Part 51 - Mulai Membaik

1.4K 210 71
                                    

Lama ya? Soalnya aku mau up, liat vomment nya nggak meningkat. But, makasih yang udah kasih vomment di chap sebelumnya. Aku tunggu lagi ya komen dan vote nya.

**

"Kamu jadi pindah?"

Kevin menjawabnya dengan anggukan kecil.

"Kapan?"

"Gue rencananya mau pindah setelah kenaikan kelas. Sebenarnya tanggung juga sih padahal setahun lagi udah lulus. Tapi mau gimana lagi, gue nggak mau terlalu merepotkan keluarga Om Rahardi," jawab Kevin.

Gessa memberikan senyum geli pada cowok itu. "Astaga, masa udah ganti jadi Om Rahardi aja?"

Kevin ikut tersenyum. "Nggak mungkin gue tetep manggil papa, sedangkan dia bukan papa gue."

"Kamu bakalan balik ke Indonesia lagi? Kenapa nggak di sini aja sih? Om Rahardi pasti nerima kamu. Apalagi kulihat Adit juga sepertinya bersikap baik padamu."

"Gue sungkan sama mereka. Lagian udah cukup kok tujuh belas tahun hidup bareng Om Rahardi dan dapat kasih sayangnya. Gue kira sekarang waktunya Adit untuk dapetin semua dari Om Rahardi. Kalau ada gue, nanti bakal kebagi lagi kasih sayangnya."

Kevin menghela nafasnya setelah menjawab panjang lebar ucapan Gessa. Cowok itu kembali menyeruput minumannya.

Istirahat kedua kali ini Gessa bebas dari rutinitas di perpustakaan. Cewek itu mendapat kebebasan dari Bu Anya selama seminggu karena dua minggu terakhir ini sekolah bebas dari jam pelajaran. Hanya ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh OSIS yaitu classmeet dan porclass.

Sebagian besar murid tengah disibukkan di lapangan sekolah. Hanya ada beberapa murid yang berada di kantin sekolah, salah duanya adalah Gessa dan Kevin.

"Masalah balik ke Indonesia, gue tunggu dari sikap cowok kurang peka itu. Kalau dia berani ambil langkah, gue rasa gue bakal menetap di sana. Ngapain jauh-jauh pulang ke Indonesia kalau tambatan hati sudah jadi milik orang. Bener nggak?"

Gessa tercenung. "Maksud kamu?"

"Yah, ngomong sama orang nggak pekan itu susah ya?" Satu pukulan telak didapat Kevin di lengannya. Cowok itu mengaduh kesakitan. "Kalau Adit berani nyatain perasaannya ke lo, gue bakal menetap di sana. Karena gue rasa lo juga bakal terima dia kan? Tapi kalau cowok itu masih diem kaya patung, gue bakal ambil kuliah cepat dan segera balik ke Indonesia. Saat itu juga mau nggak mau lo harus terima gue."

UHUK!

Gessa terbatuk sat mendengar ucapan terakhir dari Kevin. Cewek itu segera menepuk dadanya beberapa kali lalu meminum jus jeruknya.

"Sampai segitu kagetnya lo denger itu."

"A..aku ke kelas ya. Ada janji sama Dea. Duluan ya, Vin."

Gessa segera melesat meninggalkan kantin dan kekehan kecil dari cowok jangkung itu.

"Repot kalau ngomong sama orang yang nggak berpengalaman."

Baru saja akan bangkit dari duduknya, seseorang menahan lengan kanannya.

"Lo?"

"Gue pengen ngomong."

Cewek itu kali ini ingin meyakinkan bahwa dirinya benar-benar mengharapkan Kevin, bukan lagi memandang apa yang cowok itu miliki. Ia mengindahkan nafasnya yang terengah akibat berlari kencang dari lapangan ke kantin.

"Kenapa lagi? Gue udah bilang kan kalau gue nggak mau berurusan sama cewek kaya lo," tegas Kevin denga nada yang terlalu dingin.

"Ya, gue paham. Dan kali ini biarin gue mencintai lo apa adanya, Vin. Dibalas atau nggak itu kosekuensi buat gue sebagai balasan akibat sikap gue dulu. Gue terlalu menyia-nyiakan lo."

Jones Has Taken || #wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang