Part 61 : Dust

9.7K 505 1
                                    

Happy Reading..



James Pov

Aku geram ketika Ben memberi tahuku jika Selena di bunuh oleh Hera. Karena orang yang terakhir keluar dari ruangan Selena adalah Hera. Semua terekam jelas di CCTV rumah sakit, namun sayang semua sudah di musnahkan oleh wanita sinting itu. "Ada apa?" tanya Anabelle melihatku terlihat berantakan. "Ada sedikit masalah di kantor..." ucapku berbohong dan Anabelle hanya mengangguk dan memelukku. Itu yang selalu kekasihku lakukan jika hatiku sedang gundah. "Kau akan pergi untuk menyelesaikannya?" tamya Anabelle.."Tidak, biar Ben yang melakukannya. Aku masih ingin bersamamu.." ucapku sambil mengecup keningnya dan Anabelle tersenyum senang. "James.. Daddy merestui hubungan kita.." ucap Anabelle membuatku sedikit rileks dan lega. "Benarkah?" tanyaku lalu Anabelle pun menceritakan semuanya.

Kami kembali ke Portland karena aku harus mengurus urusanku dan Anabelle mengurus kuliahnya. Dan yang menyebalkan Hera datang ke kantorku, membuat kepalaku pusing. "Mrs Smith, ada yang bisa saya bantu?" tanyaku dingin. "kau melamar ingusan itu huh?" tanya Hera tidak suka. "Aku mencintainya dan wajar aku melamarnya!" ucapku dan Hera tertawa. "Ada yang lucu?" sindirku kesal "Kau pria favoritku, yang selalu ada dalam mimpiku James..." desahnya. "Aku akan mengover proyek Mr Smith ke cabang lain. Jadi jika ada urusan mendadak. Kau bisa hubungin Ben." ucapku sambil mengemasi barangku. Hera menatapku tajam, amarahnya mulai bangkit. "Kau menghindariku demi anak kecil itu?" tanya Hera "Dia kekasihku dan bukan anak kecil!" ucapku geram. "Dia masih kecil!" tukas Hera sebal. "Apa maumu?" tanyaku kasar. "Kau!!" ucapnya lantang. "Apa?? Kau sudah memiliki suami!" teriakku. "Ya, dan aku tahu siapa kau. Kau player, meniduri banyak wanita dan aku ingin mencicipimu." ucap Hera tak tahu malu. "Aku bukan lagi player, Mrs.smith dan aku tidak meniduri istri orang!" bisikku tajam. "Oh, jadi kau ingin aku membunuh suamiku? Ok!" ucapnya enteng. "Dasar wanita sinting, pergi kau dari kantorku!!" teriakku geram dan wanita itu hanya tertawa. "Bercinta denganku sekali saja, sesudah itu, aku takkan mengganggumu dan Anabelle.." bisiknya. "Tidak akan!" ucapku tegas. "Temui aku di kantorku, hanya 1 jam dan semua selesai..." bisiknya lagi sambil keluar dari kantorku.

Aku geram sekali, mengajakku bercinta di kantornya hanya satu jam dan dia takkan menggangguku lagi? Omong kosong apa itu? Aku mengemudikan mobilku ke apartemenku. Aku butuh Anabelle untuk menenangkanku, aku ingin memeluknya. Hanya dia yang bisa menenangkanku. Namun aku tak menemukan Anabelle, aku mendengus kesal dan keluar dari apartemenku. Aku berjalan di lobby apartemen, aku merasa gusar entah kenapa. Sebuah mobil sport berwana biru tua berhenti di depanku dan seorang lelaki tampan keluar membukakan pintu untuk gadis berambut pirang. Anabelle??

Aku langsung menghampirinya. "Anabelle..." panggilku dan dia tersenyum manis. "James!" pekiknya lalu menciumku sekilas. "James, ini uncle Haris.." ucapnya memperkenalkan lelaki yang dulu pernah memergokiku meniduri tunangannya. Aah.... Bertha!

Haris menatapku penuh kebencian. "Jadi bajingan ini yang kau ceritakan tadi?" tanya Haris tak suka. Anabelle tampak tak mengerti. "Uncle, kenapa kau berkata seperti itu?" tanya Anabelle sedih. "Dia yang meniduri mantan tunanganku Anabelle!" ucapnya ketus dan Anabelle menatapku meminta pengakuanku dan aku hanya tersenyum miring. "Itu masa lalunya uncle, James tak seperti itu lagi.." bela Anabelle.."Oh ya? Dia pria berbahaya Anabelle dan aku tak suka kau dekat dengannya!" ucap Haris frustasi. Anabelle memegang kepalanya, sepertinya tubuhnya sedang tidak fit. "Haris, mampirlah ke apartemenku, Anabelle sepertinya kurang sehat.." ucapku sambil memegang pundaknya. Wajahnya tampak pucat. Haris yang menyadari kondisi Anabelle yang sakit akhirnya mengangguk lalu membantuku memapah Anabelle.



Aku membaringkan tubuh Anabelle di kasur dan mengatur suhu AC membiarkannya beristirahat. "Minum?" tawarku sambil berjalan menuju mini bar. "Vodka!" ucapnya dan aku terkekeh. "Mabuk di siang hari?" ucapku dan Haris terkekeh. "Entahlah, aku sedang ingin." ucap Haris sambil menyesap lalu meminumnya.

Aku menatap wajah Haris yang sekarang tampak lebih tenang. "Jadi kau sudah bukan player lagi?" tanya Haris sambil menyicihkan vodka ke gelasnya. "Yes, Anabelle merubahku..Aku bisa menghilangkan traumaku karena masa laluku..." ucapku dan Haris terkekeh. "Kau mau bercerita sedikit tentang Bertha?" tanya dia sambil menatapku tajam.."Hanya one night stand...Aku tak tahu dia sudah bertunangan." ucapku jujur. Ya, aku memang senang berpetualang dan tidak pernah meniduri wanita yang sama. "Apa aku akan segera menemukan tambatan hatiku? Aku sudah lelah..." isak Haris.

Deg

Jantungku berdegup kencang, ini pertama kalinya aku melihat pria kuat seperti haris terlihat rapuh. Aku merangkulnya. "Tuhan pasti memberimu jodoh.... Kau orang baik.." ucapku tulus dan Haris terkekeh. "Itu yang Diandra katakan padaku.." ucapnya sambil melap air matanya lalu berusaha tersenyum. "Maafkan aku Haris..." bisikku dan Haris menggelengkan kepala. "Tidak aku yang seharusnya berkata terima kasih, terima kasih sudah membukakan mataku akan siapa sosok Bertha itu yang sebenarnya.." uca Haris. Ya, dia memang lelaki bijak dan baik hati. Andai aku memiliki adik perempuan, mungkin aku takkan ragu menjodohkannya dengan Haris.




Bersambung.....

Tinggal beberapa part lagi selesai. Menurut kalian apakah James akan berakhir bahagia dengan Anabelle??

Thanks for reading jangan lupa vote dankomennya ya

love u
muuuaah....

MY PRINCE BARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang