15

557 45 0
                                    

Kringgg!! Kringgg!!

"Dit nanti jangan lupa jam 7 ya. Desain baru gua yg di acc Reza udah keluar, jadi nanti malem lu langsung pemotretan." Ucap Upan sembari membereskan bukunya ke dalam tas.

"Oke boss. Lu udah bilang ke bang Aan belum?" Tanya Adit.

"Udah lah itu mah utama dit. Kalo ga bilang ke dia nanti gimana? Jadwal lu kan yg ngatur dia." Lanjut Upan masih sibuk membereskan bukunya.

"Hahaha . Yaudah nanti gua ke distro dulu sama bang Aan abis itu langsung ke Studio. Lu nunggu di distro apa langsung di studio?"

"Langsung di studio kayanya. Soalnya kan gua bawa model cewe baru juga dit. Gamungkin kan kalo model cewenya tetep Gisel? Nanti lu gagal move on lagi! haha."

"Ohiya bener. Trus model cewenya siapa pan?"

"Ada deh itu mah! Liat nanti aja oke?"

"Yaelah."

"Hahaha. Udah gua duluan ya! Lu harus ke bu Mawar dulu kan?"

"Iyah pan. Hati-hati lu."

"Siap."

♡♡♡♡♡

"Kaka kenapa baru bilang sekarang sih! Kalo udah gini gua balik sama siapa coba? Mana hp segala mati lagi ihhh." Gerutu Mutia saat menerima pesan dari kakanya bahwa kakanya tidak bisa menjemputnya pulang dan setelah Mutia membaca pesan dari kakanya itu, tiba-tiba sekali handphonenya mati karna kehabisan baterai.

"Ekhemm." Winda berdehem saat melihat Mutia yg ada di depannya.

"Ka Winda. Aduhh apalagi inii." Dalam hati Mutia berkata.

"Lu tuh bener-bener gabisa ya di bilangin pake omongan!? Cepet iket tangannya!" Bentak Winda dan memerintahkan pada kedua anak buahnya.

"Loh apa-apaan ini!? kenapa lagi? Kalian ga puas-puas ya?" Elak Mutia sambil berjalan mundur menghindari Grace dan Ecaa yg di perintahkan untuk mengikat tangan Mutia.

"Sini lu! Jangan coba-coba berani kabur ya! Disini udah ga ada siapa-siapa, jadi percuma lu mau minta tolong juga!" Teriak Ecaa.

Bukk!!
          Mutia tersandung batu dan tubuhnya jatuh terbanting ke tanah. Sehingga memudahkan Ecaa dan Grace untuk mengikat Mutia. Mutia berontak, tapi yg dia lakukan hanya sia-sia. Tubuh Mutia yg telah di ikat langsung di bawa ke salah satu kelas terdekat.

"Ini apa hah!?" Bentak Winda ke Mutia sambil menunjukkan sebuah foto yg di ambil di taman sekolah.

"i..itu-" Plakkk! Ucapan Mutia terpotong. Pipinya memerah seketika, karna terkena tamparan dari Winda.

"Lu gausah ngomong apa apa juga gua tau! Lu kira gua bego apa, harus lu jelasin dulu!? Mau sampe kapan lu terus deketin Adit, cewe gatell!?" Ucap Winda penuh tekanan sambil memegang keras pipi Mutia. Air mata Mutia mulai mengalir. Ia tak bisa menahan perihnya tamparan Winda.

Dan,
Plakkk! Satu tamparan mendarat di pipi yg satunya.

"Lu punya mulut! Gua nanya tuh jawabb!."

"Apa mau mulut lu kita sobek hah!?" Kini Grace ikut bicara.

       Mutia hanya bisa menangis. Dalam hatinya dia berdoa, semoga ada seseorang yg bisa membantunya bebas dari Winda.
Winda kembali memegang pipi Mutia dan tangannya sudah melayang kembali di udara bersiap untuk mendarat di pipi Mutia dengan keras.

Story Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang