Ini Kenapa ???

6.5K 281 7
                                        

Lagu ini di tujukan Gerald pada Jonathan.

Maafkan sya yang sepertinya menyuruh Anda para readers u/berimajinasi dengan lagu ini.  Membayangkan Gerald memukul Jonathan dengan gaya slowmotion😁😁

Happy Reading Guys.

_______________________

Flascback

Setelah Eyang menghilang dibalik kamarnya, semuanya masih terdiam. Masing-masing mencerna apa yang baru saja terjadi. Suasana berubah menjadi canggung setelah suasana tegang berlalu.

"Ehem... Ng... Itu.. Maaf, yah" ungkap Ajeng berusaha memulihkan suasana, sambil menggaruk kepalnya yang tidak gatal. "kalian pasti lapar? Tunggulah beberapa menit lagi. Aku akan siapkan makanannya" lanjutnya, kemudian memberi kode pada Gerald untuk membantunya menenangkan suasana.

"ah, Sorry dude. Ayo duduk. Rasanya seperti...." kikuk Gerald setelah Ajeng berlalu ke dapur.

"ah, ya ya. It's ok, Ge. Sepertinya kacang asin dan cokelat itu menggodaku" Roman bercanda tak kalah canggungnya sambil menunjuk beberapa cemilan yang ada di atas meja ruang tengah.

"ah, ok. Nikmatilah. Aku akan segera kembali dengan membawa minum. Tenggorokanku rasanya sangat kering" ungkap Gerald lalu segera pergi meninggalkan ke empat teman-temannya yang mulai duduk pada kursi-kursi yang ada sambil saling memandang satu sama lain.

**
"apa masakanmu masih lama?" tanya Gerald yang membuat Ajeng terkesiap.

"ah, sebentar lagi. Kira-kira lima menit lagi. Tunggulah, aku akan segera menyiapkannya." jawab Ajeng

"Ok. Lakukanlah dengan baik." perintah Gerald. Sebelum berbalik pergi meninggalkan Ajeng entah apa yang merasuki dirinya tiba-tiba berbalik lagi lalu menarik lembut Ajeng kedalam pelukannya. "Aku minta maaf. Maaf apa yang dilakukan Eyang tadi. Pahamilah sikap dan sifat Eyang sekarang. Kita berdua harus berhati-hati. Aku tidak mau terjadi sesuatu padamu" ungkap Gerald lalu melepaskan pelukannya dengan lembut pula sambil mengusap lembut kepala Ajeng.

Ajeng sedaritadi hanya terpukau dengan tindakan Gerald segera sadar. "yah, tidak apa-apa. Aku baik-baik saja. Kau benar kita harus berhati-hati" tutur Ajeng sambil menghembuskan nafas panjang menyadari betapa beratnya dadanya tadi. Dia juga khawatir penyakit jantungnya tiba-tiba kambuh. Untung jantungyapun masih bisa bekerjasama.

"apa jantungmu baik-baik saja?" pertanyaa Gerald membuat Ajeng mendongak kaget menatapnya.

"tahu dari mana Gerald bahwa dia memiliki penyakit itu?" bisik Ajeng dalam hatinya.

"aku tau tentangmu. Semuanya. Tenanglah. Sebenarnya tadi aku takut kau kambuh karena Eyang. Kau bergetar hebat tadi" ungkapan Gerald memjawab pertanyaan Ajeng dalam hati.

"hmm... Aku baik-baik saja. Terimakasih karena menggenggam erat tanganku" ungkap Ajeng sambil menunjukkan senyum yang beberapa hari ini mengganggu Gerald.

"ah, baiklah. Lanjutkan masakmu. Aku sudah lapar sejak tadi." suruh Gerald sambil menepuk pelan kepala Ajeng lagi lalu berlalu pergi meninggalkan Ajeng. Mereka berdua tidak menyadari bahwa keempat temannya sedari tadi seakan menonton sinetron.

***
Setelah beberapa menit menunggu akhirnya mereka telah duduk di kursi masing-masing didepan meja makan. Mereka berlima terkesiap dengan apa yang ada didepan mereka. Daging steak panggang saus lada hitam, kangkung tumis spesial, oseng-oseng tempe sederhana dan sup ayam jagung terhidang di depan mata mereka.

Ini hanyalah hidangan sederhana tapi entah mengapa terlihat sangat istimewah di mata mereka. Apa lagi setelah menyantap sendokan pertama. Roh mereka berlima seakan terbang entah kemana?

90 Hari untuk GeraldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang