Kok commentnya melemah ya? Banyak vomment upnya bakal lebih cepat. Kuyy di vomment, ya readers tersayang..
**
Adit yang melihat Kevin keluar dari ruang TU segera menghampirinya. Baru kali ini dia yang mendatangi langsung cowok semenyebalkan Kevin.
"Vin."
Kevin menoleh saat merasa namanya dipanggil. Ia mendapati Adit yang tengah berjalan santai ke arahnya.
Beberapa murid yang berada tak jauh di sana terlihat was-was. Mereka takut jika Adit akan berkelahi dengan Kevin karena hasil kemenangan cowok itu di festival band sekolah beberapa minggu lalu.
"Kenapa?"
"Gue pengen ngomong."
Kevin segera memandang lapangan futsal indoor. Adit yang mengetahui maksud tatapan itu segera berjalan mendahului.
Adit memasuki lapangan futsal saat dirasanya tidak ada orang di dalam. Cowok itu memilih tribun penonton paling bawah dan duduk santai di sana sambil menunggu Kevin.
Pintu ruangan terbuka dan menampilkan Kevin yang sedang berjalan ke arahanya. "Mau ngomong apa?"
"Tentang bokap," jawab Adit.
Kevin mengangguk.
"Kenapa?"
"Lo kenapa nggak ikut bokap ke rumah?" tanya Adit.
Kevin bersandar pada pembatas tribun penonton. "Gue bukan termasuk keluarga lo."
Adit menghela nafas kesal. "Gue udah satu bulan ini nawarin lo untuk datang ke rumah kapanpun lo mau. Tapi lo selalu nolak."
"Gue nggak mau merusak apa yang lagi bahagia, Dit," kata Kevin sambil memejamkan matanya sejenak.
"Dan itu udah lo ucapin beratus kali. Apa susahnya sih ke rumah, zaman udah nggak sesulit dulu kali. Lo bisa naik motor dan nggak sampe setengah jam lo udah sampai."
"Gimana hubungan lo sama bokap lo?" tanya Kevin mengalihkan kekesalan Adit.
"Ck, hobi banget nglalihin topik. Baik kok meski awalnya canggung banget," jawab Adit.
"Dia baik, kan?"
"Ya, dia perhatian dan pengertian." Adit menjawabnya dengan suara pelan. "Meski gue pernah kesel sama tingkah lo yang sok sok itu, sekarang gue udah anggep lo saudara gue."
Kevin memutar bola matanya bosan. "Gue dulu juga kesel sama lo. Nggak cuma kesel tapi benci banget. Yah, tapi sekarang gue udah tau gimana lo sebenarnya. Nggak salah lo banyak temen."
"Baru nyadar," celetuk Adit remeh.
Keduanya kini diam sambil menyelami pemikiran masing-masing. Bel masuk berbunyi namun mereka hiraukan.
"Gue bakal pindah sekolah."
Adit menautkan kedua alisnya bingung. "Kenapa? Pake gaya-gayaan lo."
"Gue mau nyusul Oma di Swiss," kata Kevin.
Adit tercenung kemudian tertawa kecil. "Sejak kapan lo punya Oma di Swiss?"
"Dari dulu gue punya kali. Liat dong muka gue blasteran gini," sahut Kevin sambil menunjuk wajahnya sendiri.
Adit mengangkat bahunya malas. "Serah lo, deh. Tapi niat lo ini udah bulat? Kenapa nggak di sini dulu aja. Mama pengen ketemu sama lo."
"Salam buat dia, Dit. Gue mau mau ketemu dia."
"Elah, kaya punya malu aja lo," kata Adit menyindir.
Dan sebuah sentilan keras mendarat di dahi Adit dari Kevin. Cowok itu mengaduh kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jones Has Taken || #wattys2018
Teen FictionHighest Rank #158 "Dasar Jones." "Kamu juga belum pacaran." "Kalau gue emang dasarnya pengen single. Single itu prinsip kalau jomblo itu nasib, sama kaya lo." Gessa Askara, siswi yang paling anti buku terpaksa masuk ekskul Perpuswork karena menghind...