Prolog

154K 5.1K 37
                                    

Gemaan suara dakwah terdengar menggema di saat Nazmal sedang dalam perjalanan menuju masjid. Ini adalah hari minggu, di mana pengajian selalu berlangsung saat di hari weekend di sekitar komplek rumahnya itu. Mumpung Nazmal sedang berlibur, ia diajak oleh adiknya yang bernama Faris untuk ikut ke Majelis Ta'lim yang sering ia kunjungi.

Setelah sampai di depan masjid, Nazmal membuka sendalnya, lalu masuk ke pintu khusus ikhwan. Suasana masjid cukup ramai oleh bapak-bapak ataupun anak remaja, Nazmal pun hampir malu karena saat ia masuk pun seluruh mata menghampiri dirinya.

Nazmal dan Faris duduk di depan, itu karena teman Faris memberikan celah duduk agar mereka duduk di situ. "Mass, liat deh itu ustadznya yang sering Faris ceritain. Itu yang bahasanya anak muda banget mas." Faris menyikut lengan Nazmal dengan sengaja.

"Ohh itu yang namanya Ustadz Farhan?" tanya Nazmal yang tahu nama tapi tak tahu muka Ustadz Farhan.

"Iya, dengerin dehh mas!" seru Faris sangat antusias pada Ustadz itu. Nazmal hanya mengangguk pada adiknya yang berusia 4 tahun dibawahnya. Saat ini Nazmal berusia 21 tahun dan Faris berusia 17 tahun.

Sepanjang kajian ini, Nazmal bisa menyimpulkan bahwa Ustadz Farhan ini membicarakan soal jodoh. Sejak dari tadi, banyak bapak-bapak sampai anak muda tertawa karena membicarakan perihal jodoh. Nazmal pun tak malu untuk tersenyumkarena dirinya pun tak sempat memikirkan jodoh karena pikirannya selalu kalut oleh tugas kuliahnya di Yogyakarta.

Setelah selesai, semua pun bubar termasuk Nazmal dan Faris. Saat mereka masih berada di sekitar masjid, tiba-tiba Faris menyikutnya dengan kencang. Nazmal menoleh pada Faris yang menatap seseorang tanpa henti, lalu Nazmal pun ikutan melihat arah tatapan Faris.

"Masya Allah, mas. Liat dehh!! Itu Asfa cantik banget!! Kerudungnya syar'i banget mass!!" seru Faris sangat menggebu-gebu.

Nazmal melihat seorang wanita, mungkin sekiranya seumuran Faris. Wanita itu sedang duduk di sekitar bangku dengan teman-teman sebayanya. Wanita itu tertawa, sungguh manis sekali bahkan hampir membuat mulut Faris sedikit membuka.

Astaghfirullahaladzim, ucap Nazmal langsung beristighfar.

Nazmal langsung menarik Faris yang terus berdiam di tempat berdirinya itu. Ia membawa Faris yang meronta-ronta karena tindakan Nazmal yang begitu mengejutkan.

"Ris! Mas mau bilang ke kamu, jaga pandangan! Kamu tau kan Hadist Abu Daud yang tadi di sebutin Ustadz Farhan? Rasulullah Pernah berkata pada Ali saat Ali melihat seorang wanita yang bukan mahromnya 'Wahai Ali Janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan yang berikutnya. Untukmu pandangan yang pertama, tetapi bukan untuk yang berikutnya.' Jaga pandanganmu, Ris! Mas ingetin sama kamu!" Nazmal mengucapkan kata-kata itu dengan tegas pada Faris.

Faris yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas. "Ya Allah, mas. Enggak usah dakwah dulu deh, tau enggak sih mas kalau Asfa itu idaman Faris dari dulu. Dia itu anak blok sebelah, mas, wajarlah."

Nazmal langsung beristighfar dalam hati beberapa kali, sebab istighfarnya itu bukan karena perkataan Faris, namun itu karena Nazmal pun ikut memakan omongannya sendiri. Nazmal jatuh hati, ia jatuh pada gadis yang bahkan baru ia ketahui, dan itu pun dalam sekali pandangannya.

Izinkan Aku MemilikimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang