Part 23 : Misterious and the untouchable

16.9K 795 2
                                    


Ada 21++nya ya

Bagi kalian yang menganggap cerita ini murahan, iih kenapa juga dibaca sampai part ini? penasaran juga kan??? hehehe...

Anggap saja ceritaku ini sebagai hiburan semata dan ada pesan kehidupan looh  yang tersirat jika kalian bisa mencernanya dengan pikiran positif.

Terima kasih bagi yg udah setia membaca dan happy reading...

Muaaah....




Abraham Pov

Aku melihat tatapan terluka dari istriku. "Untuk apa lagi kau mencampuri hidupku Tuan Abraham?" ucap Diandra sinis. Aku mengusap kepalaku kasar. "Apa yang kau lakukan? Kau bekerja sebagai jalang huh?" tanyaku tajam "Ya aku jalang, kau puas?? Dan kau sedang apa, mencari jalang?" sindir wanita itu "Kau masih berstatus isteriku!" pekikku "Dan kau membuangku, memisahkanku dengan anakku, brengsek!!" isak Diandra pilu, membuat hatiku sakit. Aku memukul dinding kamar itu cukup keras hingga tanganku berdarah. Rasa sakit di tanganku tidak sebanding dengan sakit di hatiku. "Aku hanya berusaha bertahan hidup, demi anakku. Walau kau memisahkanku dengannya. Tapi aku yakin suatu saat dia akan mencariku dan itu alasan aku harus bertahan hidup!" ucapnya pilu. Aku memeluknya. Tubuhnya serasa lemah dan rapuh, "Maafkan aku sayang!" bisikku lembut. "Kenapa kau mencampakanku?" isaknya pedih. "Aku tak mau Hera menyakitimu dan anak kita. Dia mengancam akan bunuh diri atau membunuhmu dan anak kita. Dia gadis yang keras!" ucapku. Dan aku tak mau menyakiti Hera karena rasa bersalahku telah melibatkan ibunya hingga dia terbunuh.

Diandra menatapku, sorot matanya masih menyiratkan cinta. Aku mengecup keningnya. "Pulanglah!" ucapku memohon. Aku tak peduli lagi jika Hera akan murka. Aku juga ingin kebahagiaanku bersama istri dan anakku.

Namun Diandra menolakku "Aku berhutang banyak pada tempat ini, bukan berhutang materi, tapi budi?" ucapnya membuatku tak bisa memaksanya lagi. "Tapi, suatu saat aku pasti keluar dari sini.." ucapnya. Aku mendengus kesal berusaha memahaminya. Diandra menatap rindu kepadaku dan aku mengecup bibirnya dengan lembut. Aku membuka kain tipis yang menutup bra dan celana dalam berendanya. Aku meremas payudaranya dan mencumbunya dengan liar. Diandra mendesah, aku mendorong tubuhnya ke dinding dan menciumi leher dan dada Diandra, memberi jejak-jejak cinta.  Aku menelanjangi Diandra dan mendudukannya di meja rias. Diandra pasrah dengan gairahku yang menggelora. Aku memasukan jariku kedalam vaginanya memberikan foreplay agar Diandra tidak kesakitan ketika aku memasukinya. Aku menghisap puting merah mudanya secara bergantian. Aku menarik Diandra turun dan menungginkannya, aku memasukan kejantananku dan memompanya dengan lembut "Abraham....mmh..." desah Diandra sambil menatapku dari pantulan cermin dengan tatapan bergairah. Aku melihat payudaranya bergoyang kesana kemari, sesekali aku meremasnya dan menggigit kecil leher Diandra. "Aku mau keluar... aaah...." ucap  Diandra putus asa. Aku semakin mengencangkan goyanganku dan kami pun mencampai klimaks bersama sama. Aku menyemburkan benihku didalam rahim Diandra, aku menatap kaki isteriku ini sedikit bergetar karena kegiatan kami. Aku mengecup bibirnya dan segera memakai celanaku.



Diandra mengobati luka di tanganku "Suamimu sungguh keren!"ucap Mendez melihat kelakuanku yang konyol memukul dinding sampai berdarah. Diandra hanya tersenyum tipis "Kau tak tahu perbuatan yang lebih berbahaya dari ini jika suamiku marah..." ucapnya sambil menempelkan obat ke lukaku. "Tuan Abraham sudah terkenal, aku tak meragukannya!" ucap Mendez ngeri. Diandra terkekeh karena aku tahu maksud Diandra jika aku marah aku akan menyiksanya dalam percintaan.  Diandra sudah mengobati lukaku, aku segera berkemas namun aku memberi kode kepada Mendez untuk mengikutiku.

Aku menatap pria kemayu ini dengan tajam "Apa kau menyuruh istriku menjadi penari?" tanyaku "Tidak tuan, mana berani. Dia sendiri yang memaksa. Karena dia membutuhkan uang. Makanya dia menutup identitasnya sebagai penari!" ucap Mendez. "Tolong jaga istriku baik-baik, dia belum mau aku ajak pulang!" ucapku lirih. "Diandra sangat merindukan anaknya.." ucap Mendez membuatku berfikir sejenak. "Jika aku mengambil Diandra, kau takkan marah?" tanyaku. "Yeah... sebenarnya dia assetku, tapi demi kebahagiaan Diandra aku rela melepasnya!" ucap Mendez tulus. Aku menepuk pundaknya "Jika kau butuh bantuan, kau bisa menghubungiku!" ucapku membalas Mendez dengan tulus.

Diandra melotot ke arahku "Kau seorang pemaksa Tuan Abraham!!" ucapnya tidak suka. "Aku tak pernah memaksa, pilihan ada di tanganmu!" ucapku penuh kemenangan. Diandra hanya bisa mengerang sambil menatapku kesal.




Diandra Pov

Ya Tuhan, kenapa bisa aku jatuh cinta pada lelaki tua pemaksa ini? Dia mengancamku akan menjauhkan Abraham Jr. dariku jika aku tetap berada di club ini. Aku memang sangat merindukan anakku tapi aku takut Hera menyakiti aku dan anakku. Abraham membawaku ke apartemennya, "Aku rasa kau aman disini!" ucap Abraham "Aku akan menjemput Abraham di mansionku, kau tunggu." ucapnya sambil mengecupku pelan. "Abraham... "panggilku ragu "Ya?" tanya pria itu sambil mengernyitkan keningnya. "Tidakkah kau merindukanku?" tanyaku Abraham terkekeh "Tentu saja sayang, ini sebabnya aku memberanikan diri untuk mengajakmu pulang, sekarang!" ucapnya sambil mengecup keningku "Oh ya satu lagi, kenapa aku tak menceraikanmu? Itu karena aku tak mau kehilanganmu. Aku memiliki keyakinan bahwa aku akan mengajakmu kembali kesisiku.."ucapnya panjang lebar "Bukankah kau cemburu pada Bara?" pancingku. "Awalnya, iya. Tapi aku berfikir lagi... Aku tahu strategi anakku. Jadi aku sudah tahu yang sebenarnya..Jujur aku cemburu tapi aku tak sebodoh itu!" ucapnya sambil menyentuh hidungku gemas. "Bawa bayiku kemari,please?" pintaku "Oke honey!" ucapnya sambil mengecupku dan pergi meninggalkanku.

Abraham Jr sungguh sangat tampan seperti ayahnya, aku memeluknya dan menciumnya berkali-kali. Aku sangat merindukan anakku, aku hampir menangis ketika aku menatap netra coklatku turun ke mata Abraham Jr. Abraham meminta baby sitter membawa bayiku. "Sekarang giliran kita melepas rindu, bukan begitu?" goda Abraham sambil membopongku ala bridal style ke kamarnya. "Aah... ternyata kau masih mesum, Tuan Abraham!" godaku sambil mengecup leher pria itu. Abraham terkekeh kemudian membuka kancing kemejanya "Dan aku masih seseduktif dulu kan sayang?" ucapnya sambil memamerkan tubuh six pack nya. Aku tersenyum malu, gairahku mulai memuncak ketika dia mulai memelukku meraba seluruh tubuhku dan menciumku dengan kasar. "Kau mau main kasar huh?" tanyaku "Yaa... karena aku merindukanmu!" ucapnya sambil terkekeh. Abraham menarik pakaianku dan melepas pengait braku, menelanjangiku dan memintaku menindih tubuhnya. Aku duduk di atas perut Abraham dan mengecup lehernya, dada, putingnya yang coklat, perut dan Abraham menghentikanku ketika aku hendak bermain dengan kejantanannya "Aku milikmu begitu juga milikmu huh?" tanyaku ketika dia melarangku, aku menjilati selangkangannya sehingga membuatnya mengerang dan tidak ada penolakan lagi. Aku meng-oral-nya. Berusaha memberikan service terbaik untuknya hingga Abraham mengalami orgasme di mulutku. Aku menelannya, tanda aku sangat mendambanya, sangat memujanya.

Abraham hanya tersenyum menatapku nanar. Dia kemudian membalikkan badanku dan menindihku. " giliranmu!" ucap Abraham sambil mengecup bibirku dengan lembut. aku hanya pasrah ketka dia mulai memasuki diriku. Aku merindukan sentuhannya, aku rela dia menyemburkan benih-benihnya didalam rahimku berkali kali, aku pasrah kepada pria yang sangat aku cintai ini.



Bersambung...

See you next part, semoga kalian.suka.
Jangan lupa vote n komennya.
thank you...

MY PRINCE BARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang