17

503 41 0
                                    

Seperti kalimat yg sering kita dengar, bahwa. Kenyataan memang tak pernah seindah harapan. Maka dari itu, pandai-pandai lah mengendalikan harapan. Jangan di gantungkan setinggi-tingginya, atau jangan di rendahkan serendah-rendahnya. Biasa-biasa saja. Supaya sakitnya pun biasa saja.

~PutriNramadhani.

♡♡♡♡♡

        Adit menyadari bahwa sedari tadi pintu kamarnya di ketuk. Namun dia tidak perduli, karna masih sibuk dengan laptopnya. Aan yg kehabisan kesabaran karna sedari tadi mengetuk pintu kamar Adit tidak ada jawaban, akhirnya ia membuka paksa pintu kamar Adit.

"Lu tuh ya, budek apa gimana sii?! Giliran gua ga ketok-ketok dulu nanti lu marah! giliran gua ketok-ketok lu ga jawab-jawab!" Gerutu Aan dengan kesal.

Adit hanya diam, dan kemudian menutup laptopnya.

"Gece ganti baju, jam berapa ini? Lu udah telat tau ga!" Bentak Aan sambil melihat jam yg melingkar di tangannya.

"Gua ga latihan dulu lah. Pusing banget kepala guaa. Pengen istirahat." Adit merebahkan tubuhnya di kasur tanpa memperdulikan Aan.

"Lu sakit? Udah minum obat belum?"

"Sakit kali ini beda, obatnya langka banget."

"Sakit apa?"

Adit menunjuk bagian dadanya. Yang biasa orang-orang awam simpulkan letaknya bagian hati.

Aan menarik napas panjang, karna kesal.

"Kalo udah urusan hati mah susah, virusnya nyebar kemana-mana. Yaudahlah, gua gamau ganggu orang yg kena penyakit patah hati!" Aan meninggalkan Adit yg kini matanya sudah sedikit terpejam.

♡♡♡♡♡

"Katanya Adit mau kesini pan? Mana sih? Udah jam segini belum juga dateng." Ucap Syifa yg sedari tadi menunggu Adit di studio bersama Naufan.

"Ya sekarang emang jadwalnya Adit latihan vocal fa. Lagian lu kenapa bilang ke Adit kalau lu mau langsung pulang coba?" Ucap Naufan sambil mengutak-ngatik handphone yang berada digenggamannya.

"Gua sengaja bilang ke dia mau pulang, biar pas dia kesini kan jadi kaget gitu ada gua! Gua udah bawain dia ini." Syifa menunjukkan sebuah bungkusan yg sedari tadi di taruh di sampingnya.

"Apaan tuh." Naufan menaikkan kepalanya karna penasaran ingin melihat apa yg di bawa Syifa.

"Ini, sesuatu yg Adit suka." Ucap Syifa kemudian tersenyum, karna mengingat kejadian masa lalunya.

"Yee dasar! Bentar ya gua coba telpon bang Aan dulu."

Naufan berdiri dari bangku yg dia duduki. Berjalan sedikit menjauh dari Syifa, namun Syifa masih bisa mendengar suaranya.

"Bang, Adit ga latihan?"

"......."

"Lah kenapa dah?"

"......."

"Dihh aneh-aneh aja itu orang. Yaudah atuh bang. Sampein ke dia, kalau galau jangan nyusahin orang. Gua dari tadi udah nungguin dia di studio."

Story Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang