Kasih vote dan comment ya.
**
Gessa sampai di rumah sambil merutuki kebodohannya. Setelah keluar dari kamar Om Rahardi tadi ia tidak menemukan keberadaan Kevin. Cewek itu berniat memanggilnya namun urung karena ia merasa Kevin butuh waktu sendiri.
Dengan lemas ia akhirnya menuju halte terdekat dari rumah Kevin yang jaraknya sekitar 2 Km. Ia dalam hati memaki Kevin yang melupakannya.
"Assalamualaikum," salamnya saat memasuki rumahnya. "Loh, papa udah pulang, Ma?" tanya Gessa saat melihat mobil papanya sudah terparkir di garasi rumahnya.
Lisa mengangguk. "Ya, baru satu jam yang lalu."
Gessa tersenyum lembar mendengar hal itu. "Papa dimana, Ma? Aku mau nagih oleh-oleh," tanya Gessa sambil celingukan di ruang keluarga.
Tempat kesukaan papanya adalah diruang keluarga sambil menikmati secangkir kopi dan pisang goreng hangat.
"Katanya tadi ke rumah sebelah," jawab mamanya sambil fokus pada televisinya.
Rumah sebelah?
Gessa sudah tahu di mana papanya berada meskipun di sebelah rumahnya ada dua rumah. Dimana lagi papanya pergi setelah dari kerja selain di rumah Adit?
Gessa tak habis pikir dengan sikap papanya. Bukannya menemui dia dulu malah menemui Adit. Jadi sebenarnya anak papa itu Gessa atau Adit?
"Eh, Tante Hana, ada..."
"Papa?" tanya Mama Adit sebelum Gessa menyelesaikan pertanyaannya. Gessa mengangguk. "Ada di dalam. Langsung ke kamar Adit aja."
Setelah mengucapkan terima kasih, Gessa segera melesat ke kamar Adit yang ada di lantai dua.
"Pa," panggil Gessa sambil melongokan kepalanya ke dalam pintu kamar Adit. Cewek itu bisa melihat papanya tengah bermain PS bersama Adit.
Astaga, Gessa harus berpikir dua kali atas usia papanya saat ini. Pria itu sedang fokus papa layar TV sambil tetap menekan tombol di remote PSP tanpa menolehnya.
"Eh, Gessa? Papa kangen sama kamu," kata papanya sama sekali tidak melirik Gessa.
"Mana ada kangen kalau bilangnya aja nggak menoleh," sungut Gessa kesal. Cewek itu akhirnya melangkah mendekati ranjang Adit.
Di sana ada Gilang yang tengah sibuk dengan laptop milik Adit. "Sini deh, Ges." Gessa mendekati cowok itu dan meraih segelas air putih yang ada di dekat Gilang.
"Papa kangen kok sama Gessa. Tapi lebih kangen tanding sama Adit," ujar papanya sambil terkekeh membuatGessa semakin kesal.
"Jadi sebenarnya anak papa itu Gessa atau Adit?"
"Dua-duanya juga bakal jadi anak papa," sahut pria bernama Genta tersebut.
Gessa mengernyit. "Maksud papa?" tanyanya sambil menegak minuman yang tadi dia ambil.
"Adit kan calon menantu papa," jawab papanya santai.
Gessa terbatuk akibat tersedak air putih tersebut. Ia menepuk dadanya beberapa kali. Matanya segera menatap papanya tajam. Namun papanya sama sekali tidak menghiraukannya.
Sedangkan Adit yang juga terkejut sampai salah menekan tombol hingga jagoannya seketika kalah.
"Om yang menang, Dit. Udah om bilang kalau Rossi itu seharusnya pensiun aja. Tuh liat, jagoan om,, Marquez yang menang," kata Genta sambil memamerkan kemenangannya.
Dalam hati ia tertawa saat melihat tingkah laku kedua muda-mudi itu. Sangat mudah membodohi remaja yang sedang jatuh cinta. Tanpa ada yang menyadari pria itu menyeringai, menampilkan wajahnya yang masih terlihat tampan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jones Has Taken || #wattys2018
JugendliteraturHighest Rank #158 "Dasar Jones." "Kamu juga belum pacaran." "Kalau gue emang dasarnya pengen single. Single itu prinsip kalau jomblo itu nasib, sama kaya lo." Gessa Askara, siswi yang paling anti buku terpaksa masuk ekskul Perpuswork karena menghind...