Part 18 : Pernikahan

22.1K 938 30
                                    

21++
Mulmed foto Abraham. Kakek menyeramkan hahaha...

Sebenarnya itu hanya gambaran saja, jika kalian merasa kurang sreg,  tentang pemerannya saya serahkan  pada kalian masing-masing sesuai dengan imajinasi yang ada.

Happy reading...



Abraham Pov

Aku menatap Diandra yang sedang asik mengeluarkan isi belanjaan yang aku berikan untuknya. Entahlah aku ingin membuat dia cantik, wanita ini berbeda dengan wanita lainnya. Dia lembut dan menggairahkan walau dia tak mengenakan pakaian seksi dan berwajah buruk. Diandra begitu seduktif dalam kesederhanaannya. Aku sepertinya jatuh cinta pada perempuan ini, walau usia kami terpaut jauh, mungkin 30 tahun lebih tua aku.

"Tuan?" ucapnya "Panggil aku Abraham!" ucapku menuntut. "Ya, Abraham..." ucapnya mengalah. "Besok kita ke dokter. Mau ya?" pintaku sambil menggengam tanganku. "Untuk apa?" tanya Diandra heran "Kita perbaiki wajahmu, kau pasti tidak nyaman dengan penampilanmu sekarang.." ucapku lembut. Dia menghela nafas. "Kenapa kau begitu baik padaku?" tanyanya bingung. Aku menyentuh pundaknya, aku mengagumi ketabahannya lalu aku mendekati wajahnya dan mengecup bibirnya yang terasa manis. Dia tersentak kaget,  dia mendorong tubuhku namun pelukanku begitu kuat dan aku menciumnya semakin dalam sehingga dia mendesah kehabisan nafas. "Maafkan aku.." bisikku sambil mengusap bibirnya  dengan jempolku. Dia memejamkan mata, aku menarik resletingnya dan dia terlihat pasrah. "Abraham..."desahnya ketika aku mengecup lehernya dengan lembut dan menghisapnya kuat, memberinya tanda kepemilikan.."Diandra..." bisikku sambil menatapnya dengan tatapan mengairahkan "Bolehkah?" tanyaku meminta lebih dalam untuk menyentuhnya lagi. Dia mengernyitkan kening tak mengerti "Aku ingin kau!" ucapku sambil memelorotkan pakaiannya dan merobek celana dalam yang dia kenakan "Abraham.." ucapnya dengan tatapan bimbang namun memperhatikanku yang sedang mengulum payudaranya dengan lembut. Aku mengangkat tubuhnya membawanya ke kamarku dan membaringkannya di ranjang. Dia memejamkan matanya yang cantik, aku mengulum kembali putingnya yang berwarna merah jambu. Aku remas dengan sedikit kasar hingga gadis itu bergelinjangan dibawahku. Aku melepaskan semua pakaianku dan memperlihatkan kejantananku, mata Diandra berkabut ketika melihatnya. Aku memasuki tubuhnya yang masih sempit, dia sedikit meringgis. Mungkin sudah lama tak ada yang menyentuhnya sehingga dia kembali merasa kesakitan. Aku memasukan kejantananku secara perlahan dan mulai menggoyangkannya dengan tempo pelan kemudian cepat sehingga gadis itu mendesah, mencakar-cakar punggungku dengan lembut, akhirnya aku mengalami orgasme yang tak pernah bisa aku bayangkan sehingga aku tak sadar menyemburkan spermaku di rahim Diandra. "Aku mencintaimu Di..." ucapku serak. Gadis itu tampak letih, aku mengecupnya dan menarik tubuhnya kedalam pelukanku.

Aku begitu memuja gadis ini, dia sungguh luar biasa, dia mampu memuaskanku dengan sempurna tak seperti wanita jalang yang pernah aku tiduri. "Diandra.." bisikku "Hmm.." gumannya "Setelah operasi, kita menikah!" ucapku mantap. Tubuh gadis itu sempat menegang, namun dia hanya terdiam, kemudian mempererat pelukannya dan menarik tanganku agar aku memeluknya dengan erat.



Akhirnya operasi Diandra berhasil, kami tinggal menunggu waktu pemulihannya saja, aku sungguh tak sabar untuk melihat hasilnya. Dengan telaten aku merawatnya, memberi dia semangat agar proses penyembuhannya berjalan dengan cepat. Sebulan sudah berlalu, aku akan melihat hasilnya. Jantungku berdegup kencang ketika dokter menyuruhku keluar. "Anda boleh masuk sekarang" ucap dokter itu, aku segera memasuki kamar dan terpanah melihat kencantikannya

 "Anda boleh masuk sekarang" ucap dokter itu, aku segera memasuki kamar dan terpanah melihat kencantikannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia tersenyum bahagia melihatku, aku segera memeluknya dan menciumnya dengan penuh kerinduan. Dia selalu terlihat sedih sejak pertama aku bertemu dengannya dan sekarang dia sangat cantik dengan senyum bahagianya itu. "Jadi kapan kita menikah?" tanyaku sambil menatap manik matanya yang cokelat. "Terserah..." ucap Diandra malu-malu. "Hmm... Aku akan menikahimu besok!" bisikku membuat tubuhnya menegang namun kemudian dia mengecupku sekilas "Terserah kau.." ucapnya lalu memelukku erat.

Aku menikahinya dengan pesta sederhana, karena aku tak mau musuhku nanti mengincar istriku yang cantik. Aku tak mau membahayakan keselamatannya. Diandra tidak protes dia hanya menuntutku untuk berbulan madu  di pantai, terserah yang penting hanya ada aku dan dia disana. Aku pun membawanya ke pantai pribadi miliku di kepulauan seribu.

Diandra menatapku yang sedang berkemas memasukan keperluan kami besok selama di pantai. "Abraham.." ucapnya lembut sambil memeluku dari belakang. "Apa sayang?" tanyaku sambil menghentikan kegiatanku. "Aku boleh bertanya sesuatu?" tanya istriku. Aku membalikkan tubuhku, duduk di ranjang dan mendudukan istriku di pangkuanku hingga kami saling berhadapan. Dia menatap manik mataku seperti mencari sesuatu disana. "Apa sayang?" tanyaku lembut. Istriku menghela nafas lalu tersenyum lembut "Aku ingin hamil... Bolehkah aku punya anak darimu? Abraham kecil..." ucapnya seperti sedikit ada rasa takut. Aku tertawa bahagia "Tentu saja, kau harus melahirkan anakku!" ucapku sambil mengelus perutnya yang rata. "Walau kau sudah tak pantas memiliki anak lagi?" tanya dia ragu "Yeah... Aku tetap menginginkan anak darimu sayang...." ucapku terkekeh lalu mencium dadanya. "Bagaimana kalau kita membuat bayi dulu sebelum melanjutkan packing?" ucapku, tanpa menunggu jawabannya langsung mengangkat gaun tidurnya dan meremas buah dadanya yang selalu membuatku terangsang. Dia hanya mengerang dan mengecup keningku dengan sayang. Aku yakin dia mencintaiku karena aku bisa merasakan ketulusan dari setiap gerakannya, dari tatapan matanya. Awalnya aku ragu apa mungkin dia bisa mencintai lelaki tua seperti aku ini?

Diandra tertidur nyenyak di pelukanku setelah lelah bercinta, dia memiliki sesuatu yang tak dimiliki oleh orang lain. Aku mengecup lehernya dan memeluknya erat. Aku sangat mencintainya dan aku tak sanggup jika aku harus kehilangannya. Seperti kehilangan istriku dulu, ibu dari Hera. Dia meninggal karena tertembak saat aku diserang oleh musuh-musuhku. Aku meneteskan air mata kepedihan setiap aku mengingat kejadian itu. "Kau menangis?" tanya Diandra membuatku kaget "Kau belum tidur?" tanyaku "Kau memelukku terlalu erat sayang, aku kesulitan bernafas..." ucapnya sambil membalikan tubuhnya menghadapku. Istriku menghapus air mataku dan mengecup kedua mataku. Payudara indahnya menempel diwajahku ketika dia mengecup pucuk kepalaku. "Mmh... Abraham..." desahnya ketika aku menggigit lembut putingnya "Kau membuatku bergairah sayang!" bisikku sambil menerjang tubuhnya dan melumat rakus payudaranya. "Issh.... Pelan-pelan sayang..." desahnya namun aku tak mengindahkannya, aku meremasnya kasar dan menyetubuhinya dengan kasar pula. Dia tak protes hanya terus meracau penuh dengan gairah.


Bersambung...

Next part Diandra nya sedih lagi karena si Bara mencoba merebut kembali cinta pertamanya yang sudah move on.. Jahatnya akan mulai bertebaran begitupun dengan typo hihihi....

Thanks for reading.. muaaah....

MY PRINCE BARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang