08

678 46 5
                                    

Yang seharusnya pergi, biarlah pergi. Yang seharusnya datang, biarlah datang. Kadang, cinta memang hanya perihal siap dan mengikhlaskan.

♡♡♡♡♡

"Assalamualaikum." Ucap Adi saat sudah tiba di rumah Nara.

"Walaikumsalam." Balas Nara sambil membuka pintu.

"Masuk di." Ajak Nara. Adi pun langsung mengikuti langkah Nara untuk masuk.

"Ko sepi ra? Pada kemana?" Tanya Adi begitu menyadari bahwa tidak ada siapa-siapa dirumah Nara terkecuali mereka berdua.

"Bunda sama ayah gua kerja, Ade gua lgi maen." Jawab Nara sambil mengambil Laptop di kamarnya.

Adi meng-oh ria.

"Eh sini-sini gua bantuin." Ucap Adi ketika melihat Nara yg begitu repot membawa Laptop dan buku buku.

        Tanpa tersadar saat tangan Adi menyentuh tangan Nara, mereka masuk dalam ingatan yg sama perihal masa lalu mereka. Terlalu banyak kenangan yang mereka berdua habiskan dalam waktu bersamaan, hingga munculnya orang ketiga yg menghancurkan itu semua.

       Saat tersadar tangan Adi menyentuh tangan Nara. Nara segera melepaskan semuanya, sampai sampai buku yg di pegangnya pun berjatuhan.

"Hmm maap." Ucap Nara kemudian.

Adi mengangguk.

      Laptop segera di aktifkan oleh Nara, untuk secepatnya mulai mengerjakan tugas kelompoknya. Nara sibuk mencari bahan-bahan di buku untuk di ketik sebagai tugasnya, namun Adi masih belum bisa fokus pada tugasnya. Adi slalu berfikir bagaimana caranya untuk meyakinkan Nara bahwa dia masih mencintai Nara sampai kapanpun. Walau sulit baginya, meyakinkan orang yg sudah benar-benar kecewa. Tetapi Adi tidak menyerah, dia trus mencari cara bagaimana bisa kembali lagi seperti dulu bersama Nara, walaupun Nara tidak memberikan kesempatan kedua untuk Adi.

"Nih lu aja yg ngetik, dari bagian A sampe C abis itu lanjut di buku ini yg nomor 1 sampe 2. Nanti sisanya biar gua cari lagi." Ucap Nara sehabis mencari-cari bahan tugasnya di buku.

Adi tidak menjawab, melainkan mengangguk tanda mengerti.

"Oia lu mau minum apa? Gua bikinin minum dulu ya." Tanya Nara.

"Iyah apa aja." Jawab Adi dengan muka flat.

         Tanpa basa basi, Nara segera meninggalkan Adi, membuatkan minuman untuknya.
Setelah beberapa menit kemudian, Nara datang membawakan dua cangkir es coklat.

"Nih." Ucapnya sambil menaruh cangkir tersebut.

"Makasih ra." Kata Adi yg masih sibuk mengetik.

Tiba tiba Adi berhenti mengetik dan memandang Nara dengan serius.

"Ra." Katanya kemudian.

Nara yg sedang meminum segelas es coklat pun hanya bisa mengangkat alisnya.

"Gua masih sayang sama lu ra, dari dulu sampe sekarang." Ucap Adi yg berhasil membuaat Nara tersedak.

"Gua tau lu gamau nerima gua lagi, gua tau lu ga mau ngasih kesempatan kedua buat gua. Tapi satu yg harus lu tau ra!" Adi memberi jeda.

"Gua sayang sama lu." Lanjut Adi.

"Kata Mutia juga, sayang kan ga harus pacaran! jalanin kaya temen ataupun sahabat juga bisa." Ucap Nara berusaha santai.

"Kenapa sih ra? Kenapa ga pernah mau ngasih kesempatan kedua buat gua? Gua janji ra, kalau misalkan lu kasih gua kesemapatan kedua, gua bakal buktiin ke elu ra kalau gua ga seperti apa yg lu katakan."

Story Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang