Part 44 : First Kiss

13.1K 621 6
                                    

Happy Reading.......

Diandra Pov

Bara sudah hampir 3 bulan setelah aku melahirkan berada di Portland, James masih setia menemaniku sampai Bara pulang. "Mom, kapan Daddy pulang?" tanya Anabelle manja sambil menyenderkan kepalanya di pangkuanku. "Bisnis Daddy belum selesai. Kau sabar sayang..." ucapku mencoba menenangkan Anabelle. "Jika Daddy tak pulang juga, aku ingin uncle James yang menikahi mom.." ucapnya polos. Aku terkekeh "Tapi mom sangat mencintai Daddy..." bisikku halus. Anabelle termenung lalu menatapku. "Aku juga mom... " ucapnya lirih dengan mata berkaca. Aku tahu anak-anakku merindukan Bara, tapi aku tak tahu kapan Bara pulang, karena Bara hanya meneleponku seminggu sekali dan itu pun tak lama hanya menanyakan kabarku dan anak-anak.

Akhirnya James menyusul Bara ke portland dan menggantikan posisi Bara disana, James tak tega melihat aku dan anak-anakku merindukan suamiku. James sangat baik, dia mengerti kesedihan kami. Aku menatap suamiku yang sudah kembali, tubuhnya kurus tak terawat membuatku sesak nafas. "Bara..." isakku sedih. Anabelle dan Aber memeluk Bara untuk melepas rindu.
"Maafkan aku sayang.." Bisik Bara kepadaku "Emmh...." isakku, dia selalu baik dan lembut kepadaku.

James Pov

Sepertinya aku mencintai Diandra, lebih tepatnya mengaguminya. Kenapa? Dia wanita yang sangat hebat dan penuh kelembutan, walau aku selalu menggodanya tetapi cintanya pada Bara begitu kuat. Ya Tuhan aku membutuhkan wanita seperti dia, aku sudah jijik dengan wanita di sekelilingku yang hanya menginginkan seks dan uangku saja. Aku memasuki club favoritku, Selena sedang berbincang mesra dengan Arthur. Aku pikir Selena akan membenci Arthur. "Hai.."Sapa Arthur sambil menepuk pundakku pelan. Selena hanya tersenyum tipis kepadaku. "Kalian berpacaran?" tanyaku, Arthur hanya terkekeh. "Emh.. i wish... tapi dia masih menyimpan rasa pada pria yang sudah merengut keperawanannya dengan brutal." sindir Arthur membuat wajah Selena memerah. Aku tersenyum getir sambil menatap Selena yang masih menyorotkan perasaan cintanya padaku. "Move on babe.... Jangan pernah berharap kepada seorang bajingan.." ucapku sambil terkekeh membuat roman wajah Selena muram. Selena bangkit meninggalkan meja kami dan pergi menuju toilet tanpa pamit. "Emmh... Selena hamil James.." ucap Arthur membuat tubuhku menegang. "What??" jeritku. "Calm down bro... Aku yang lupa menggunakan kondom. She so hot.." ujar Arthur sambil terkekeh. "Kau lebih parah dariku!" sindirku membuat Arthur tertawa lebar. "Yes.. Dan aku jatuh cinta pada Selena. Aku akan menikahinya." ujar Arthur yakin. "Baguslah, lupakan wanita gila itu. Kau harus move on..." ucapku sambil menepuk pundak Arthur. "Aku merindukan anakku.." desis Arthur. "Kenapa kau tak mencoba menghubunginya?" tanyaku bingung. "Dia sudah bahagia dengan orang tua barunya.. " tukas Arthur sambil menengak vodka nya sampai habis. "Aku pulang dulu.." ucapku, entahlah hasratku untuk bermain dengan jalang lenyap sudah. Aku pergi menuju rumah Diandra, aku membutuhkan ketenangan dan kebahagiaan disana. Sebelum aku berangkat ke Portland.

**********

Urusanku di Portland telah berhasil aku atasi dan aku akan kembali ke ibukota, namun aku belum siap bertemu Diandra walau sekarang aku merindukannya dan menuju mansionnya. Aku memarkirkan mobilku dan menemukan Anabelle sedang menangis diteras. "Kau kenapa?" tanyaku sambil mengelus rambut anak itu dengan lembut. "Uncle, aku di bully oleh teman-temanku di sekolah. Mereka bilang aku punya tante gila.." isaknya. "Apa mom tahu?" tanyaku gadis kecil itu menggeleng. "Aku tak mau buat mom dan Dadd sedih.." ucapnya polos. Aku merangkuk tubuh mungil itu, ada desiran aneh yang aku rasakan ketika alu memeluknya. "Aku besok akan ke sekolahmu, memberi mereka pelajaran agar tidak menyakitimu lagi.." ucapku lembut sambil mengecup kepalanya "Uncle James, thanks..." isaknya. Aku menyeka air matanya. "Tidurlah manis... " bisikku. Anabelle menatapku dengan tatapan cantiknya dan mengecup pipiku. "Aku berharap memiliki suami seperti Uncle James..." ucapnya polos membuatku tersenyum simpul. "Setelah besar menikahlah denganku.." candaku sambil memeluknya lembut dan membawanya pergi ke dalam mansion. Gadis mungil itu hanya terkekeh dan menghapus air matanya.

Aku melihat Bara dan Diandra sedang bermain dengan 5 anak kembarnya. "Hai.."sapa Diandra sambil mencium pipiku lembut. "Mana Aber?" tanyaku karena tak melihat sosok Aber. "Dia menginap di rumah temannya." ucap Bara sambil merangkul tubuhku dan mengajakku duduk di sofa. "Emhh... Bara, besok aku akan mengantar Anabelle sekolah.." ucapku meminta ijin."Emh... tumben?" tanya Diandra sambil memberikan segelas jus jeruk kepadaku. "Urusan Uncle dan keponakannya.." ucapku sok misterius. Bara terkekeh. "Anabelle gadis yang cantik dan pintar. Pasti banyak yang mengganggunya."ucap Bara "Yes... Dia meminta bantuan kepadaku dan aku tak bisa menolak mata indanya memohon kepadaku.." ucapku jujur. Ya aku sangat menyayangi Anabelle, aku menyukainya karena karakternya sangat mirip Diandra.

Aku memarkirkan mobil sportku di halaman sekolah Anabelle, teman-temannya tampak berbisik-bisik sambil melihat kami. Aku menggengam tangan Anabelle dengan lembut, "mana temanmu itu?" tanyaku pada gadis kecilku. "Dia memakai bandana pink, namanya Sandra.." bisik Anabelle. Aku mendekati temannya itu. "Hai..."sapaku pada Sandra yang terpesona oleh ketampananku. "om.." ucapnya gugup. "Aku Uncle James, paman kesayangan Anabelle...." ucapku sambil memamerkan gigi putihku. Aku membawa gadis itu ke tempat yang agak private lalu sedikit mengancamnya dan memintanya untuk tidak mengganggu Anabelle lagi. Gadis itu berjanji tidak akan membully Anabelle lagi. Aku tersenyum pada gadis kecilku dan mengecup keningnya. "Belajar yang baik.. Uncle akan menjemputmu! " ucapku lembut membuat Anabelle tersenyum bahagia.
Aku bahagia bisa membuat Anabelle kembali semangat untuk menyelesaikan sekolahnya. Aku berharap Anabelle bisa lulus ujian untuk naik ke universitas favoritnya di usia 17 tahun kelak.

Aku menjemput Anabelle dan melihat sekolah mereka baru saja bubar. "Uncle..." teriak Anabelle sambil memelukku erat. Aku melihat Sandra memenuhi janjinya dan mereka malah bersahabat. "Sandra, Anabelle, Tania dan Hanna, uncle traktir kalian makan siang, masuklah ke mobilku!" ucapku, mereka bersorak bahagia.

Semakin hari Anabelle tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, aku begitu terpikat oleh daya tariknya. Readers .. setiap aku bercinta dengan jalang, akhir-akhir ini aku selalu membayangkan Anabelle meneriakkan namanya. Oh apakah aku akan berubah menjadi pedofil?? Tapi hanya membayangkan gadis itu aku bisa melepaskan gairahku.

Aku harus menjaga jarak dengan Anabelle, aku tahu, aku adalah uncle favoritnya. Tapi aku tak mau merusak Anabelle karena juga sangat menyayanginya. "Anabelle.... uncle harus pergi.. Uncle harus membereskan bisnis Uncle di Portland... Uncle akan merindukanmu..." ucapku sedih. Anabelle hanya menatapku dengan mata berkaca-kaca. Aku memeluknya erat melepas kerinduan yang akan menggangguku ketika aku jauh darinya. "Uncle, you are my favorite uncle and i love you uncle.." ucapnya lembut. Aku tak tahu apa yang ada di benak Anabelle. Dia menatapku intens dan menciumku dengan lembut. "Oh fucking God.... Darimana dia tahu cara berciuman, sungguh lembut, nikmat, basah dan kenyal. Aku melepaskan ciumannya yang sebenarnya tak ingin aku hentikan. "Darimana kau belajar berciuman heh?" tanyaku dengan nafas berat menahan gairah. Wajah Anabelle memerah. "You tube.." bisiknya sambil terkekeh. "Hanya dengan Uncle aku ingin melakukannya..." ucapnya polos.

Deg

Jantungku berdetak cepat, aku tak mungkin berpacaran dengan anak kecil. Aku tak mau merusak anak dari wanita yang aku kagumi. Aku menatap wajah cantik Anabelle. "Aku bahagia, uncle James.. You are my first kiss that i want to give..." ucapnya dengan wajah merona membuat jantungku tambah berdegup kencang. "Aku mencintaimu Anabelle...."bisikku sambil mengecup keningnya dan memeluknya erat. Ya aku mencintai Anabelle tapi itu tak mungkin. Aku rasa keputusanku untuk menjauhinya adalah tepat.

Bersambung...

Thanks for reading, jangan lupa vote dan komennya.

Dalam ceritaku, karma selalu berlaku. Why? Karena dimana hukum agama telah dilanggar hukum negara dipermainkan. Maka karmalah yang berlaku dan tak dapat di elakkan....

MY PRINCE BARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang