Malam ini, Leo tengah duduk manis disofa ruang tamu dengan pakaian santainya dan juga ia terlihat begiru sibuk dengan ponselnya. Dan ya, kini Leo tersenyum lebar sambil menatap layar ponselnya. Arsya yang melihat Leo seperti itu pun ia merasa takut jika adiknya itu sekarang punya gangguan jiwa, akhirnya Arsya pun langsung menghampiri Leo secara diam-diam dan melihat apayang sedang Leo lakukan.
Menyesl!
Itulah yang dirasakan Arsya ketika tau apa yang sedang terjadi sama Leo.
"Bucin banget nih bocah , heran." Gumam Arsya dan langsung duduk disamping Leo, sambil menatapnya dengan tatapan geli.
Ya, kini Leo tengah melakukan Video Call dengan Vania.
"Van, besok ikut lagi, ya? Besok gue jemput kayak tadi. Sekarang lo tidur, dan besok bangun pagi. Good night." Ucap Leo dengan senyum yang begitu manis, baginya.
"Tapi, Le gue kan---"
Belum selesai Vania bicara, langsung saja diakhiri panggilan tersebut.
Sedangkan Vania yang berasa disebrang sama hanya bisa pasrah dengan semuanya. Bahkan sekarang Vania tak sadar jika ada tiga cewek yang sedang menatapnya intens.
"Ekhem. Asik bener Video Call sama musuh bebuyutan nih," dehem Agnes yang hanya mendapat cengiran dari Vania.
"Eh, kalian udah lama datangnya?" Tanya Vania dengan santai.
Ketiga cewek tadi pun langsung menghempaskan tubuhnya dikasur jumbo milik Vania. Sang empunya pun hanya meenggelengkan kepala, karna itu memang sudah kebiasaan mereka, sejak dulu.
"Eh iya Van, denger-denger gosip di sekolah, lo lagi deket ya sama si Leo, dan abangnya Leo gak terima gitu, bener gak sih?" Cerca Calista. Orang yang mendapat pertanyaan itu pun langsung membelalakkan matanya.
"Ha? Gue? Nggak juga sih kan itu cuma gosip, kenapa kalian sekarang suka gosip sih, gak biasanya loh." Tukas Vania yang berusaha mengalihkan pembicaran.
Tanpa Vania sadari, kini dia menjadi trending topik di sekolahnya. Dan ditambah lagi dengan Leo yang sudah mengklaim bahwa Vania adalah pacarnya.
Ketiga temannya pun sungguh tak percaya dengan jawaban Vania tadi tapi, mereka tak mau memaksa Vania untuk bercerita semuanya.
"Eh Van, kapan hari Leo sama Nevan berantem dikantin, dan setelah gue tanya ke komplotannya, katanya sih, gara-gara Leo rebut lo dari Nevan." Jelas Calista. Dan itu berhasil membuat Vania melotot.
"Emangnya lo ada hubungan apa sih sama Leo? Lo hutang cerita sama kita-kita." Ujar Agnes dengan nada yang dibuatnya seolah-olah marah.
Pertanyaan itu, seakan menjadi tamparan yang cukup keras bagi Vania. Haruskah ia menceritakannya semua sekarang?
"Gue... Gue gak deket sama Leo. Cuma, akhir-akhir ini dia sering main kesini tiap kali pulang sekolah dan juga ketika gue gak ada jam buat Homeschooling." Jelas Vania dan langsung dihadiahi dengan melototan ketiga temannya.
"APA?!" Kaget mereka bertiga, dan berhasil membuat Vania bergidik ngeri.
calista pun lansgung membenarkan posisinya, "jadi? Beneran? Lo selama ini dekat dengan Leo?" Tanya Calista dengan nada kaget dan sedikit melototkan matanya.
Vania menghirup napas dalam-dalamsebelum ia akan menjawab itu semua, "dia yang deketin gue, buk---" belum selesai melanjutkan penejlasan dari Vania, handphonenya pun berderig, pertanda ada telepon masuk.
Vania langsung melihat nama sang penelpon tadi, ternyata sang penelpon adalah Margareth.
"Tante Margareth?" Gumam Vania, ia pun langsung menggeser tombol hijau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboyish Girl [Proses Penerbitan]
Teen Fiction[Revisi jika sudah tamat] Pada dasarnya kita hadir sebagai utusan Tuhan dengan segala skenario yang telah di atur. Untuk menolak saja itu tak akan bisa karena kita hanyalah manusia biasa. Seperti sekarang, dua insan yang telah di uji kesabarannya me...