Part 19 : Honey Moon

21.9K 885 4
                                    

21++

Hay readers. sepertinya aku harus merubah deskripsi ceritanya sedikit, karena ternyata sudah melenceng dari sekenario hahaha....

Tadinya hanya akan ada Haris dan Bara dalam kehidupan Diandra, tapi nyatanya muncul si kakek tua Abraham hihihi... bener2 di luar scene. Trus Bara adalah pria setia tapi kenyataannya selingkuh, hadeeuuh kacau....

Tapi gk masalah ya yg penting nyambung dan happy aja ya....

Oh ya akhir ceritanya mau mainstream atau anti mainstream??
silahkan kasih komen n masukannya dan jangan lupa vote

Happy Reading

muaaaggggh....




Diandra Pov

Aku tak menyangka akan jatuh cinta pada pria setua dia, tapi entahlah dia begitu menggairahkan. Kelembutannya, romantis, suara baritonnya, kebapakannya ya jelas dia sudah tua. Sungguh sangat dewasa dan matang, aku merasa bahagia bisa berada disampingnya. Dia begitu memujaku, melindungiku dan mencintaiku. Aku memeluknya erat ketika sampai di pantai miliknya, kemudian aku berlari kesana kemari dengan bahagia. "Sayang..." ucapnya sambil terkekeh sambil terus memperhatikan tingkahku. Aku berlari ke arahnya dan menciumnya. Kumisnya sungguh terasa geli diwajahku, "Kau ingin segera bercinta di sini sayang?" bisiknya mesra. Aku merona, ah dasar kakek tua mesum jerit batinku sambil membenamkan wajahku di dadanya yang bidang. Aku rasa lelaki ini sinting, dia meremas buah dadaku, mencumbuku dan melorotkan celana dalamku di tempat terbuka seperti ini. "Kita akan bercinta disini?" tanyaku bingung "Yeah baby!!" ucapnya sambil kejantanannya merangsek masuk kedalamku. Dia menunggingkanku di meja yang menghadap pantai dan mulai memompaku. Kesadaranku mulai hilang dipenuhi oleh gairah. Aku pun tak peduli dia mau bercinta denganku di tempat umum atau pasar sekalipun. Ya walau kenyataannya di pulau ini hanya ada kami dan para pegawainya yang setia.

Aku memeluknya, yeah kami sekarang tidur di atas pasir putih, kami menikmati sore hari hanya dengan bermalas malasan. Pria tua ini sungguh kaya dan berkelas, readers..... Aku belum bisa menyebut dia suamiku, karena aku merasa seperti anaknya. Ya aku pantas jadi anaknya bukan istrinya. Aku tak bisa membayangkan kalau Hera tahu ayahnya menikah denganku, dia pasti murka. Dan Bara?? Aku sudah bisa melupakannya, bahkan tak pernah ingat lagi karena dihatiku sudah ada Abraham. Haris? saudaraku... Aku rindu dia, selalu... Tapi dia tak pernah mencoba mencariku, apa dia sudah tak sayang aku lagi?

Abraham menatapku "Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya dia sambil mengelus daguku. "Aku merindukan sahabatku yang sudah aku anggap sebagai saudara.." ucapku sambil menerawang. "Abraham... Bagaimana kalau Hera marah tahu kita menikah?" tanyaku. Lelaki tua itu terkekeh. "Yeah... dia pasti mengamuk!" ucapnya sambil memainkan rambutku "Dia sangat liar#" ucapku "Dia macan betina... " ucapnya. "Ya benar, dia pernah membuat wajahku hancur babak belur dan kehilangan bayiku!" rona wajahku berubah menjadi kesedihan. Abraham memelukku erat. "Aku akan mengganti bayi yang hilang itu... disini!!" ucapnya sambil mengecup perutku. "Hmmm..... bagaimana rasanya bercinta sambil melihat sunset?" godaku sambil meremas rambut Abraham yang sudah memutih. Pria itu terkekeh "Kau pikir aku tak sanggup melawan gairahmu ini? Aku masih kuat sayang!! " ucapnya sambil menggeram manja. Dia menindih tubuhku dan mulai mengecupku dengan penuh gairah. "Sayang..." desahku Abraham mulai melancarkan aksinya. Kami bercinta sampai matahari menonton kami bercinta dan tenggelam, sunset yang kami nantikan, tidak kami hiraukan lagi.




Aku baru tahu kalau Abraham begitu pecemburu dan over protektif, ketika aku membeli makanan kecil di sebuah minimarket Abraham menyeretku pergi hanya gara-gara si kasir mengajak ngobrol. Ya sekedar berbasa basi. "Abraham kau kenapa?" tanyaku bingung "Jangan pecicilan seperti itu, ingat kau sudah menikah!" tukasnya geram. Aku mendelik kesal "Dia hanya basa basi saja, tidak lebih dan wajar aku menjawabnya!" tukasku kesal "Kau akan terus membelanya?" ucapnya tajam "Tapi dia emang tidak bersalah. Wajar seorang kasir beramah tamah pada pembelinya. " ucapku ketus. "Aku akan meminta orangku untuk memecat bocah itu dan tak menerima dia kerja dimana pun!" tukasnya datar. Aku melotot tajam "Kau keterlaluan!!" jeritku kesal. Abraham memarkirkan mobilnya dengan asal dan menatapku kesal "Aku akan melakukan itu!" ucapnya tak main main "Kenapa tidak sekalian kau bunuh saja huh?" tantangku kesal. Abraham menatapku tajam. Dia menarik tubuhku hingga aku duduk dipangkuannya, dia merobek bagian depan bajuku hingga payudaraku terkespose. Aku terkejut dengan sikap kasar dan agresifnya. Wajahnya memerah menahan amarah dia menyelipkan tangannya kedalam celana dalamku. "Abraham... hentikan!!" rontaku. Namun jemarinya telah masuk kebagian intimku. Dia bermain disana dengan lihai dan aku mulai menikmati sentuhan kecemburuannya. "Abraham..." desisku, aku merasa akan mencapai orgasme, aku meremas rambutnya dengan lembut. Dia segera mencabut tangannya dan menarik tubuhku dengan kasar ke kursiku. Aku mendengus kesal karena dia menghentikan aksinya ketika aku akan mencapai orgasme "Itu hukuman buatmu, karena telah membuatku cemburu!!" ucapnya dingin sambil melap tangannya dengan tissue dan menjalankan kembali mobilnya. Aku terdiam sambil menahan gairah dan amarahku. Lelaki tua itu sudah mempermalukanku dengan kejam.

Aku benar-benar marah atas sikap Abraham yang tidak beralasan. Aku tak mengajak dia ngobrol dan selalu menghindarinya. Dia sudah mempermalukanku dan menghilangkan kepercayaan diriku. Abraham menarik lenganku "Aku yang seharusnya marah, bukan kau, Diandra!" ucapnya mulai melunak sambil memelukku. Wajahku memerah karena entahlah aku selalu gugup jika berada didekatnya. Abraham menarik pakaianku dan mulai bergerilya. Aku mendorong tubuhnya "Aku tak mau diperlakukan seperti di mobil!" ucapku ketus. Abraham terkekeh. "Asal kau jangan membuatku cemburu!" tukasnya sambil memainkan putingku. Aku mengerang nikmat dan menciumi leher Abraham, memberi dia tanda kepemilikan. "Apa yang kau lakukan, huh?" godanya sambil menikmati apa yang aku lakukan "Kau hanya milikku!!" ucapku sambil mencubit putingnya. Abraham menggeram dan menekan kejantanannya di selangkanganku. Aku hanya bisa mendesah, meremas kejantanannya.

Readers... Abraham tak pernah mengijinkan aku menjilati penisnya, dia bilang dia tak ingin aku berprilaku seperti jalang. Aku rasa kalau hanya untuk memuaskannya.kenapa tidak? Apalagi kami sudah resmi menikah. Dia bilang ada cara lain yang lebih mulia dan nikmat untuk bercinta. Yeaah... Dia adalah lelaki idaman, lembut dan pengertian. Walau kadang dia bermain kasar tapi tidak menyakiti, dia akan berhenti jika dia melihat aku kelelahan atau merasa tidak nyaman. Dia akan bertanya mau aku lanjut atau tidak. Dia tak pernah memaksa, malah cenderung aku yang suka memaksanya tapi dia tak pernah menolak.
Aaah... amazing.....



Bersambung.....

thanks for reading.....

MY PRINCE BARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang