Part 62 : Angry

10K 485 3
                                    

Mulmed is Hera

Happy reading....




Anabelle Pov


Beberapa hari ini tubuhku terasa lemas, perutku mual. Mungkin aku kelelahan dan masuk angin. James selalu menemaniku seperti sekarang, dia bekerja secara online. "Kau sudah baikan?" tanya James sambil mengusap pipiku, aroma tubuhnya benar-benar seperti candu buatku. Aku menarik tubuhnya dan mencium dalam-dalam wangi tubuhnya. "Kau kenapa?" tanya James khawatir dan aku menggelengkan kepalaku, rasa mualku mulai berkurang. "Ke dokter ya?" pinta James namun aku menggeleng lagi. "Aku baik-baik saja, sungguh. Jangan tinggalkan aku..." ucapku sambil memeluknya erat dan tak sengaja payudaraku menyentuh kejantanannya yang di bungkus oleh celana pendek berbahan katun. James menahan nafas dan aku terkekeh melihat caranya menahan gairah. Aku menarik celananya dan mencium kejantanannya. "Aah... Anabelle..." erangnya frustasi dan aku langsung mengulumnya dengan liar. Membuat seorang Robertsen pemilik perusahaan terbesar di Portland mengerang erang. "Anabelle... aakkh..." desahnya membuatku semakin bersemangat mengulum miliknya, namun James menghentikanku dia mendorong tubuhku dengan lembut sambil mencumbuku. Kami pun bercinta dengan hebat.

Aku mendengar suara bel apartemenku berbunyi, James sedang membersihkan dirinya di kamar mandi. Aku segera membuka pintu dan... "Hai, baby girl, adikku sayang..." ucap Hera langsung mendorong tubuhku dan masuk ke dalam apartemen. "Kau mau apa?" tanyaku ketus. "Aah... James belum cerita huh? "tanya Hera pura-pura menyesal. "Apa?" tanyaku malas. "Kami ada kesepakatan ker-ja!" ucapnya seduktif sambil mengeja kata kerja penuh dengan penekanan. Aku tahu kata kerja disana bukan kata kerja yang sebenarnya. "Lebih baik kau pulang kak!" ucapku dingin dan Hera langsung menatapku galak. "Hei anak kecil, jangan coba-coba mengusirku. Mana James??" ucapnya ketus. "Keluar!" ucapku. "Kalau aku keluar, maka hubungan kalian akan aku hancurkan, seperti Selena..." bisiknya "Apa maksudmu?" tanyaku penasaran. "Kau tahu Selena? Dia tak kooperatif jadi..." ucapnya terputus sambil memegang lehernya sendiri dan menjulurkan lidah. "Kau membunuhnya?" ucapku tak percaya. "Makanya kau jangan coba-coba!" ancamnya. "Apa maumu??" tanyaku kesal. "Bercinta dengan James di hadapanmu dan aku janji." ucapnya lalu mencondongkan tubuhnya kepadaku. "Aku takkan mengganggu kalian lagi!" bisiknya di telingaku lalu menjauhiku, duduk di sofa dan tertawa. Air mataku menggenang, benar, wanita ini sangat sinting. "Aku sudah menawarkan itu kepadanya, namun dia mengabaikanku. Maka aku putuskan untuk kesini dan memastikan apa dia mau atau akan lebih parah lagi.." ancamnya. "Apa maksudmu?" tanya James tiba-tiba keluar dari kamar. Membuat air mataku mengalir deras.





James Pov

Aku mendengar Anabelle sedang berbicara entah dengan siapa, aku segera mengeringkan tubuhku, memakai kaos dan celana pendek lalu keluar dari kamar. "Aku sudah menawarkan itu kepadanya, namun dia mengabaikanku. Maka aku putuskan untuk kesini dan memastikan apa dia mau atau akan lebih parah lagi.." ancam Hera. "Apa maksudmu?" tanyaku penasaran membuat Hera terlihat senang dan langsung bergelayut manja di lenganku. "Hera, hentikan!" tolakku namun dia tetap menempel. "Bagaimana dengan kesepakatan kita sayang?" tanya wanita itu "Tak ada kesepakatan apapun!" ucapku tegas dan wajah Hera tampak murka. "Oh, jadi kau menolakku?" ucapnya geram. "Hera, aku akan menikah jadi tolong.." ucapku sedikit melunak. "Kau jangan munafik James, aku tahu kau seperti apa!!" ucapnya "Apa maksudmu?" tanyaku geram. "Kau player, berapa gadis yang telah kau tiduri? Dan aku pun mau kau tiduri!!" desahnya sambil mendorong tubuhku ke atas sofa dan melumat bibirku, tangannya dengan lincah meremas kejantananku hingga menegang. Sial, dia ahli dalam berciuman dan menjamah. Aku terengah, berusaha mendorong tubuhnya namun jalang ini menekan kejantananku. "Aku akan mencelakai Anabelle, kalau kau tak menurut. Kau tahu siapa aku kan?" bisiknya lalu menciumku. Aku meremas bokongnya membuatnya mengerang, aku langsung membalikan badannya hingga terjatuh dari sofa. "Aarkkh...." jeritnya kesakitan. Aku segera bangkit dan melap bibirku. "Kau sangat berbahaya, Hera!!" ringgisku kesal, Hera bangun lalu memegang pinggangnya. "Kau sialan, James!!" jeritnya lalu membawa pistol dari dalam tasnya. Aku terkejut, begitu pun Anabelle yang berada tepat di sampingku. "Kau tak menurut, oke ini yang akan bicara!!" teriaknya.

Dorr!!

Satu tembakan dan semua terlambat.....



Bersambung....

Tebak, siapakah yang tertembak??

Thanks for reading dan jangan lupa vote, komentarnya ya..
Love u muaah...

MY PRINCE BARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang