25

458 40 0
                                    

"Loh Adit.." Ucap Mutia spontan saat baru turun dari motor Shenshen yg mengantarnya pulang.

"Ohternyata minta buru-buru pulang karna udah ada pacar nungguin dirumah?" Ledek Shenshen yg sama terkejutnya melihat Adit ada di teras rumah Mutia.

"Gua gatau sen kalo Adit ada di sini." Mutia mengelak.

"Alah suka malu-malu gitu! Yaudah ah gua mau pulang dulu, siapa tau ada yg nunggu gua juga di rumah." Ucap Shenshen yg sekalian berpamitan untuk pulang.

"Makasih ya sen." Mutia melambaikan tangan ke Shenshen yg semakin lama semakin menjauh dari rumahnya.

      Dengan rasa tidak enak, Mutia menghampiri Adit yg sepertinya tidak sadar akan kehadirannya.

"Adit." Sapa Mutia yg membuat Adit sedikit terkejut.

"Loh, lu kapan nyampenya? Tiba-tiba udah ada di hadapan gua aja." Ucap Adit.

"Asik sama HP aja sih!"

"Atuh gua kan nungguin elu, mau ngapain lagi kalau ga main HP?"

"Lu ngapain ke sini?" Mutia mengalihkan.

"Gua tau lu kangen sama gua, mangkannya gua ke sini. Kan kata Dilan, Rindu itu berat. Gua kasian sama lu yg kangen sama gua, nyiksa banget kan yah?" Jelas Adit.

"Dih apasih lu! Pede banget!"

"Gapapa kalau malu mau bilang kangen, gua bisa rasain itu tanpa harus gua denger kata-kata kangen keluar dari mulut lu."

Mutia terdiam, dia terpojokkan dengan ucapan Adit barusan.

"Ini apa?" Mutia berusaha memperalihkan pembicaraan dengan menunjukkan paperbag yg di bawa Adit.

"Ini? Makanan. Gua belum makan."

"Yaudah di makan lah, ko malah di anggurin."

"Temenin makan atuh, gua sengaja beli dua. Biar bisa makan bareng lu!"

"Gua barusan udah makan di rumah Nara. Lu aja makan."

Adit memasang wajah datar.

"Maaf yah, ini kan juga udah gua temenin." Ucap Mutia, merasa bersalah.

         Dengan wajah datar, Adit membuka paperbag yg dia bawa. Mengambil satu box makanan, dan mulai memakannya. Ia mengacuhkan Mutia. Mutia yg merasa Adit marah pun kini semakin merasa tidak enak.

"Adit." Ucap Mutia saat melihat Adit tidak berbicara sama sekali saat makan. Adit pun masih mengacuhkan panggilan Mutia.

Setelah makanan yg Adit makan sudah habis. Mutia kembali mencoba mengajak Adit untuk mengobrol.

"Aditt." Ucap Mutia terdengar lirih di telinga Adit.

"Kenapa?" Tanya Adit yg kini sudah kembali menatap Mutia setelah sedari tadi pandangannya dia alihkan.

"Kenapa diem aja?"

"Trus harus ngomong apa?"

"Dish, marah yah?"

Story Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang