Part 47 : Jadian

11.7K 573 0
                                    

Hai... Sorry update nya kemaleman aku nimbang2 dulu gimana baiknya tapi aku coba deh....

Happy reading....

James Pov

Aku terkejut meremas buah dada Anabelle yang besar, they're my dream boobs.. Anabelle terkekeh dengan ucapan kagetku. "fucking big boobs, huh?" godanya. Aku tersenyum jahil sambil memeluknya. "i'm not a player anymore, i'm yours..." bisikku membuat Anabelle menegang kemudian wajahnya berubah merona, rona kebahagiaan. Ya, aku rasa sudah cukup menyiksa diriku selama lima tahun ini. Aku selalu membayangkan aku bercinta dengan Anabelle dan ketika selesai bercinta aku harus kecewa bahwa aku hanya bermimpi meniduri Anabelle.

Usiaku sudah 38 tahun usia kami terpaut cukup jauh 20 tahun lebih, tapi kami saling mencintai. Aku rasa usia bukan halangan, hanya apakah Diandra akan menerimaku sebagai menantunya? Membayangkannya saja aku geli hahaha....

Anabelle menatapku "Bawa aku kemana saja. aku tak mau pulang.."ucapnya membuyarkan lamunanku. "Anabelle..." ucapku bingung. "Mom takkan marah, aku akan bilang kalau aku bertemu denganmu." ucapnya polos. "Jangan... Aku tak mau ada dulu masalah. Bilang saja kau menginap di rumah temanmu, tapi kau menginap di apartemenku. " ucapku sambil mengusap rambutnya yang halus. "Oke." ucap Anabelle. " Telepon ibumu jika kita sudah sampai di apartemen!" ucapku lagi. Anabelle hanya tersenyum simpul.


Anabelle tersenyum senang "Sudah, mom tidak curiga.." jawabnya lucu. Aku memeluk gadisku, aroma tubuhnya begitu memabukan. "Uncle, berjanjilah kalau kau takkan bersama wanita lain lagi?" pinta Anabelle. Sepertinya dia masih ragu pada kesungguhanku.."Kemarilah.." ucapku sambil menyeret Anabelle ke kamarku. Aku membuka laci nakasku lalu melempar paketanku ke tempat sampah. Anabelle melotot. "Uncle, sebanyak itu kah?" tanya dia terkejut melihat puluhan paket kondom yang aku simpan. Aku terkekeh. "Untuk jaga-jaga." ucapku dengan wajah tanpa dosa. "Kau suka membawa perempuanmu kesini?" tanya dia seperti jijik. "Tidak, ini hanya penyimpanan alat tempurku saja.."jawabku sambil menyisakan beberapa paket. "Buang semua uncle James!" perintah Anabelle. "Ini buat kita sayang.." bisikku membuat tubuhnya bergetar dan wajahnya merona. "Aku ingin langsung, tak mau memakai itu.." ucapnya dengan wajah memerah. "Kenapa?" tanyaku heran. "Aku ingin kau merasakan langsung keperawananku, bukan dengan karet." desisnya sambil menunduk malu, aku terkekeh, wajah polosnya sungguh cantik. Aku mendorong tubuhnya hingga terlentang di tempat tidurku dan langsung aku merangkaki tubuhnya. "Uncle James..." ucap gadisku sedikit panik. Aku menciumnya dalam, menghisap bibir ranumnya dan meremas buah dada favoritku. Aku mengecup kening, mata, rahangnya kemudian lehernya. Dia mendesah hebat membuatku semakin bergairah. Aku melepaskan celana dalamnya dan merangkak ke payudaranya, aku tarik baju yang dia kenakan ke atas bersamaan dengan bra nya, aku hisap puting merah jambunya sambil memainkan kewanitaannya yang sudah basah. "Kau basah Anabelle..." bisikku sambil menatap wajahnya. Tatapannya sudah meremang diselimutin oleh gairah, tak peduli dengan perkataanku. Aku melumat kewanitaannya, aku menusuk-nusuk lubangnya dengan lidahku. Sesekali aku meremas bokongnya yang sintal. Anabellle menegang. Aku yakin ini adalah orgasme pertamanya. Aku menjilati cairannya dengan nikmat. Nafasnya masih memburu. Aku mengecup keningnya yang penuh dengan keringat. "Anabelle... You are so beautiful..." bisikku. Anabelle hanya tersenyum. Aku menyelimutinya agar dia beristirahat. Dan aku melanjutkan aksiku di kamar mandi. What the fuck?? Aku harus memuaskan diriku sendiri, with my hand!!.

Aku menatap Anabelle yang tertidur pulas, aku memeluknya dari belakang. Aku melepaskan semua pakaiannya kecuali segitiga pengamannya. Aku ingin merasakan tubuhnya langsung di kulitku. Aku mengecup kepalanya dan kemudian tertidur.



Anabelle Pov

Aku terbangun, seseorang memelukku dan aku merasakan tubuhku menyentuh kulit hangat.... Uncle James?? Aku menatap wajahnya yang tampan sempurna, begitu damai dan tampan. Aku mengingat kejadian semalam, Uncle james sudah membuatnya orgasme dengan mulutnya. Aku menatap bibir seksinya, jadi inilah bentuk bibir yang sudah membuatku orgasme untuk pertama kalinya. Dia menjilati cairanku, apa dia tak jijik? Apa itu bukti dia menginginkanku selama ini? Wajahku merona membayangkan Uncle James yang sibuk menjilati kemaluanku, memujaku, mendambaku. "Memikirkan kejadian semalam huh?" tanya pria tampan itu membuyarkan lamunanku. "Uncle James..." protesku kaget dan kesal. Uncle James menarik selimutku hingga dadaku terekspos sempurna. Matanya terus menatap ke buah dadaku. "So beautiful..." desahnya sambil menyusu di dadaku. "Uncle James, geli.." protesku pria itu malah semakin menghisapnya dan memelukku erat hingga aku pasrah, percuma meronta juga tenaganya lebih besar dariku. Uncle James melepaskan hisapannya "Cepatlah mandi, aku tak mau membuat ibumu khawatir.." ucap Uncle James sambil duduk meregangkan otot tubuhnya. Aku menurut, aku segera memasuki kamar mandinya.

Mom menatapku senang. "Bagaimana party-nya sayang?" tanya mom. Jelas aku senang karena aku akhirnya mendapatkan pria yang selama ini aku impikan, cinta pertamaku. "Bagus mom, tapi aku pulang awal. Aku menginap di apartemen temanku. Mereka sudah mulai mabuk.." ucapku. "Oh.. baguslah.." ucap Mom sambil memberi adik-adikku sarapan. "Kau tidak sarapan?" tanya mom. "Aku sudah sarapan mom.. Aku boleh ke kamarku?" ucapku. "Istirahatlah Anabelle..." ucap mom. Ya aku sayang mom, dia ibu yang paling pengertian, dia tak pernah banyak tanya karena dia mempercayaiku sepenuhnya. Apakah mom akan marah jika aku berhubungan dengan Uncle James?

Aku mengganti pakaianku tak lama ponselku berbunyi.

Jammie

Anabelle, aku akan ke rumah. Aku masih merindukanmu

muuaah....

Aku tersenyum melihat pesan dari Uncle James. Dia memasukan sendiri nomor ponselnya ke ponselku dan memberi nama Jammie. Fun!!

Anabelle

oke miss you too

Aku tahu aku sudah mulai gila, berpacaran dengan teman ibuku.

Tepat pukul 6 sore Uncle James sudah datang, aku sengaja berada di kamar untuk menenangkan jantungku yang berdegup kencang. Aku terkejut ketika uncle James sudah ada di dalam kamarku. "Uncle?" tanyaku heran. "Aku minta ijin kepada mom untuk menemui keponakan favoritku.." ucapnya nakal sambil mengedipkan sebelah matanya. So sexy!!

Dia mendekatiku dan mencium bibirku dengan lembut, tak lama tapi cukup membuatku basah. "Jadi kau akan melanjutkan kuliahmu dimana?" tanya Uncle James. "Disini saja uncle, aku tak mau jauh-jauh." ucapku. "Bagaimana jika di Portland, bersamaku?" tanya Uncle James membuatku bahagia. "Mereka pasti setuju, aku yang akan bilang. Jika kamu mau.." ucap uncle sambil merapihkan rambutnya di meja riasku. Aku mengangguk dan hanya bisa tersenyum bahagia, membayangkan hidup bersama uncle James.


Bersambung.....
thanks for reading.
Jangan lupa vote n komennya.

MY PRINCE BARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang