Part 48 : Secret Love

11.5K 514 0
                                    


Be wise

Happy reading....



Author Pov

Diandra sempat sedih ketika James memintanya mengijinkan Anabelle untuk kuliah di Portland bersama James dan Albert anak Hera. Tapi Anabelle bersikukuh dan memang sekolah disana jauh lebih baik. Bara menguatkan hati Diandra, toh disana Anabelle ditemani James dan Albert.

Akhirnya Anabelle mendapatkan ijin, hatinya sangat bahagia. "Uncle James, terima kasih.." ucap Anabelle sambil memeluk James dengan erat. "Santai Anabelle... Uncle tak bisa bernafas.." canda James membuat Anabelle merona. James sangat mencintai Anabelle dan berharap hari-harinya takkan kesepian lagi dengan hadirnya Anabelle di Portland.

Anabelle memang kesepian karena Daddy sibuk bekerja dan mom sibuk dengan adik-adiknya yang memang masih butuh perhatian ekstra dari mom dan dia sebagai kakak tertua selain Aber, dan Aber ya namanya laki-laki pasti cuek tak seperti perhatian dari mom atau kakak perempuan.



Haris Pov

Bara memintaku mengurus bisnisnya di Bali, dan aku sudah selesai membereskannya. Tinggal memberikan laporan, bahwa hasil kerjaku disana akan membuatnya bahagia. "Bara?" sapaku membuat sahabatku itu tersenyum dan memelukku. Aku menatap ada seorang gadis mungil menatapku, mata cokelat Diandra ada disana. "Aku Tarra.." ucapnya seperti menjawab pertanyaan di kepalaku. Aku terkekeh. "Haii... gadis cantik.. Aku uncle Haris!" sapaku sambil mengusap rambutnya. "Uncle aku sudah dewasa.." protesnya tak suka ketika aku mengelus rambutnya. Bara terkekeh. "Dia sedang rewel, aku membawanya ke sini agar Tarra tak mengganggu ibunya." ucapku. "Oke gadis cantik, maaf.." ucap Haris sambil mengecup punggung tangan Tarra dan wajahnya merona. "uncle mau minum apa?" tawarnya sambil berjalan menuju mini cooler. Aku tersenyum "Aku ingin minuman kesukaanmu!" ucapku membuat gadis kecil itu senang. Dia menyodorkan sekaleng jus jeruk untukku. Kami pun mengobrol dan tanpa kusadari Tarra tertidur di sampingku, kepalanya menyandar ke lenganku. Aku membaringkannya di pahaku agar tidurnya terasa nyaman. "Maafkan anakku..." pinta Bara malu. "Tak apa, aku suka anak kecil!" ucapku tulus. Kami pun membahas kembali bisnis kami.


Aku merasa letih, aku membaringkan tubuhku di kamar. Aku merasa hampa setelah memikirkan keadaanku selama ini. Aku tak pernah ke club untuk menghabiskan waktuku dengan jalang ataupun berpacaran. Aku benar-benar menutup diriku, apa aku akan terus sendiri seperti ini?






Anabelle Pov


Aku menatap wajah Uncle James, aneh dia membawaku ke atap kantornya sepulang les. "Ada apa uncle?" tanyaku sambil mengikuti uncle James menaiki tangga kecil. "Kemarilah..." ucapnya sambil membukakan pintu yang menuju ke luar gedung. Aku terpesona dengan meja bundar dan kursi sepasang dihiasi lilin dan makanan. Suasana di atap pun penuh dihiasi gemerlap lampu kota dan alunan musik yang romantis. "Uncle James?" ucapku terbata. Air mataku, menetes. Air mata bahagia!

Uncle James berjongkok dengan lutut kiri yang menyentuh lantai. Pria tampan itu mengeluarkan kotak beludru berwarna biru dongker. "Miss Anabelle Linch, maukah kau menjadi kekasihku?" ucap Uncle James melamarku. Aku menangis tersedu sedan membuat Uncle panik dan memelukku. "Kau membuatku bahagia uncle!" isakku sambil memeluknya erat. "Heii.. aku belum melamarmu menjadi kekasihku. Dan aku ingin melamarmu dengan romantis, bukan membuatmu menangis..." ucapnya sambil mengecup pucuk kepalaku. "Iya.." isakku. "Anabelle... " bisikku. "Aku mau jadi kekasihmu uncle.." jawab Anabelle mencoba menghentikan tangisku. James memasangkan cincin di jari manisku. "Jangan panggil aku Uncle James lagi, panggil aku James.." ucapku. "Oke James.." ucapku canggung. James menciumku dengan lembut. Kami menghabiskan makan malam kami dengan romantis.

Aku mulai jenuh dengan hubungan ini, jenuh karena harus berpura-pura di depan keluarga bahkan jika kami sedang jalan pun kami tak bisa bebas berpelukan apa lagi berciuman. "Kenapa kau melamun sayang?" tanya James sambil mengecup keningku. "Aku bosan dengan hubungan ini, eh maksudku.."James langsung menatapku tajam "monoton?" tebaknya. "Bukan, James, tak bebas bisa menciummu kapan saja dan dimana saja... Aku ingin menunjukan pada orang di luar sana kalau kau itu milikku!" ucapku sedih. James terkekeh "Kau mempedulikan mereka?" tanya dia sambil mengecup leherku dengan seduktif. "Aku tak suka mereka menatapmu dengan lapar dan aku tak bisa berbuat apa-apa!" ucapku geram. "Anabelle, kau pikir aku tidak merasakan hal yang sama?" tanya James sambil menatapku intens "Bersabarlah, di Portland kau bisa menciumku dimana saja. " ucapnya membuatku merona. "Oh ya malam minggu kau di ajak ke pestakan oleh mom and Dadd?" tanya James. "Ya, aku dan Aber akan ikut mom dan dad" ucapku. "Dandanlah yang cantik.." bisiknya sambil mengulum telingaku. "James..."desahku geli. "Kau pasti sudah basah.." desahnya sambil melebarkan kakiku dan mulai berbuat sinting!

James menjilati pangkal pahaku lalu selangkanganku. kewanitaanku pun tak luput dari lidah kejamnya. Aku mengalami orgasme yang nikmat dan seperti biasa James menjilati cairanku sampai bersih. "Aku mencintaimu Anabelle..." desah James sambil memelukku erat.



Bersambung....

Akhirnya, part ini selesai setelah beberapa hari gak update karena fokus pada proyekku yang lain.

proyek = karya tulisanku

Tadinya aku mau hiatus untuk cerita 21++ karena galau hahhaha

ini proyekku yg baru, update diusahakan kaya minum obat karena cerita ini akan selesai pas lebaran hahahaha...
Semoga kalian suka..

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY PRINCE BARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang