"Ya ampun calon suami, kamu udah sembuh sayang?"
"Aaahh seneng deh, bebep akoh udah sembuh."
"Aku khawatir banget tau sama kamu."
"Syukurlah, kamu udah baikan. Aku jadi gak kesepian lagi."
"Pangeranku udah masuk sekolah lagi. Senangnya dalam hati... TEW"
Ketika ia menginjakkan kakinya di bangunan sekolah tersebut, tak henti-hentinya Rafael mendapat sapaan dari seluruh murid. Terutama anak perempuan.
Sepanjang jalan menuju kelas, pasti ada saja yang menanyai keadaannya ataupun sekedar mengungkapkan kegirangan mereka karena ia sudah kembali bersekolah.
Tak hanya para siswi, para siswa pun tak kalah heboh nya melihat sang kapten basket telah kembali bergabung bersama mereka. Bahkan ada yang melontar candaan padanya.
"Perasaan kemaren gue denger lo koma. Kirain sekarang udah titik." Celetuk seorang siswa sambil tertawa.
Tak mau kalah, Rafael pun menjawab. "Ah ngga, kemaren gue cuma nge-prank satu sekolah."
"Gila lo."
Rafael sempat heran, padahal ia hanya beberapa hari tidak masuk. Tetapi rasanya ia seperti selebriti yang baru keluar dari penjara.
Oke, Rafael mulai melantur.
Rafael melihat sekeliling. Ia mencari kedua sahabatnya. Tanpa sengaja, matanya menangkap sosok asing yang terasa tak asing memperhatikannya di ujung koridor.
I-itu....
Belum sempat ia menerka-nerka, tepukan di bahunya membuat ia menoleh.
"Yuk, kita ke kelas. Bentar lagi bel masuk." Ternyata itu Rachel. Ia sempat lupa jika tadi ia berangkat bersama gadis itu.
Rafael menganggukan kepala dan mengikuti gadis tersebut. Sekali lagi, kepalanya menoleh kearah tempat orang asing itu berdiri tadi.
Dia sudah tidak ada ditempatnya.
***
"WUIIIH LO UDAH MASUK AJA BRO?"
Jangan tanya siapa yang berteriak. Rafael malas menyebut namanya.
"Lo serius masuk sekolah? Kemaren kan lo baru siuman." Tanya Radit. Sahabat Rafael yang masih waras.
"Gue bete diem dirumah. Lagian kalau di sekolah lumayan ada hiburan." Jawabnya kalem.
"Gue emang orangnya cukup menghibur sih." Sombong Raka sambil menarik kerah bajunya keatas.
"Hiburan apa El?" Tampaknya Radit masih penasaran.
"Topeng monyet."
"Sialan!"
"Hahaha..."
Rafael duduk di bangkunya. Ia memeluk meja kesayangannya untuk melepas rasa rindu.
"Kayaknya otak lo ikutan geser deh gara-gara masuk jurang."
"Berisik lo gue lagi temu kangen."
"Gue nggak habis pikir, giliran meja lo peluk-peluk. Di sebelah lo ada cewek malah dianggurin." Ujar Radit melirik kearah Rachel yang berpura-pura tuli.
Rafael menoleh kearah samping. Ia tersenyum miring.
"Rachel, lo mau gue peluk nggak?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Vs Anak Mami
Teen Fiction"Lo nurut, atau gue cium?" "Hah?" Cowok itu tidak paham. Mengapa di dunia ini ada cewek se-berani itu. Gadis itu semakin memajukan wajahnya. Membuat cowok itu mengerjap. "Lo ngapain deket-deket? Mundur sana. Atau Gue aduin ke Mami gue." "Ck, dasa...