Vania seorang cewek yang tomboy namun cantik. Ia memiliki tiga orang sahabat dari kecil. Tidak ada satu orang pun yang berteman dengannya disekolah, semenjak Vania duduk dibangku SMP dan sampai sekarang ia sudah memasuki SMA. Semua siswa mengira kalau Vania cewek yang nakal seperti pada umumnya karna dari penampilan dia yang seperti itu. Namun, tanpa mereka ketahui, Vania adalah cewek yang baik dan suka menolong sesama. Vania juga seorang atlet karate semenjak Sekolah Dasar, saking sayangnya Vania terhadap orang sekitar, sampai-sampai ia menyembunyikan sebuah penyakit yang di deritanya selama dua tahun belakangan ini.
Leo seorang cowok yang suka membully, pemalas di sekolah, sering bolos, tapi sedikit pintar itu mempunyai tiga orang sahabat dari kecil dan sama seperti Vania. Leo yang hidupnya terbengkalai dari ia duduk dibangku Sekolah Dasar sampai sekarang, orang tuanya yang seakan-akan lupa dengan Leo dan lebih mementingkan kakanya yang terkena penyakit jantung. KiniLeo hanya ditinggalkan seorang diri dirumah yang begitu besar, sedangkan kedua orang tuanya pergi ke Singapura untuk pengobatan kakaknya dan kembali ketika Leo duduk dibangku kelas 9 SMP. Semenjak kejadian itu, Leo merasa hidupnya tak beruntung, dan Leo hanya bercerita kepada sahabtnya dan keluarga yang sudah pernah merawatnya dulu.
Awal mereka masuk kelas setelah liburan panjang dan setelah kelasnya diacak, Vania dan Leo adalah satu kelas. Leo dan kawan-kawan yang selalu membuat onar di kelas, sedangkan Vania dan kawan-kawan selalu menegurnya. Leo merasa tidak terima jika ia ditegur sama seorang cewek, sama guru aja sering diabaikan, apalagi dengan cewek. Dan akibat Vania dan kawan-kawannya selalu menegurnya sampai-sampai meraka beradu mulut di dalam kelas.
Leo dan kawan-kawanya pun mempunyai ide untuk selalu membully Vania dan kawan-kawannya itu, namun rencana awal Leo berbanding kebalik dengan kenyataannya. Yang ada sekarang, Leo dikasih amanat oleh Abangnya Vania untuk bisa menjaga Vania semampunya. Karna itulah sekarang Leo bisa di bilang dekat dengan cewek pertama kalinya dan begitu juga dengan Vania.
"Gue bukan cewek seperti pada umumnya, gue bukan cewek sempurna seperti cewek layaknya, gue cewek yang selalu hidupnya menyusahkan orang lain, hidup gue selalu ketergantungan sama obat-obatan. Tidak semua orang tahu tentang penyakit gue, dan seperti yang lo tau, gue gak ada teman selain mereka bertiga. Gue jadi cewek tomboy punya alasan tersendiri. Dan satu hal yang harus lo tau, gue cewek yang begitu lemah yang hidup gue hanya diambang hidup dan mati." Jelas Vania ketika ia berada ditaman Rumah Sakit bersama Leo.
"Lo nggak tau apa-apa tentang gue, yang lo tau tentang gue hanya sebagai cowok yang suka membully, pemalas disekolah, sering bolos, tapi sedikit pintar. Itu semua benar, tapi hidup gue gak seberuntung kehidupan lo, dan lo gak akan pernah bisa berada diposisi gue, karna apa, lo masih bisa merasakan yang namanya kasih sayang orang tua, dan orang tua lo gak akan pilih-pilih terhadap anaknya, dan juga selalu kemana-mana bareng keluarga. Seharusnya lo bersyukur mempunyai keluarga seperti itu." Jujur Leo kepada Vania terhadap apa yang dia alami selama belasan tahun ini.
Mereka berdua diam dengan pikiran mereka masing-masing. masalah di kehidupan mereka berdua kini telah terungkap satu sama lain. Sedih, bersyukur, senang, semua rasa bercampur jadi satu. Dan kini mereka berakhir bersatu dengan takdir yang begitu indah bagi dua insan yang terlahir indah pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboyish Girl [Proses Penerbitan]
Teen Fiction[Revisi jika sudah tamat] Pada dasarnya kita hadir sebagai utusan Tuhan dengan segala skenario yang telah di atur. Untuk menolak saja itu tak akan bisa karena kita hanyalah manusia biasa. Seperti sekarang, dua insan yang telah di uji kesabarannya me...