Prolog

53.3K 1.7K 5
                                    


Akhirnya ada niat dan tekad untuk revisi hehehehe....

Buat yang udah baca di pertengahan part, maaf atas ketidak nyamanan ini. Tapi ini semua demi memperbaiki typo yang  terlalu bertebaran dan part yang gak nyambung. So...

Happy Reading......

Diandra Pov

"Hera...aah..."desah Bara ketika kami sama-sama merasakan pelepasan. Tubuhku menegang, apa aku tak salah dengar?? Aku menatap Bara yang acuh kemudian menggulingkan tubuhnya ke sampingku dan tertidur lelap. Apa aku tak salah dengar, Hera? jerit batinku. Aku memejamkan mataku mencoba mencerna atau berharap aku mengantuk, tapi hatiku hanya terasa semakin sakit. Aku bangkit dari tempat tidur dan segera memunguti bajuku dan pergi ke kamar mandi. Aku mengguyur tubuhku dengan air dingin di bawah shower, aku pun menangis sejadi-jadinya.

Aku menghanduki tubuhku asal dan memakai baju tidurku, aku menatap jijik ke arah Bara yang masih tertidur pulas, aku teringat kembali ketika tadi melihat leher dan dadanya penuh dengan kiss mark, yaa dari siapa kalau bukan oleh wanita jalang itu. Sudah sejauh itukah hubungan mereka??  Aku berjalan keluar kamar menuju taman belakang, mungkin aku bisa menenangkan diri disana.

Aku berjalan menuruni tangga secara perlahan dan menyusuri lorong. Aku sampai di belakang mansion Haris, aku duduk di sofa sambil memandang pekatnya malam yang terlihat dari jendela. Air mataku mulai menetes, aku terisak kembali teringat bayang-bayang Bara melakukan pelepasan sambil memanggil nama wanita lain dan aku mengingat kejadian sewaktu di club dan juga di mansion. Mereka begitu intim dan Bara mengabaikanku.

Apa arti percintaan yang tadi kami lakukan? Apakah hanya pelampiasan saja? jerit batinku. Tiba-tiba sebuah tangan besar yang hangat mengusap pundakku. Aku menatap kearahnya. "Kau belum tidur dan.. hei kenapa kau menangis?" tanya Haris bingung. Aku berusaha tersenyum sambil menghapus air mataku yang tentu saja takkan bisa menghapus gurat kesedihan di wajahku walaupun aku tertawa sekalipun. Haris menyentuh wajahku namun aku menolak. "Aku baik-baik saja!" ucapku "Seperti ini?"tanya Haris sambil tersenyum kecut. "Haris, apa Bara mencintaiku?" tanyaku penuh keraguan. "Kenapa kau bahas ini lagi?" tanya Haris heran "Percayalah pada Bara, dia mencintaimu" ucap Haris meyakinkanku. "Bolehkah aku meminta sesuatu padamu?" tanyaku "Apa?"tanya Haris "Aku tak bisa mengatakan sekarang, tapi suatu saat aku akan memintanya. Kau mau membantuku?" tanyaku meminta kepastian. Haris tersenyum "Aku pasti membantumu dan apapun itu aku akan kabulkan!" ucap Haris membuat hatiku sedikit tenang. "Bara sepertinya jatuh cinta lagi...."ucapku. bergetar "Dia bercinta denganku tadi dan pada akhir klimaks... dia menyebutkan nama seorang gadis..." ucapku lirih sambil menatap Haris "Aku tak tahu harus berkata apa Di..." ucap Haris dan aku hanya bisa menangis tak berdaya. Apa yang sebenarnya terjadi? jerit batinku "Aku mohon jangan beritahu Bara, aku ingin menyelidikinya dulu. Apa yang sebenarnya terjadi..." ucapku sambil menghapus air mataku yang terus mengalir dikedua pipiku sambil berdiri. "Maafkan aku yang tak bisa menjagamu, yang tak bisa menghargai cintamu dulu..."ucap Haris, aku terkekeh "Aku hanya terobsesi padamu dan kau, mungkin kau mengira mencintaiku dan ternyata tidak.. Haris sudahlah, andai sesuatu terjadi padaku. Aku akan berjuang sendiri, aku tak mau merepotkanmu!" ucapku sambil pergi meninggalkan Haris.

Aku berjalan menuju kamarku, aku khawatir Bara sudah bangun dan ya tempat tidur kami kosong aku mencarinya ke kamar mandi juga kosong. Aku sempat tertegun sejenak, bingung mencari Bara kemana, apa dia mendengar pembicaraanku dengan Haris? Aku segera mencari Bara, menuju dapur mungkin dia disana karena haus. Namun tak ada, aku segera menemui Haris yang masih duduk di sofa belakang mansion. "Kau melihat Bara?" tanyaku dengan nafas tegesa, Haris mengerutkan keningnya. Aku mendengar suara erangan, jeritan kecil dari kamar Hera. Kami pun mendekat ke arah sumber suara. Aku beranikan diri membuka pintu kamar Hera dan...

cklek...

Deg..

Jantungku serasa berhenti berdetak, aku melihat Bara mencumbu Hera dengan penuh gairah. "Ba.. Bara..." ucapku kaget. Mereka tampak terkejut ketika melihatku.

Tbc

Ini prolognya ya hehhehe....

Thanks for reading....

Love you...

MY PRINCE BARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang