Part 17 : Perasaan kedua

20.3K 935 24
                                    

18+

Happy Reading.....



Bara Pov

Aku segera berlari ke kamar rawat Diandra ketika dokter meneleponku bahwa Diandra shock dan histeris. Dia akhirnya melihat wujud aslinya di cermin, aku sangat takut Diandra akan depresi. Dan ternyata benar, Diandra selalu berusaha untuk menghabisi nyawanya sendiri, mau tak mau Diandra harus di beri obat penenang agar tidak melakukan hal yang tak di inginkan.

"Di... kumohon, ini hanya sementara. Kita bisa melakukan operasi plastik dan mengembalikan wajahmu sayang.." ucapku memberi dia harapan. Gadis itu hanya diam, tak mau menatapku sama Sekali. Aku menangis, hatiku terasa sakit. "Di, maafkan aku yang sudah mensia-siakanmu. Aku sadar hanya kau yang aku cintai, Hera hanyalah obsesiku. Aku tak pernah mencintainya walau dia selalu bersamaku walau dia mencintaiku... Hingga kami menyadari bahwa diantara kami tak ada cinta. Sekarang kami hanya berteman, dia membantu usaha kami untuk melawan Abraham.."ucapku panjang lebar, gadis itu menunduk kemudian menangis. "Aku tak pantas dicintai dan tak mau dikasihani. Sampai seperti inikah kau harus memaksakan kehendakmu agar aku percaya? Kau tak pernah memikirkan bagaimana perasaanku?" tanya gadis itu tajam. "aku mencintaimu..." ucapku mantap "Jangan bohongi aku lagi Bar, kau hanya mengasihaniku saja...."isak Diandra pilu. "Aku benar-benar minta maaf sayang, selama kamu koma aku setia menantimu, aku tak peduli lagi dengan wanita lain. Hanya kamu, aku sadar aku tak bisa hidup tanpamu!!" bisikku tulus. "Aku tak bisa bercinta dengan Hera, karena wajahmu selalu menari nari dipelupuk mataku. Aku sadar bahwa yang aku cintai adalah kau.." ucapku sedih. Diandra hanya menangis tak mempedulikan kata-kataku.

Aku segera mengurus administrasi dan persyaratan untuk operasi plastik Diandra, aku pilih Korea karena aku mendapat rekomendasi bahwa operasi disanalah yang terbaik. "Ada sedikit masalah.." ucap Nano sambil mengelus tengkuknya "Abraham sangat licik!" sambung Haris yang sama gusarnya. "Maafkan aku bro, aku malah sibuk dengan Di!" ucapku merasa bersalah. Mereka menatapku "Sudahlah, yang penting kau tak akan menyakiti Diandra lagi." tukas Haris sambil menatap layar komputer. Telepon berdering, aku segera mengangkat telepon. "Ya?" ucapku "Apa?? Diandra diculik??" seketika tubuhku menegang, aku menutup telepon dan berlari menuju rumah sakit.


Diandra Pov


Aku merasa putus asa mengetahui wajahku yang seperti monster, aku sungguh tak percaya diri. Apa iya Bara masih mencintaiku? Apa hanya karena kasihan? Batinku sungguh tak menerimanya. Aku menatap ruang rumah sakit ini, aku ingin keluar tapi aku tak percaya diri. Aku harus menutup wajahku seperti apa?

Aku mendengar suara gaduh diluar sana dan terakhir tembakan dan pintu kamarku terbuka. Orang dengan jas hitam dan kacamata hitam. Apakah mereka sedang syuting Man In Black? Tapi aku bukan alien untuk mereka buru, aku hanya wanita berwajah cacat. Mereka menarikku dan membekapku hingga aku tak ada kesempatan untuk berontak. Pandanganku kabur dan semua menjadi gelap.



"Hey.. Bangunlah..." aku mendengar suara aneh yang sedang bicara. "Hey putri tidur..." ucapnya lagi. Aku mengerjapkan mataku, aku melihat ke sekeliling dan ada pria tua
yang terlihat menyeramkan sedang menatapku. "Akhirnya kau bangun!" ucapnya sambil menghisap cerutunya. "Siapa kau?" tanyaku kebingungan. "Kau tak mengenalku, heh?" ucapnya heran. "Aku bukan penyuka berita acara gosip!" ucapku ketus. Lelaki tua itu tertawa dia tampak menikmatinya. "Apa maumu?" tanyaku, lelaki itu kembali terkekeh "Aku pikir wanita pujaan Bara itu lebih cantik dari putriku, nyatanya hanya wanita berwajah mengerikan!" ucapnya sambil terbahak-bahak.  "Nikmatilah tawamu pak tua!" ucapku sebal "apa yang Bara lihat dari wajah hancurmu itu ?" ledeknya lagi. Aku terdiam kesal, percuma aku melayaninya. Hanya membuatku tambah jengkel dan gila.  Aku menatap tanganku yang terikat di kursi, sungguh menyiksa. "Hera lebih cantik darimu, tapi pria bodoh itu menolak putriku!" ucapnya sambil menerawang. "Putrimu perebut kekasih orang Tuan Abraham!" tukasku, aku tahu kalau Hera memiliki ayah bernama Abraham dan pria itu sedang berdiri dihadapanku. Halisnya mengerut kemudian mendekatiku, mencoba mengintimidasiku. "Dia memang seduktif!" ucapnya sambil menerawang "lebih tepatnya..  Jalang..."desisku. Mata lelaki itu langsung melihatku dengan tatapan marah. "Kenapa?" tanyaku dingin. "Jaga bicaramu!!" ucapnya sambil menjambak rambutku "Itu benar tuan abraham yang terhormat, dia yang membuat aku keguguran setelah asik bercinta dengan ayah calon bayiku dan tanpa merasa bersalah bercinta dengan mantan kekasihku. Percuma kau menahanku disini, kau takkan mendapatkan apapun dariku!" ucapku sambil meringgis menahan sakit. "Dia memang kubentuk menjadi jalang yang sempurna. Dan aku suka!" ucapnya sambil melepaskan tangannya dari rambutku kemudian tertawa seperti orang sinting. Aku hanya menghela nafas, aku mulai putus asa, lebih baik mati daripada harus hidup seperti ini terus.

Waktu berlalu dengan cepat, tak terasa aku sudah disekap selama 3 bulan. Aku membenci pria tua itu, walau dia sudah tak menghina wajahku lagi, bagaimana tidak? dia sekarang selalu mendekatiku, memberiku pelayanan yang tak selayaknya, aku tawanan tapi dia memperlakukan seperti putri. Sikapnya sangat lembut walau pria tua itu mengurungku di kamar seperti hewan peliharaan, dia begitu royal membelikan aku baju, pakaian dalam, sabun, parfum yang mahal-mahal. "Diandra..." ucap Abraham yang tanpa aku sadari sedang berdiri di depan kamar melihatku mengacak acak belanjaannya. "Tuan?" jawabku "Sudah aku bilang, panggil aku Abraham!" ucapnya menuntut. "Ya, Abraham..." ucapku mengalah. "Besok kita ke dokter. Mau ya?" pintanya sambil menggengam tanganku. "Untuk apa?" tanyaku heran "Kita perbaiki wajahmu, kau pasti tidak nyaman dengan penampilanmu sekarang.." ucapnya lembut. Aku menghela nafas. "Kenapa kau begitu baik padaku?" tanyaku bingung. Pria itu menyentuh pundakku lalu mendekati wajahku dan mengecup bibirku. Aku tersentak kaget, apa yang pria tua ini lakukan? Aku mendorong tubuhnya namun pelukannya begitu kuat dan ciumannya semakin dalam sehingga aku mendesah kehabisan nafas. "Maafkan aku.." bisiknya sambil melap bibirku dengan jempolnya. "Untuk apa?" bisikku "Karena telah menghinamu!" bisiknya sambil mengecup pipiku "Menculikmu!" desahnya sambil mengulum telingaku "Menyakitimu!" ucapnya sambil menjilat leherku "Dan.. mencintaimu!" desahnya sambil meremas buah dadaku. Aku memejamkan mata, ada rasa aneh yang menjalar dihatiku.

Pria itu menarik resletingku dan aku hanya bisa pasrah. Entahlah pria tua ini begitu seduktif dan berkharisma, aku merasa jijik sekaligus bergairah ketika dia menyentuhku "Abraham..."desahku ketika dia mengecup leherku dengan lembut dan menghisapnya kuat memberiku tanda kepemilikan.."Diandra..." bisiknya sambil menatapku dengan tatapan mengairahkan "Bolehkah?" tanya dia lagi. Aku mengernyitkan keningku tak mengerti "Aku ingin kau!" ucapnya sambil memelorotkan pakaianku dan merobek celana dalamku "Abra-ham.." ucapku terputus sambil memperhatikannya yang sedang mengulum payudaraku dengan lembut, janggutnya yang lebat menggelitik dadaku. Abraham mengangkat tubuhku dan membaringkanku di ranjang, dia membawa aku ke kamarnya.  Walau sudah tua tapi badan lelaki ini masih terlihat indah, seksi dan kekar. Aku memejamkan mataku. Sial.. Aku ingin bercinta dengan pria tua ini, entahlah..  Aku rasa aku sudah gila, tanpa sadar jatuh cinta pada pria yang selama ini merawatku dengan baik.


Bersambung....

Next part ada 21++
Diandra berubah haluan saking sakit hati sama Bara hahaha....

Jangan lupa komen dan vote

luv u...
muaaaah....

MY PRINCE BARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang