Part 63 : Kesalahan Fatal

11.4K 528 11
                                    

Bacanya sambil mendengarkan mulmed, biar ngena dikit..
Dan hari ini 2 part sekaligus biar gak nanggung hehehe....

Happy reading....



Anabelle Pov

Dor!!

Suara pistol itu begitu memekakkan telinga, aku menutup telingaku dengan kedua tanganku. Aku terkejut menatap James melindungiku, dia memelukku dengan erat. Nafasnya terdengar berat, aku membalas pelukannya. "Anabelle, Haris...." ucapnya pelan. "Kenapa?" bisikku bingung "Menikahlah...dengannya.." ucapnya dengan suara parau. Aku menatap wajahnya, mulutnya mengeluarkan darah. Menetes ke bajuku. Beban tubuhnya mulai terasa berat menindihku, James ambruk. Aku menatapnya tak percaya. Aku menyentuh rambutnya yang basah, "James, jangan bercanda..." isakku. "Maafkan aku..." bisiknya. Aku mencium bau karat menyengat hidungku. Aku melihat telapak tanganku "Darah, James, kepalamu berdarah..."gumanku." Daraaah...." isakku panik. "Seseorang tolong aku...." teriakku histeris. Aku bingung harus bagaimana, aku mengambil bantal sofa dan meletakan kepala James di atasnya agar nyaman. Hera sudah melarikan diri entah dari kapan. Aku keluar apartemenku dan berteriak seperti orang gila. "Tolooooong...... " teriakku sambil memencet bel pintu siapa saja dan seorang pemuda membukanya, aku langsung bersimpuh.. "Toloong akuu..." isakku pria itu memapahku namun aku menyeretnya hingga tangan pemuda itu ternoda oleh darah, aku tak peduli aku menariknya menuju apartemen James, pria itu menatap kekasihku dengan panik lalu menelepon ambulans. Aku menatap James yang masih bernafas dengan tersenggal senggal. "James, jangan tinggalkan aku.."isakku, James menyentuh wajahku. "Jaga dirimu dan mereka baik-baik.." bisiknya sambil menyentuh perutku, aku tersenyum pahit, karena aku tahu aku belum hamil. aku mengabaikannya dan memeriksa apa yang Hera tembak. "Apa yang sakit?"tanyaku dan James hanya tersenyum kemudian menutup matanya. "Jangan tidur James, jangan tinggalkan aku..." isakku namun tubuhnya tidak meresponku. Tangannya masih menyentuh perutku. "James, 3 minggu lagi kita menikah, bukankah kau ingin memiliki bayi dariku? Kita akan memiliki banyak anak yang mirip denganmu!" isakku namun tangannya terkulai lemas terjatuh dari perutku, aku menempelkan telingaku di dadanya, tak ada detak jantung!! "James....." teriakku histeris.

"Kenapa harus ada cinta jika kita akan saling membenci...
Kenapa harus menunggu jika akhirnya kami di pisahkan...
Kenapa harus ada pertemuan jika akhirnya kita di pisahkan..
Kenapa harus ada rasa bahagia jika akhirnya menderita...
Aku mencintaimu uncle James....."





Haris Pov



Aku memasuki kantorku dengan tergesa, hari ini aku ada meeting penting. Aku segera menyiapkan berkas dan laptopku. James memasuki ruanganku tanpa berbicara apapun. "Hai, kau ada apa kemari?" tanyaku namun dia hanya menatapku dengan tatapan yang tak dapat aku tebak. "Kau baik-baik saja?" tanyaku bingung. "Haris, tolong jaga Anabelle. Nikahi dia..." ucapnya membuatku tak mengerti. "Aku mohon, hanya kau yang aku percaya..." ucapnya lagi. "Bukankah kau mencintai Anabelle? Kenapa kau menyuruhku menjaganya?" tanyaku bingung. "Jangan menolak..." pintanya. "James, kau baik-baik saja? Kau mau kemana?" tanyaku namun dia semakin menjauh, aku mencoba mengejarnya, namun semua terhenti ketika ponselku berdering. Aku bingung bagaimana aku bisa tertidur di sofa kantorku? Mungkin aku kelelahan.

Aku menatap panggilan tak terjawab dari nomor Bara, aku mengernyitkan keningku lalu menelepon balik. Tubuhku seketika menegang, baru saja aku memimpikannya. Apa dia berusaha menemuiku dalam mimpi?

Aku membatalkan semua janji dan memacu mobilku menuju rumah sakit. Aku melihat Anabelle tampak kacau dengan tangan dan pakaian penuh darah, Diandra mencoba menghibur Anabelle yang mematung seperti kehilangan jiwanya. "Apa yang terjadi?" tanyaku bingung, Bara langsung memelukku. "Hera, orang suruhanku sedang mengejarnya." bisik Bara. "Ada bukti?" tanyaku."James pintar, dia memasang CCTV di apartemennya dan semua sudah diberikan ke pihak yang berwajib. "ucap Bara membuatku sedikit lega. "Dan James?" tanyaku. "Kritis, dokter sedang mongoperasinya. Kepalanya di tembak.." ucap Bara membuatku merasa pening membayangkan timah panas bersarang di kepalaku.

Pintu ruang operasi terbuka dan sang dokter keluar dari balik pintu. Menatap Anabelle yang langsung meminta penjelasan dengan wajah penuh harap. Namun sang dokter menggelengkan kepalanya. Anabelle langsung berlari ke dalam ruang operasi. Aku menatap Bara lalu kami mengikuti Anabelle. "James..." rintihnya sambil mengecup kening James , tubuhnya terbujur kaku. Aku tak sanggup melihat kepedihan Anabelle.

Gadis itu cukup tegar, dia hanya menangis. Aku memegang pundaknya. "Hera akan membalas semua perbuatannya dan kau jangan khawatir. James sudah bahagia di alam sana.." bisikku "Dia meninggalkanku...." gumannya lalu menatapku. "Uncle...
Kenapa dia pergi secepat itu..." bisiknya. Aku memeluknya dengan erat namun tubuhnya melemah dan dia kehilangan kesadarannya. "Panggilkan dokter..." teriakku panik dan aku segera membawa Anabelle keluar dari ruangan operasi. Sekilas aku melihat bayangan James sedang tersenyum ke arahku, namun ketika aku mendekatinya, bayangan itu menghilang....



Bersambung....

Pasti kalian salah menebak dari awal kan?? hehe... mencoba anti mainstream judulnya..

Thanks for reading
jangan lupa vote dan komennya ya

muaah....

MY PRINCE BARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang