Story Of Love

05

Pernakah kamu belajar memahami?
Bahwa melupakanmu adalah jalan panjang berlubang yang harus kutempuh sendiri.
-Boy Chandra

♡♡♡♡♡

"Coba lu ceritain ke gua dit, kenapa lu bisa putus sama Gisel?" Perintah Naufan yang masih tidak mengerti apa yang telah terjadi.

Adit pulang diantar Naufan, karna keadaan Adit yg tidak memungkinkan untuk mengendarai mobil sendiri atau lebih tepatnya tidak boleh mengendarai mobil lagi oleh Bundanya.

"Pokonya gara gara lu!" Jawab Adit.

"Ko gara-gara gua si?"

"Iyah gara-gara lu ngasih tau Gisel makan sama Ajil."

"Tapi gua ga ada maksud buat bikin lu sama Gisel putus dit."

"Hahaha bercanda kali yaelah."

"Kampret, gua lagi serius inii."

"Iyahiyah. Pas Gisel kerumah gua, gua marah marahin dia karna lebih milih makan bareng Ajil dari pada jemput gua, eh dia malah balik marah bawa bawa Tiara. Trus dia mutusin gua."

"Tiara? Maksudnya Mutia?"

"Iyah. Padahal gua sering berantem hebat begitu sama Gisel, tapi gapernah ada kata putus di hubungan gua sama dia. Gatau kenapa dia jadi beda sekarang."

"Emang dasarnya gamau sama lu lagi kali ya."

"Maybe."

"Yaudah move on lah jangan terpuruk terlalu lama sama Gisel, dit."

"Lu nyuruh orang gampang bilang Move on, lu sendiri aja belum Move on - Move on."

"He he he."

"Ketawa lagi lu."

"Oia dit, gua mau cerita nih!"

"Gua gamau denger."

"Dish najisin!"

"Ha ha ha."

       Mana mungkin Adit melupakan Gisel secepat itu, setelah setahun lebih bersama. Melewati segala kejadian yg menjadi bagian dalam kehidupan. Suka Duka bersama sampai saatnya mereka berpisah. Kalian tau hal apa yg paling berkesan dari pacaran? Yaitu saat keduanya harus saling melupakan walau masih sama-sama mencintai.

----

"Kamu masih sedih?" Tanya Ajil saat mereka telah tiba di rumah Gisel karna dijalan Gisel sama sekali tidak berbicara.

"Iyah." Jawab Gisel dengan singkat.

"Kenapa kamu putusin Adit kalo ujung-ujungnya kamu juga yg sedih?"

Gisel tidak menjawab.

Melihat raut wajah Gisel yg semakin sedih, Ajil memutuskan untuk memeluknya.

"Kamu jangan sedih, keputusan kamu udah benar. Karna kalau kamu mencintai seseorang seharusnya kamu hanya merasakan kebahagiaan."

Gisel merasa nyaman saat Ajil memeluknya, rasa sedihnya kini berkurang sedikit demi sedikit. Senyuman di wajah Gisel kini kembali terukir.

"Makasih yah." Ucapnya ke Ajil sambil tersenyum.

"Sama-sama. Sekarang kamu masuk kedalem, jangan sedih sedih lagi ya." Ucap Ajil sambil mengusap rambut Gisel.

"Kamu mau masuk dulu?" Tanya Gisel.

"Gausah, aku langsung pulang aja. Nanti ada pemotretan Endorse soalnya."

"Yaudah Hati-hati yah."