takkan melepaskanmu lagi."
"Tapi saat dia tahu aku bukan tunangannya, apa yang ia lakukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon A Time : Love Me, Your Grace (LARODI SERIES #1)
Historical FictionLivia Larodi, si bungsu dan wanita satu-satunya dalam keluarga, pergi ke Inggris untuk membuktikan pada kedua saudaranya bahwa ia mampu mandiri tanpa mereka. Sayangnya, di perjalanan ia kehilangan semua barangnya. Keesokan harinya, ia menemukan diri...