Jangan lupa votenya pliiiisss😊
Marah-marahnya selesai baca ma tekan bintang yaah.
Nanti aku jelaskan kenapa aku ngegantungnya lamaaaaaaaaaaaa banget._______________________________________Autor pov
"Yak Saekkia!!!" jerit Ajeng berusaha meronta. Dia benar-benar sudah naik pitam. Sangat benci dengan suasana seperti ini.
"Hey, hey!!! Tenang. Kau akan melukai dirimu sendiri!" rutuk pria itu refleks berdiri melihat kebringasan wanita hamil dihadapannya.
"Biarkan saja!"- tiba-tiba suara seorang wanita menggema dari arah jauh dalam gedung itu. " bahkan kalau perlu matikan saja dia sekarang" ungkap wanita itu dengan gamang. Melangkah mendekat. Ajeng belum bisa melihatnya dengan jelas. Karena sekeliling ruangan itu lumayan gelap.
"Hey, sayang. Kau sudah datang?" sambut pria itu.
"Mengapa kau menghawatirkan sekali wanitu itu? Aku sudah menyuruhmu menghajarnya. Kalau bisa sampai dia tak bernafas lagi" bentak wanita itu. Ajeng berusaha memicingkan matanya untuk memperjelas melihat orang itu.
"Dia sedang hamil, sayang"
"Aku tidak peduli! Kau atau aku yang membunuhnya sekarang juga!" ungkap wanita itu tiba-tiba saja sudah berada dihadapan Ajeng, dan mendongakkan dagu Ajeng dengan sangat Kasar. Mata Ajeng membulat lebar.
"Dayana!!!" ucap Ajeng tersentak. Hanya senyum menakutkan terukir di wajah itu.
Tawa menakutkan menggema di seluruh ruangan gelap itu. Membuat Ajeng merinding seketika. Dayana kelihatan lebih horor daripada film-film horor yang sudah iya nonton.
"Apa kau merindukanku, sayang?!" Tanya Dayana sarkas di akhir tawanya sambil mendongakkan dagu Ajeng dengan telunjuknya.
"You wish!!!" Jawab Ajeng tak gentar menyembunyikan ketakutannya. Dia tidak mau kelihatan ketakutan di hadapan wanita gila itu. Kata-katanya membuat wanita itu menyeringai lebih menakutkan, lalu dengan kasar membuang wajah Ajeng. Ajeng tersentak tapi berusaha untuk tetap berani.
"Tujuh bulan kau ku biarkan..." Ucap Dayana sambil menatapnya dari bawah hingga kembali ke wajah Ajeng. "Dengan tubuhmu yang sekarang. Harusnya kau makin lemah, dan sekarang takut melihatku. Tapi pemikiranku salah." Ungkap Dayana. "Harusnya kau takut padaku sekarang!!!" Teriak Dayana pas di depan wajah Ajeng, yang membuat Ajeng otomatis memundurkan kepalanya.
"Kenapa harus?" Tanya Ajeng, yang makin membuat darah Dayana berdesir marah.
"Karna sebentar lagi, kau dan anakmu itu akan mati di tanganku!!!" Jawab Dayana.
Ajeng tersenyum tak gentar. Wanita di hadapannya ini benar-benar gila.
"Apa kau adalah Tuhan?! Yang mengatur hidup dan matinya seseorang?" Pertanyaan Ajeng membuat Dayana tertawa horor sekali lagi."Aku memang bukan Tuhan, Ajeng. Tapi hari ini, detik ini juga akulah malaikat pencabut nyawamu" bisik Dayana. Yang sekali lagi membuat Ajeng merinding. Tapi berusaha tetap tenang. Dasar Wanita gila!
"Apa kau tidak puas dengan mengahncurkanku dan Gerald? Bukankah sekarang kau harusnya berbahagia karna hidup bahagia dengannya sekarang?"
"Jangan pura-pura bodoh kau bitch! Kau kira aku tidak tau apa yang terjadi padamu selama ini? Aku rasa kau tau semuanya!" Ungkap Dayana, sekali lagi menyentuh wajah Ajeng. "Gerald yang menghajarmu, tapi keluargamu yang membuatku jadi DPO. Aku seperti penjahat. Sekarang jadi Buronan, membuat hidupku tak tenang" geram Dayana di depan wajah Ajeng.
Ajeng tersenyum miring.
"Itu karma buatmu Dayana. Kau mampu merebut Gerald dariku, tapi tidak dengan semua kasih sayang keluarga Gerald. Hubungan yang kau inginkan tak semudah anganmu" ungkap Ajeng.
![](https://img.wattpad.com/cover/74215577-288-k977543.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
90 Hari untuk Gerald
RomanceWarning (18+). *Ajeng : "Menikah, Ibu bilang? Setelah melihat ke dua kakakku bahagia dengan pernikahannya aku sudah mempersiapkan diriku jauh-jauh hari untuk menikah. Tapi, dengan siapa? Masih jamanka perjodohan? Oh, tidak. Jangan dengan cucu Eyang...