Part 32 : CLBK

15.4K 671 4
                                    

Happy Reading....



Diandra Pov

Aku mengerjapkan mataku, kepalaku terasa pening. Aku menatap ke sekelilingku, rumah sakit. Ingatanku kembali pada kecelakaan itu. "Anabelle, Bara..." jeritku. Haris dan Hera segera mendekatiku "Bagaimana keadaan mereka?" tanyaku sedih. "Anabelle baik-baik saja hanya lecet sedikit, karena Bara melindunginya." ucap Hera sedih. Aku bernafas lega kemudian teringat dengan Bara. "Bara?" tanyaku cepat. Haris menatapku lalu pergi keluar. "Ada apa dengan Bara, bagaimana keadaannya?" ucapku takut. Hera meneteskan air matanya. "Dia... dia.sudah pergi mom..." isak Hera membuatku shock.

Andai aku tahu jika mimpi itu firasat bahwa aku akan kehilangan Bara, andai aku tahu umurnya takkan lama. Mungkin aku akan mencoba untuk mencintainya kembali. My Prince Bara... pangeran pelindungku. Aku menangis. "Aku ingin menemuinya, bolehkah aku melihat jasadnya?" ucapku lirih. Hera memapahku ke kamar dimana Bara berada, aku menatap tubuhnya yang terbujur kaku ditutupi kain putih.

Aku mendekatinya dan merasa ragu membuka kain itu. "Bara, maafkan aku..." ucapku sedih. "Andai aku tahu kau akan seperti ini, mungkin aku akan mencoba membuka hatiku untukmu. Tak peduli aku akan mencintaimu kembali atau tidak. Yang penting kau bahagia." isakku perih. "Maafkan aku yang tak bisa membalas kebaikanmu, maafkan aku yang tidak membalas cinta dan kasih sayangmu dan terima kasih sudah mau menungguku dan mencintaiku beserta anak-anakku. Kau ayah terbaik Bara...." isakku lagi. Aku.membuka kain yang menutup wajah Bara. Wajahnya sangat pucat, aku menangis menelungkupkan wajahku di dadanya. "Bara....kembalilaah... Aku tak sanggup hidup tanpamu.. Aku menyayangimu Bara, jangan tinggalkan aku.. Aku takkan mampu merasakan lagi kehilangan orang yang aku cintai..." isak Diandra pilu. "Aku juga mencintaimu Diandra dan aku akan selalu berada disampingmu!" ucap Bara sambil terkekeh. Aku menghentikan tangisku. Mataku melotot menatap Bara yang membohongiku. Haris, Arthur dan Hera tertawa terbahak-bahak mentertawakan kebodohanku. "Tidak lucu!!" geramku kesal. "Kenapa ya orang dewasa itu begitu rumit. Apa sulitnya mom dan dad menikah saja tanpa harus berdrama?!" ucap Aber sambil menatap kami cuek. Sikap Aber memang lebih dewasa dari umurnya. Aku merengut kesal."Mom, menikahlah dengan dad..." ucap Anabelle "Ya mom, ayah pasti senang diatas sana melihat mom dan dad bahagia!" ucap Hera sambil bergandengan dengan Arthur, Aber dan Anabelle. Wajahku memerah, entah malu, senang, kesal dan entahlah semua rasanya campur aduk. "Bara, aku akan membuat perhitungan denganmu!!" bisikku pada Bara membuat tubuh Bara menegang.


Bara mengalami patah tulang di lengan kirinya dan lecet-lecet, aku sangat khawatir dengan keadaannya. Tadinya aku malas mengurusnya tapi Anabelle begitu menyayangi Bara. "Mom, dad sudah tidur. Bolehkah aku tidur bersama daddy?" tanya Anabelle membuatku terenyuh akan kedekatan Ana dan Bara. "Baiklah, tapi kau jangan rewel ya sayang?" ucapku sambil mengecup keningnya. "Aku juga mom!" ucap Aber, aku menghela nafas "Lantas yang tidur sama mom siapa?" ucapku pura-pura sedih. "Mom tidurlah bersama kami!!" pinta Aber. Akhirnya aku mengalah. Bara tampak bahagia kami berempat akhirnya tidur satu ranjang.

Bara sudah pulih gips ditangannya sudah di copot, namun dia belum bisa mengangkat yang berat termasuk memangku Anabelle. Bara akhir-akhir ini begitu manja padaku membuatku kesal namun tak berdaya.

Hari ini Aber dan Ana dibawa oleh Hera untuk berjalan-jalan di mall membeli keperluan sekolah mereka sekaligus mengajak main Hanna anaknya Hera dan Arthur. Aku mendengar suara pintu di ketuk dan Bara segera membukanya karena aku sedang memasak. Aku menebak-nebak siapa yang datang apa lagi Bara tak kunjung muncul. Aku mematikan kompor dan melihat siapa yang datang. Aku melihat Bara sedang berbicara serius dengan seorang wanita berambut pirang dengan pakaian ketat dan seksi. "Ehhem.. " Aku pura-pura batuk membuat mereka berdua melihat ke arahku. "Emh, Clara, perkenalkan ini calon istriku" ucap Bara sambil menarik tubuhku dan merangkul pinggangku. Wanita itu tampak tak suka lalu meminta ijin pulang " Pak Bara, aku akan segera menyelesaikan proposalnya dan saya harap anda tidak kecewa dengan hasil yang saya buat!" ucapnya datar. Aku tersenyum miring. Wanita ini pasti mengira Bara single, dia berani menatapku dengan tatapan "Sayang.... " ucapku sengaja sedikit kencang lalu melumat bibir Bara dihadapan wanita itu yang semakin terbelalak dan Bara menyambut ciumanku dengan rakus. Aku sedikit terengah ketika wanita itu sudah pergi dan bara masih menciumku. "Bara.. mmpph... sudah!!" ucapku sambil mendorong tubuhnya dan kembali kedapur. Bara terkekeh melihat kelakuanku. "Kau cemburu!" ucapnya menyebalkan. "Jangan berharap lebih dariku!!" ucapku ketus. "Dia sekretarisku!" ucapnya "Suruh dia berpakaian sopan atau pecat dia jika tak menurut." ucapku sambil menyalakan kompor. "itu hak dia!" ucap Bara santai, aku melirik ke arah Bara dengam kesal "Kau membelanya?" tanyaku tajam. "Dia sekretaris yang cukup bisa diandalkan!" ucapnya menyebalkan. Aku menatap kearahnya "Terserah kau dan aku tak peduli!!" ucapku ketus. Hatiku merasa sesak melihat Bara membela wanita itu. Aku jadi teringat sewaktu dia membela Hera dulu dan berselingkuh. Aku rasa aku harus mulai menghindari Bara dan membatasi perasaanku agar tidak terjerumus lebih dalam.



Bersambung....

Di part berikutnya akan ada konflik dan 21++

Hari ini aku update 2 kali ochee...

Thanks for reading jangan lupa komen dan vote nya

love u guys... muaaach....

MY PRINCE BARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang