Melani vs Dayana

6.4K 271 11
                                    

Udah d bilangin, kan. Klo bulan Ramadhan, Allhamdulillah lg bnyak job. Jadi updatenya lama.😁😁😁
Maap yah.

Happy Reading.

Mohon Vote dan Komennya yah. Kritik dan Saran sangat di perlukan.
Maafkan Typo yang bertebaran dimana-mana😁
_________________________

Author pov

Ajeng tengah sibuk mempersiapkan makan siang untuk di bawa ke kantor Gerald. Tadi pagi sebelum Gerald berangkat ia memesan agar Ajeng membawakannya bekal makan siang nanti. Pukul sepuluh tadi juga Gerald menelpon Ajeng untuk mengingatkan agar Ajeng ingat pesanannya pagi tadi.

"dia makin bawel saja." gumam Ajeng ketika telah mematikan telepon dari suaminya itu.

Mobil jemputan dari perusahaan tiba sesaat setelah masakan Ajeng selesai. Gerald mengirimnya agar Ajeng tak perlu naik motor untuk mengantarkan bekal makan siangnya. Ajeng segera memasukkan semua kotak makanan dalam keranjang rotan agar semua kotak bekal tak ada yang ketinggalan.

 Ajeng segera memasukkan semua kotak makanan dalam keranjang rotan agar semua kotak bekal tak ada yang ketinggalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini kali pertama dia datang ke kantor Gerald setelah mereka menikah. Tapi hampir seluruh karyawan Gerald tahu siapa Ajeng. Karena mereka datang saat pesta pernikahan mereka.

Ajeng segera berlari kecil menuju meja resepsionis untuk menanyakan ruangan Gerald ada di lantai berapa.

"siang, Mbak." sapa Ajeng pada mbak-mbak resepsionis yang sedang berjaga.

"loh, bu Ajeng?" tegur mbak resepsionis itu. Ajeng tersenyum sumringah mereka mengenalinya.

"tidak usah panggil ibu. Usia saya jauh lebih muda daripada mbak-nya. Panggil nama saya saja atau adik." jelas Ajeng.

"wah, mana bisa begitu? Saya bisa dikira tidak sopan dan langsung di pecat kalau saya memanggil seperti itu." jawab Dela nama resepsionis itu sambil tersenyum ramah.

"yah, sudah. Terserah mbaknya saja mau panggil saya apa. Asal jangan Ibu. Skripsi saya saja belum ada judulnya kok." canda Ajeng yang di hadiahi tawa mbak-mbak resepsionis yang berjejer didepannya.

"kalau begitu saya panggil mbak Ajeng saja kalau cuma sama mbak Ajeng. Tapi kalau ada bapak Gerald saya panggil Ibu. Gimana?" tawar mbak resepsionis.

"ok, deh. Terserah mbaknya saja. Asal saya tidak bikin mbaknya di pecat." jawab Ajeng yang sekalih lagi di hadiahi tawa oleh deretan mbak resepsionis itu.

"baik, lah kalau begitu. Ini mbak Ajeng ada yang bisa saya bantu?"

"iyyah, ini saya mau tany......

"loh, isterinya Gerald?" sambar seseorang memotong kalimat Ajeng. Ajeng memicingkan matanya mencoba mengenali siapa wanita yang sedang berdiri di hadapannya dengan dandanan yang super "wah!" Wah menornya maksudnya.
Dengan seketika Ajeng mengenali siapa wanita Wah di hadapannya ini. Dia tak lain dan tak bukan adalah "Dayana". Kekasih Gerald yang datang pada pernikahan mereka.

90 Hari untuk GeraldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang