Mutia kembali ke kelas bersama Adit. Walaupun perasaannya masih terbilang campur aduk. Sebenarnya Mutia ragu untuk pergi ke kelas berdua dengan Adit. Karna takut dengan ancaman Winda. Walaupun Adit menjamin, jika semuanya akan baik-baik saja. Namun, siapa yg tau kedepannya akan seperti apa? Tidak ada yg tau.
"Mut masih marah sama gua ya?" Tanya Nara ketika Mutia sudah kembali ke kelas, bersama Adit.
"Engga, kenapa harus marah? Yg salah kan gua!" Ucap Mutia sambil duduk di bangkunya dan mengeluarkan satu buku pelajaran.
"Gua percaya sama lu mut, ya mungkin emang tadi itu posisi gua lgi bener-bener bingung harus percaya sama siapa, tapi sekarang gua yakin. Gua percaya sama lu mut! Dan kalau emang lu gamau maafin gua, gua akan nyari jalan keluar buat semua masalah ini. Pliss jangan cuma karna cowo, persahabatan kita jadi hancur begini!"
"Udah lah ra gausah repot-repot! Gua tanpa kalian juga masih bisa ngejalanin hari-hari gua, ya walaupun udah ga lagi berwarna."
"Tenang mut, gua tau gua salah dan gua harus bertanggung jawab. Andaikan tadi gua angkat bicara soal lu, mungkin kejadiannya ga akan begini. Gua minta tolong sama lu, kasih gua waktu buat memperbaiki persahabatan kita."
Mutia tersenyum. Tidak mudah, justru dapat di bilang sangat sulit. Menghapus rasa sakit di dada. Yg amat sangat pedih jika di ingat-ingat.
----
Pelajaran di lanjut. Agus, guru yg amat menyebalkan, membuat murid malas mendengarkannya. Semalas-malasnya seorang murid, tidak ada yg keterlaluan seperti Aldo.
"Aldo!" Bentak pak Agus yg melihat Aldo tertidur di jam pelajarannya. Sontak Aldo pun terkejut dan langsung menegakkan kepalanya.
"Ada apa ya pak?" Tanyanya tanpa dosa.
"Kenapa kamu tidur dikelas?! Kamu tau kan sekolah ini tempat untuk belajar? Bukan untuk tidur!"
"Kenapa bapak memberikan saya banyak tugas? Padahal bapak tau kan rumah adalah tempat beristirahat termasuk tidur!" Ucap Aldo tak kalah lantang.
Semua yg mendengar pembelaan dari Aldo, tidak bisa menahan tawanya. Angga menepuk jidatnya, karna heran bisa mempunyai teman seperti itu. Emosi Agus melonjak. Sudah tidak bisa di tahan. Bagaikan Harimau yg ingin mencengkram mangsanya.
"Keluar kamu! Jangan lagi-lagi ikut pelajaran bapak!" Ucap Agus penuh tekanan.
"Do sadarr do!" Ucap Adi sambil menggoncang- goncangkan tubuh Aldo.
Semua kembali tertawa karna melihat muka Aldo yg kebingungan atas apa yg telah terjadi. Dan setelah sadar atas perlakuannya, Aldo hanya menggaruk-garuk kepalanya yg tidak gatal dan kemudian pergi meninggalkan kelas.
Kringgg!
Ahh surga dunia anak sekolah telah tiba."Untuk tugas selanjutnya di kumpulkan paling lambat hari jum'at. Mengerti?" Tutup Agus saat merapihkan buku-bukunya untuk kembali ke ruang guru.
"Ngerti paak." Serentak menjawab.
Adhlia pergi ke kantin hanya dengan Shenshen. Nara tidak ikut, Mutia apa lagi. Rasanya malas sekali bagi Mutia untuk pergi ke kantin, tapi perutnya tidak bisa di ajak bekerja sama.
"Mut, gua mau nyelesain semuanya ya. Maap gabisa nemenin lu ke kantin." Ucap Nara.
"Lu mau ngelakuin apa ra? Udahlah gausah repot-repot! Ini kan salah gua." Ucap Mutia.
"Ga ada yg ga bisa selagi kita masih mau berusaha! Setidaknya lu hargain usaha gua mut." Ucap Nara dan langsung meninggalkan Mutia tanpa harus mendengarkan terlebih dahulu balasan Mutia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Love
Fiksi Remaja[COMPLETED] "Ini adalah Sebuah rencana terbaik tuhan untuk memisahkan aku dan dia, sebelum di pertemukan oleh orang yg lebih baik,seperti kamu. Mutiara." Seorang artis terkenal, Aditya. Memiliki hobi menuliskan cerita kehidupannya di laptop. Un...