Matahari seperti mencolok mata Adit yg masih terpejam. Hari ini adalah hari pertama dia di Hotel, setelah kepulangannya dari Fairfield Hospital. Akhirnya dia bisa kembali merasakan kenyamanan kasur, tidak lagi berbaring di rakitan besi yang dilapisi matras. Sangat menyiksa.
"Heii bangunn!"
Dengan perlahan, Adit membuka matanya, berusaha melihat siapa yg berbicara.
"Hem Bunda! Aku masih ngantuk." Ucap Adit dengan memalingkan wajahnya dari cahaya matahari.
"Bangun.. Kita Sarapan dulu bareng-bareng! Mutia udah nungguin kamu loh di bawah." Rizka memukul perlahan tubuh Adit.
Adit bangkit dari tidurnya. "Iyah bun iyah. Bunda duluan aja!"
"Okee boss. Jangan tidur lagi ya!"
Rizka berjalan pergi meninggalkan kamar Adit. Adit menapakkan kakinya ke lantai. Berjalan dengan malas kearah kamar mandi.
"Mana Adit bun?" Tanya Syifa yg sedang meletakkan piring ke meja.
"Baru bangun dia."
"Salma nyampe jam berapa bun?" Kali ini giliran Mutia yg bertanya.
"Salma baru berangkat besok pagi, paling malemnya udah sampe di Bandara." Rizka bersuara sambil menyendoki nasi ke piringnya.
Piring Rizka, Aan, Syifa dan Mutia sudah penuh dengan menu makanan pagi ini. Tapi masih ada satu piring lagi yg belum terisi. Sudah lebih dari 15 menit, Adit belum juga keluar kamarnya.
Baru saja dibicarakan. Adit menampakkan dirinya dari balik pintu yg terbuka."Pagii.."
Syifa menolehkan pandangannya, melihat Adit yg duduk disampingnya."Kayanya cuman buat Mutia doang deh ucapannya."
"Hehehe." Adit tersenyum.
"Ko piring aku masih kosong sih?" Entah ini omelan atau kode. Tapi tiba-tiba, Mutia dan Syifa bersamaan menyendoki nasi untuk Adit.
"Eh?"
Mereka berdua saling tatap.
Syifa merasa canggung. Dia lupa bahwa sekarang, dia bukan siapa-siapanya Adit lagi. Dan dia juga lupa, bahwa sekarang ia sedang bersama kekasihnya Adit.
Syifa menghentikan gerakannya. Membuat Mutia dengan percaya diri kembali menyendoki nasi untuk Adit.
Adit tersenyum kikuk. "Makasih."
"Bunda, gimana? Jadiin mantu jangan?" Celetuk Adit mencairkan suasana.
"Lu ini ya! Sekola dulu yg bener! Pen buru-buru nikah aja!" Aan menatap sinis ke arah Adit.
"Hahaha. Gua takut Mutia diambil orang, kalo udah nikah kan gabisa lagi diambil orang!"
"Adit apa sih.." Mutia tak tahan, Adit selalu membuat darahnya berdesir sangat hebat.
"Udah makan dulu, baru ngobrol lagi nanti." Ucap Rizka.
Semuanya terdiam.
♡♡♡♡♡
Daun pintu terbuka, ada Syifa yg menyambut kedatangan seseorang di kamar hotel mereka. Syifa terkejut, "orang ini lagi" Pikirnya.
"Mau ngapain?" Tanya Syifa dengan kedua tangan yg dilipat di atas perutnya.
"Jalan yuk! Gua bete."
Syifa mengerutkan keningnya. Dan memalingkan wajahnya. "Ajak yg laen aja si ndree!"
"Gua maunya sama el-"
Belum selesai Andre berbicara, pandangannya menangkap sosok Mutia yg berjalan di belakang Syifa. "Mutiara!" Panggilnya, membuat Mutia spontan menengokkan kepalanya ke arah asal suara yg memanggilnya barusan. Syifa pun memalingkan wajahnya ke Mutia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Love
Teen Fiction[COMPLETED] "Ini adalah Sebuah rencana terbaik tuhan untuk memisahkan aku dan dia, sebelum di pertemukan oleh orang yg lebih baik,seperti kamu. Mutiara." Seorang artis terkenal, Aditya. Memiliki hobi menuliskan cerita kehidupannya di laptop. Un...