Ajeng sedang duduk santai di Starbucks sambil asyik menyesap nikmat cappucino-nya. Dia tidak peduli dengan Gerald yang duduk di depannya menatap dan mengamatinya dengan matanya yang dingin sambil menyandarkan punggungnya dengan melipat tangan di depan dadanya.
"Lalu, bagaimana perjanjiannya? Apa kau menyetujui apa yang ku sampaikan tadi?" tanya Gerald tetap dengan posisinya
Hari ini dia mengajak Ajeng datang untuk membuat Perjanjian Pra-Nikah mereka untuk 90 hari ke depan. Yah, Gerald menerima perjodohan yang di atur oleh neneknya. Dia mau bukan karena menginginkan gadis di depannya ini, walaupun dia tidak memungkiri betapa menariknya gadis di hadapannya sekarang.
Gerald menyusun rencana dan meminta Ajeng untuk bekerja sama dengannya. Dengan perjanjian Pra-nikahnya ini.
Gerald mengajukan untuk bertahan menikah dengan Ajeng hanya sampai sembilan puluh hari atau tiga bulan. Setelah tiga bulan itu mereka harus berpisah atau dengan kata lain Gerald yang akan menceraikannya.
"Baiklah. Dengan catatan kau tidak akan menyentuhku sedikitpun selama kita bersama". jawab Ajeng sambil menaikkan dagunya. Gerald kelihatan berfikir. "bukankah kau tak tertarik padaku, juga pada wanita lain? Selain wanitamu satu-satunya yang paling kau cintai di dunia?" jelas Ajeng lagi.
Setelah dirinya tahu akan di jodohkan. Ajeng gencar mencari tahu siapa sebenarnya Calon suaminya itu. Dan dengan mudahnya dirinya bisa tahu semua tentang Gerald.
"Oke! Apa hanya itu? Apa tidak ada perjanjian lainnya, misalnya kalau tiga bulan ini berakhir kau akan menuntut harta gono gini misalnya?" tanyanya lagi sambil mengangkat alis kananya.
Oke, kadar sifat kewanitaan Gerald sungguh keterlaluan. Ajeng menyunggingkan senyum mengejeknya terhadap apa yang di dengarnya barusan.
"Aku tahu kekayaanmu melampaui jauh kekayaan Ayahku. Tapi dengan kau menceraikanku tiga bulan kedepan aku bisa pastikan bahwa aku tidak akan kekurangan apapun. Bahkan saat ini ketika kita telah menikah nanti kau tidak memberiku nafkah, aku tidak peduli". ungkap Ajeng menggidikkan pundaknya. Alis kanan Gerald naik lagi sambil mangut-mangut faham.Dia beruntung karena yang akan di nikahinya adalah putri Willter Agler. Pemegang saham terbesar kedua dari dirinya yang pemegang saham terbesar pertama. Bisnis Ayah Ajeng bukan hanya dalam negeri ini, tapi ada juga di Jerman. Karena kedua orangtua Ajeng adalah IndoJerman.
"baiklah. Kita lihat saja nanti kisah kita kedepannya akan seperti apa." ungkap Gerald sambil menyesap kopinya.
***
-------------------------------------------
Anyeonghaseyooo. Penulis amatiran menyapa. Ini karya pertamaku di wattpadd, walaupun sebenarnya ada bberapa karya dlu yg d pasang d mading sekolah. Tapi itu dulu. Dulu sekali 😄😄😄.
Mohon bantuannya, kritik dan saran di butuhkan. Terimakasih sudah mau membaca. Mohon di koreksi yaaah. Sekali lagi Terimakasiiih😉😉
![](https://img.wattpad.com/cover/74215577-288-k977543.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
90 Hari untuk Gerald
RomanceWarning (18+). *Ajeng : "Menikah, Ibu bilang? Setelah melihat ke dua kakakku bahagia dengan pernikahannya aku sudah mempersiapkan diriku jauh-jauh hari untuk menikah. Tapi, dengan siapa? Masih jamanka perjodohan? Oh, tidak. Jangan dengan cucu Eyang...