"niss, aku ingin minta maaf sama kamu, karna aku sudah merebut ahmed darimu, dan sekarang sudah saatnya kukembalikan ahmed padamu, supaya nanti aku bisa tenang, dan aku mohon sama kamu jika aku sudah tiada, tolong jalagalah faezya" ucap desy sambil menggenggam tangan nissa.
" desy jangan bicara seperti itu, tidak baik, faezya sudah kuanggap sebagai anakku sendiri, kuatlah des demi anakmu" ucap nissa menangis dan memeluk desy.
" tidak nis... Akku... Su.. dah tidak kuat.. Mungkin... Ini waktu... Yang tepat untuk ALLAH menjemputku... Maafkan semua kesalahanku nis, Mas" ucap desy dengan nafas tercekat dan berlinang air mata.
"Asyhadu an-laa ilaaha illallaah Wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah " ucap nissa membisikkan dua kalimat syahadat
Desy mengikuti bimbingan nissa dengan sangat pelan dan setelah itu mata desy terpejam dengan rapat, setelah itu aku pun memanggil dokter untuk memeriksa keadaan desy.
Dokter datang tuk memeriksa keadaan desy, dan nissa dia sudah menangis meraung-raung, karna kehilangan sahabatnya.
"Inna lillahi wa inna ilahi roji'un " ucap sang dokter sambil mengusap muka desy yang terpejam.
" desy bangun des.. Hikss... Hikss kau tega sekali meninggalkan ku... Bangun des.. Bangun lihatlah anakmu hiks.. Hikss dia butuh Kasih sayang mu" ucap nissa menangis aku pun mendekat kearahnya dan memeluk untuk memberikan kekuatan.
" bang desy, hikss hikss... Nissa gak nyangka desy pergi secepat ini, kenapa desy tega ninggalin nissa bang, hikss hiks... Nissa sayang desy, walaupun desy pernah nyakitin nissa tapi dia orang pertama yang datang ketika nissa terpuruk " ucap nissa menangis tersedu-sedu
" sabar ya sayang, allah lebih sayang sama desy mangkannya allah lebih cepat memanggil desy" ucapku berusaha menyabarkan nissa
" tapi bang hiks.. Hiks" ucap nissa memelukku dan menangis didadaku, mungkin nissa masih belum ikhlas ditinggalkan sahabat nya itu.
" desy bangun desy jangan bercanda, bangunlah demi anakmu faezya, dia pasti membutuhkan Kasih sayangmu, bangunlah des hiks.. Hikss"
" sudah ya sayang, sekarang kamu harus ikhlas, desy tidak butuh tangisanmu tetapi desy membutuhkan doamu"ucapku memeluknya dan dibalas anggukan.
" permisi" ucap seseorang dan itu ternyata suster yang biasa menangani desy.
" kau... Hmm maksudku, kau seseorang yang dulu merawat desy di rumah sakit jiwa kah? " ucap nissa dan dibalas anggukan oleh susternya.
" saya turut berdukacita, desy sudah saya anggap sebagai adik saya sendiri dan saya merasakan kehilangan juga, ouh iya saya kesini hanya ingin memberikan ini pada anda" ucap sang suster memberikan sebuah kertas pada nissa dan sang suster pamit untuk pergi.
*----------*
Nissa pov.
Aku mendapatkan secarik kertas dari sang suster, sebenarnya aku sangat penasaran dengan isinya.
Baru saja aku ingin membacanya tiba-tiba umi, bunda, abi datang, dan aku pun kembali menyimpan kertas tersebut.
"Umi, Abi, Bunda" ucapku sambil menyalimi mereka.
" yang sabar ya sayang" ucap bunda memelukku dan tangisku pecah dipelukan bunda.
" bun... Hiks hiks.. Desy bun.. Nissa sayang desy bun... Bangunin desy bun hikss.. Hikss kenapa dia meninggalkan nissa duluan" ucapku menangis dipelukan bunda
" nissa sayang, doakan dia didalam sholatmu, dia pasti membutuhkan doamu" ucap bunda dan kubalas dengan anggukan
-----
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE TO MY TEACHER???
Romancepersahabatan sejak SD akhirnya harus terpecah belah karna masing masing mencintai seorang guru yang sama. bagaimana bisa ia mencinta seorang guru yang sebenarnya mustahil tuk dicintai entahlah , itulah yang dirasakan kedua sahabat itu. 18+ Yang be...