Part 28 : Kisah Hera

14.4K 662 3
                                    

21++
Aku lagi seneng lagu Faded Alan Walker ft. Sia, bikin mood-ku se hot cerita ini hahahah....

Aku harap kalian suka dengan ceritaku
Maaf apdet nya malam2, maklum nyari waktu luang, nah... baru sekarang aku punya hihihi...

Happy Reading... muaaah....


Flash Back......

Hera Pov

Aku mendengus kesal karena kebencian kepada ibu tiriku tak kunjung reda, dan sebenarnya tak beralasan, entahlah aku sadar bahwa sebenarnya akulah yang menjadi orang ke tiga tapi diriku merasa marah karena Bara begitu mengagungkan Diandra meskipun Diandra sudah menikah dengan ayah bahkan memiliki anak. Ya aku juga benci di usia yang ke 27 tahun memiliki adik. Apa kata orang? Harusnya aku memiliki anak bukan adik. Dan ayah? kenapa juga dia mesti menginginkan anak dari Diandra? Sungguh tak waras!

Aku menatap gelas minumannya yang sudah habis, ingin rasanya aku mabuk malam ini. Tapi aku sendirian tak ada teman yang akan membawanya pulang. Aku memincingkan mata menatap ke arah segerombolan orang yang sedang menari di lantai dansa. "Kau tidak bergabung nona?" sapa seseorang membuatku sedikit kaget. "Hmm..." gumanku ketika aku melihat pria asing yang barusan menyapaku. "Hera!" ucap pria itu mencoba menarik perhatianku. Aku mengernyitkan dahi. "Darimana kau tahu namaku Tuan?" tanyaku cepat, pria itu terkekeh memamerkan ketampananya membuat jantungku berdebar. "Kau gadis terkenal disini!" ucapnya cuek dia menatap belahan dadaku dengan tatapan seduktif membuatku sedikit basah. Ya Tuhan hanya dengan tatapan mata jamrudnya saja aku sudah terangsang. Aku memukul kepalaku yang tak pusing dan sedikit mengerang karena sakit oleh ulahku sendiri. "Arthur!" ucapnya cepat "Apa??" tanyaku bingung "Namaku Arthur, Arthur Luther" ucapnya sambil tersenyum manis. "Oh.." ucapku bingung. Percuma aku memperkenalkan diri, toh dia sudah tahu namaku bukan?

Arthur menemaniku minum sesekali kami bercanda. "Emh.. biar aku yang mentarktirmu minum!" ucapnya ketika aku pamit dan mau membayar minumanku. "Thanks!" ucapku memberi senyuman menggodaku. "Boleh aku antar pulang?" tanya Arthur, aku menggeleng. Aku malas pulang, walau aku berhasil menjauhkan Diandra dari ayahku tapi sekarang aku merasa bersalah jika melihat ayah menggendong Aber, berusaha menjadi ayah yang baik mengurus Aber sepulang ayah bekerja. "Kenapa?" tanya Arthur. "Aku sebenarnya malas pulang, Arthur..." ucapku membuat pria itu kebingungan. "Lalu kau akan kemana?" tanya Arthur. Aku terkekeh melihat lelaki itu penasaran "Entahlah!" ucapku asal "Kau mabuk!" ucapnya sambil memelukku. Yeah dan kau mulai tak sopan berani memeluk tubuhku. Tapi aku sangat menikmatinya. aku bisa merasakan degup jantungnya dan aroma tubuh maskulin yang memabukan, aku tak sengaja mengendus lehernya mencium aroma tubuhnya hingga membuat Arthur mengerang dan menegang. Aku terkekeh, mungkin dia benar, aku mabuk. Dia mencumbu leherku yang jenjang dan mulai melumat bibirku. Tubuhku terasa menegang ketika dia membopongku dan membawaku ke dalam mobil. "Kau mau bawa aku kemana?" tanyaku bingung "Kau akan tahu nanti sayang!" ucapnya sambil mengedipkan matanya yang indah.

Sepanjang jalan aku menatap cara dia mengendarai mobil sportnya. Sunggu elegan dan tampan, aku memejamkan mataku. "sudah sampai!" ucap Arthur. Aku menatap mansionnya yang besar. "Emh... kau mengajakku kesini?"tanyaku pria itu hanya tersenyum dan menarik tubuhku. Dia memangku tubuhku ala bridal style.  Aku merasakan ranjang empuknya dan tak berapa lama dia menerjang tubuhku, memerangkap tubuhku. "Aku tak tahan lagi sayang!" bisiknya sambil melepaskan semua pakaiannya. Aku terkesima dengan kejantanannya yang menjulang. "Kau baru melihat yang sebesar ini huh?" ucapnya sambil terkekeh. Aku meneguk salivaku keras, ya dia benar. Aku bisa gila jika hanya membayangkan miliknya memenuhi kewanitaanku. Aku mencoba menghindar namun Arthur menarik tubuhku dan merobek gaunku "Apa yang kau lakukan?" protesku kesal. Buah dadaku terekspose sempurna karena dia merobek gaunku seperti mengoyak bungkusan snack. "Aku menginginkanmu!!" bisiknya serak. Mata hijaunya sudah menggelap dipenuhi gairah, aku membiarkan tubuhku ditatap oleh Arthur, dia sangat tertarik dengan payudaraku, aku bisa mengetahuinya dari tatapannya. Arthur meremas buah dadaku dan mengulumnya membuat aku semakin menginginkan lebih. Aku menekan wajahnya dikedua dadaku sambil sesekali meremas rambutnya yang berwarna pirang. Aku mendesah tak sanggup menahan kulumannya di puncak payudaraku "Arthur... emmh..." desahku. Aku tak tahu kapan dia merobek celana dalamku, tangannya sudah mulai menjamah bagian sensitifku. Dia memasukan jari telunjuknya ke vaginaku dan mengobral abriknya dengan konstan. Aku melenguh merasakan kenikmatan yang luar biasa. Aku memagut bibirnya dengan rakus, ku hisap bibir bawahnya hingga membengkak. Aku orang yang sangat agresif, jangan lupa itu readers...

Arthur mengerang ketika aku memberi dia tanda kepemilikan dilehernya, cukup banyak dan dia tak sadar. Aku terkikik dan Arthur menatapku bingung. "Kenapa sayang?" tanya dia sambil mengecup keningku. "Aku suka permainanmu!" ucapku dusta. Arthur langsung mencium bibirku melumatnya tanpa ampun.

Aku mengulum kejantanannya dengan penuh semangat membuatnya mengerang berkali-kali "Kau belum menyerah huh?" tanyaku, kalau lelaki biasa mungkin dia sudah orgasme dimulutku tapi tidak dengan Arthur. Aku mengocoknya dan menjilatinya.seperti es krim "Hera cukup..."ucapnya serak lalu menarikku ke atas tubuhnya. aku menyesuaikan diri dan memasukan kejantanannya yang besar dan panjang. Aku sedikit meringgis, sungguh besar sehingga aku merasa seperti perawan lagi. "Sakiit..." rintihku. Arthur segera menggulingkanku dan menindihku, membalikan posisi. Mungkin dia takut aku berhenti atau terluka. Dia memasukan kejantanannya lagi perlahan sehingga membuat diriku terasa penuh. "Arthur..." desahku mulai meremang. Aku merasakan miliknya berkedut didalamku. Arthur mulai memaju mundurkan pinggulnya dari lembut hingga kasar membuatku orgasme beberapa kali. Aku terkulai lemas ketika Arthur memuntahkan spermanya di rahimku. Aku sangat lelah dan pening. Aku pun tertidur tidak mengingat apa-apa lagi.


Sejak hari itu aku dan Arthur seperti sepasang kekasih, aku pikir dia akan menjadi one night stand-ku, ternyata dia selalu datang ke apartemenku, aku begitu intim hingga aku memberikan informasi apapun yang aku ketahui kepada Arthur, karena aku jatuh cinta dan dia berjanji takkan menghancurkan ayahku, takkan menyakiti keluargaku.

Hingga suatu hari aku menemukan Arthur di apartemennya dengan seorang jalang. Pantas saja perangai Arthur mulai berubah.  Arthur menghindar, ketika aku mendatangi apartemennya tanpa pemberitahuan. Aku menyaksikan pemandangan itu, Arthur sedang bercinta dengan keadaan mabuk dan itu cukup menyakitiku. Aku bukan wanita lemah, aku langsung menghancurkan wajah wanita itu sampai dia lari dan Arthur menamparku. "Apa yang kau lakukan? Kau sudah gila hah??" hardiknya membua hatiku sakit. "Kenapa kau menghianatiku?" ucapku tajam "Kita tak punya hubungan apa-apa!!" tukasnya dingin "Jadi apa yang kita lakukan  selama ini bukan apa-apa?" tanyaku shock. Arthur terkekeh "Ya, kau puas , aku puas dan itu cukup. Sekarang kau keluar dari apartemenku!!" ucapnya kasar.  Aku segera keluar dari apartemennya, kurasa dia sedang mabuk, otak Arthur belum bisa berfikir jernih. Aku berlari ke mobilku dengan perasaan terluka.


Aku merasa shock ketika ayahku menyerahkan diri ke polisi. Apa-apaan ini? Aku tahu Arthur dibalik semua ini, aku segera mencarinya dan dia mengakuinya. "Jadi kau hanya memanfaatkanku saja huh?" hardiku kesal. Dia tertawa walau matanya menyorotkan kesedihan. "Kenapa kau menghancurkanku Arthur, aku mencintaimu kenapa kau lakukan ini padaku?" jeritku frustasi. Aku bisa merasakan sorot mata bersalahnya padaku tapi bagaimana bisa dia menjahatiku sekaligus merasa bersalah, ada apa?

flash off

Bersambung...

Tinggal beberapa part sepertinya, aku gk mau cerita makin aneh jd part nya pendek2. tp walau pendek aku menulis tiap part minimal 900 karakter.. so gk bikin ganjel deh.

Jangan lupa comment n vote
thank u...

MY PRINCE BARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang