Flashback OnRemaja Pria itu berjalan menuju meja piket untuk meminta surat izin sakit sahabatnya.
Setelah selesai ia berbalik dan mendengar ada seseorang yang memanggil namanya. Lalu ia menoleh dan mendapati Rachel sedang berlari kearahnya.
"Radit, tungguin gue dit!" Teriaknya di ujung koridor.
"Ada apa?" Tanya Pria itu yang tak lain adalah Radit.
"Rafael kemana? Apa dia baik-baik aja? Apa penyakitnya kambuh lagi? Terus kalian kenapa gak ada di kelas? Terus lo ngapain ke meja piket? Terus lo mau kemana abis ini? Terus..." Rachel membrondongi Radit dengan berbagai pertanyaan, lalu terpotong karena ucapan Radit.
"Kalau terus-terus nanti nabrak dong chel." Jawab Radit.
"Ih gue serius." geram Rachel.
"Gue juga serius."
"Gue khawatir banget." Ucap Rachel jujur.
"Khawatir? Sama siapa?" Tanyanya pura-pura tak tahu.
"Eng-engga kok, siapa yang khawatir? Udah deh gak usah ngalihin pembicaraan, sekarang jawab semua pertanyaan gue!" perintah Rachel.
"Bukannya lo yang ngalihin pembicaraan? Kalau lo mau tau, lo tanya aja sama orang yang lo khawatirin itu, ok? Yaudah gue buru-buru. Bye." Ucap Radit lalu meninggalkan Rachel yang dibuat geram karenanya.
Flashback off
Mereka sedang berada di rumah Rafael, lebih tepatnya di kamar Rafael, yang bernuansa biru muda dan putih. Setelah menceritakan kejadian tersebut, Raka dan Radit pun kemudian tersenyum menggoda pada Rafael yang masih belum mengerti arah pembicaraan mereka.
"Terus kenapa?" Tanya Rafael polos.
"Astaghfirullah El, jadi dari tadi gue nyerocos panjang lebar, tapi lo gak ngerti maksudnya?" Tanya Radit geram.
"Engga." Jawab Rafael sambil menggelengkan kepalanya lalu menguap. Rupanya dia ngantuk, mungkin efek obat yang tadi dimasukkan kedalam makanannya tanpa sepengetahuan Rafael. Karena kalau tidak dengan cara seperti itu, ia tidak mungkin mau meminum obatnya.
"Itu artinya, dia itu care sama lo, dia itu perhatian sama lo, dia itu khawatirin lo, dan itu tandanya, dia SUKA sama lo." Jelas Raka penjang lebar, namun ketika dia menoleh, dia melihat Rafael sudah tertidur dengan menggunakan tangan sebagai bantalannya.
"Buset dah nih bocah, gue ngomong dari tadi malah ditinggal tidur. Berasa jadi tukang obat gue." Kesal Raka.
Radit hanya menahan ketawa, kemudian dia menyelimuti Rafael, lalu ia mengajak Raka untuk keluar karena tidak mau mengganggu istirahat sahabatnya itu.
"Udah-udah, nanti kita ceritain lagi. Mendingan sekarang kita keluar, daripada nanti dia bangun terus minta yang aneh-aneh sama kita. Dia kan kalau lagi sakit manjanya meningkat drastis." Cerocos Radit menasehati.
"Yaudah deh, gue juga mau pulang." Jawab Raka.
Kemudian mereka meninggalkan kamar Rafael yang bernuansa biru putih tersebut.
Tanpa mereka ketahui, ternyata Rafael hanya berpura-pura tidur. Ia berpura-pura tidur karena kesal dan ingin segera menyudahi topik tentang cewek tersebut. Setelah pintu ditutup, ia pun bangkit dan duduk di tepi ranjangnya sambil memikirkan perkataan Raka barusan.
Itu artinya, dia itu care sama lo, dia itu perhatian sama lo, dia itu khawatirin lo, dan itu tandanya, dia SUKA sama lo.
"Masa iya dia suka sama gue, kenal aja engga, ketemu aja baru tadi, tahu namanya aja gue engga. Ngarang aja si Raka." Gumam Rafael.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Vs Anak Mami
Teen Fiction"Lo nurut, atau gue cium?" "Hah?" Cowok itu tidak paham. Mengapa di dunia ini ada cewek se-berani itu. Gadis itu semakin memajukan wajahnya. Membuat cowok itu mengerjap. "Lo ngapain deket-deket? Mundur sana. Atau Gue aduin ke Mami gue." "Ck, dasa...