When They Begin to Act (2)

4.9K 218 4
                                    

Lagi jatuh-jatuh cintanya nih, sama Park Seo Joon Oppa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi jatuh-jatuh cintanya nih, sama Park Seo Joon Oppa. Kira-kira visualnya bagusnya ke siapa yah??? Jonathan kah, Steve, ato "Q". Asal jngan Roman sama Gerald. Kagak cocok buat Gerald soalnya😁😁😁

Minta tolong di bantu😀😀

Happy Reading Guys.

Mohon maklumi Typo yg jarang sekali saya sadari😂😂😂

Mohon Vote dan Komennya teman😊
____________________________

Author POV.

Jarang sekalih "the mapan Squad" tidak tepat waktu bila mereka membuat janji. Prinsip mereka semua sama, "waktu adalah uang". Jika mereka telat sedetikpun mereka akan merasa beberapa rupiah mereka akan hilang. Bukan karena mereka perhitungan. Mereka semua royal. Hanya saja mereka selalu merasa bersalah dan rugi bila mereka tidak tepat waktu.

Didalam ruangan privasi dan memang khusus tempat meeting di restoran milik ibu Roman, mereka tengah berkumpul semua dan sedang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Ruangan itu berbentuk persegi dengan dikelilingi dinding kaca tebal. Jika dari luar ruangan kaca itu berwarna gelap dan tak tembus pandang. Tapi kebalikan bila dari dalam. Orang dalam ruangan itu bisa leluasa melihat semua yang ada di luar ruangan itu. Ruangan khusus itu adalah ruangan VIP.

Ditengah ruangan itu terdapat meja kaca oval kapasitas kursi enam orang mengelilinginya duduk secara berhadapan. Dan di hadapan ujung meja itu terdapat layar pemantul proyektor. Jonathan tengah serius menjelaskan isi dari USB yang ia dapatkan semalam. Sisi seorang dosennya terlihat sekarang. Roman, Steve dan Gerald seperti mahasiswanya. Mereka dengan khusuk dan sangat serius memperhatikan penjelasan-penjelasan Jonathan tanpa sedikitpun menyela. Sedangkan "Q" bertugas sebagai asisten dosen. Dia yang menjalankan isi laptop yang sedang di pancarkan oleh proyektor.

"jadi, kita bisa melihat semua dari sini..." ucap Jonathan sambil menunjukkan daftar yang tertera dengan rapi pada layar. "...daftar barang-barang satu persatu yang akan mereka curi dari kalian. Sepertinya mereka sudah merencanakannya dengan sangat apik" jelasnya sambil memperhatikan wajah kedua sahabatnya.
"rasanya mereka benar-benar akan menguras kalian sedikit demi sedikit secara perlahan" lanjutnya lalu memberi aba-aba pada "Q" untuk men-scroll daftar selanjutnya. "sekarang perhatikan daftar ini" tunjuknya sambil beberapa kali menggerakkan stik yang ia pegang pada daftar di layar. "ketika barang kalian sudah habis, dia akan mengarah pada mutiara-mutiara hitam kalian"

"wah!!! Kalian benar-benar sesuatu. Aku bahkan tidak pernah kepikiran sampai harus menyelundupkan benda indah seperti black pearl seperti itu. Kalian... Wahhh....!" decak "Q" tak habis pikir.

"itu bukan kemauan kami. Tapi penadahnya sendiri yang menyerahkannya pada kami" ungkap Steve

"penadah? are you serious??!" tanya "Q" spechless yang di jawab dengan anggukan kompak oleh kedua sahabatnya.

"ssstt.... Berhenti permasalahkan itu. Kemarin aku juga mendapatkan satu bukti lagi keterlibatan si Sofyan brengsek itu, yang kalian percaya. Ternyata benar dia bersekongkol dengan mereka" ungkap Roman sambil menyerahkan USB berwarna hitam pada "Q" untuk memutarnya.
"see??! Sudah jelas siapa yang memberi mereka akses masuk ke gudang kalian dengan sangat mudah?" ucap Roman ketika vidio itu diputar dan nampaklah dengan jelas pak Sofyan menyalami dan tersenyum ramah pada bandot tua, dalang dari semua masalah ini kemudian mempersilahkannya masuk kedalam gudang. Gerald mengusap kasar wajahnya kehilangan kata-kata dan benar-benar tak habis pikir.

90 Hari untuk GeraldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang