Virus dan Kesetiaan

6.5K 259 9
                                    

Maaf selalu membuat kalian menunggu. Kerjaan masih banyak nih. Mohon di mengerti yah😁😁😁

Happy Reading Guys

Maafkan Typo yang terselip di mana-mana😅

___________________

Author pov

Ajeng baru saja keluar dari kelas kuliah paginya sambil merogoh tasnya mencari-cari benda persegi yang sedari tadi bergetar didalam sana. Untung saja dia ingat untuk mengganti mode Hpnya menjadi "diam" coba saja tidak, mungkin dia sudah di tegur lagi oleh dosennya.

Panggilan itu berakhir ketika ia menemukan benda persegi dengan layar lima inci itu. Dia heran melihat panggilan Gerald sudah ada sebanyak tigapuluh lima kali. Baru saja dia akan menghubunginya kembali tiba-tiba saja inisial "G" dengan tiga emoticon love (G❤❤❤) muncul di layar hpnya. Ajeng segera mengusap layar garis berwarna hijau itu untuk memulai percakapan.

"kamu pulang jam berapa?" Ajeng bahkan belum bilang "halo" dia sudah menyambar bertanya.

"hari ini ada tiga mata kuliah. Mungkin sekitar setengah empat sore. Kenapa?"

"bisakah kamu pulang sekarang?"

"ada apa? Terjadi sesuatu?"

"entahlah. Rasanya ada yang lain dari diriku?" penuturan Gerald membuat kening Ajeng mengkerut.

"apa yang terjadi?" kamu kenapa?"

"aku tidak tahu. Rasanya sangat tidak enak." kening Ajeng makin mengkerut. Dia sedikit memperhatikan suara Gerald sepertinya ada yang berbeda dari suaranya. Sepertinya dia sedikit serak.

"kamu sakit?"

"entahlah. Aku tidak tahu. Aku hanya merasa tidak enak saja"

"dimana kamu sekarang?"

"dirumah"

"baiklah. Tunggu, aku akan pulang sekarang."

"hm... Baiklah. Hati-hati di jalan sayang." ungkap Gerald lalu mematikan teleponnya.

Ajeng baru saja akan melangkah pergi sambil memasukkan hp-nya di tas-nya sebelum George menepuk pundaknya. Ajeng terpaksa berhenti.

"kau mau kekelas selanjutnya?"

"tidak, Geo. Aku harus pulang." jawab Ajeng segera melangkah pergi meninggalkan George.

"ada apa?" tanya George mengikutinya.

"My husband is sick" jawab Ajeng berlari kecil meninggalkan George. Tapi sebelum terlalu jauh meninggalkan George dia berhenti sejenak lalu berbalik ke arah George yang sudah tidak mengikutinya lagi.
"aku titip absen, yaaahh..!" teriak Ajeng yang di balas hanya dengan acuan jempol oleh George, lalu melanjutkan langkah larinya segera pergi. Mereka tidak sadar sepasang mata juga telinga tengah memperhatikan dan mendengarkan mereka.

*****
Ajeng segera bergegas masuk kerumah. Berusaha mencari dimana keberadaan Gerald. Ketika dia tidak menemukannya di ruang tengah dia segera menuju ke kamar. Dan benar saja, dengan masih kemeja lengkap celana katun dan kaus kaki, Gerald terbaring di tempat tidur dengan menutupi tubuhnya hingga leher dengan selimut. Ajeng menyimpan tasnya lalu segera mendekati Gerald dan memeriksa keadaannya.

Gerald berkeringat, tapi dia menggigil, juga tubuhnya demam ketika Ajeng menyentuh keningnya. Ajeng jongkok di sisi tempat tidur kemudian memperhatikan kondisi suaminya.

"are you okay, dear?" tanya Ajeng lembut. Gerald membuka matanya dan menatap Ajeng sendu.

"entahlah. Rasanya sangat tidak enak. Badanku panas, tapi aku berkeringat hebat dan menggigil. Kepalaku rasanya mau pecah, tulang dan persendianku juga otot-ototku rasanya nyeri. Rasanya aku akan mati" jelas Ajeng.

90 Hari untuk GeraldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang