28. Siuman

1.9K 113 42
                                    

"Bangun dong Rafael, bangun sayang!"

Malam itu Rachel menangis. Lagi. Entah sudah berapa banyak air mata yang ia keluarkan demi seseorang yang belum lama ini ia kenal. Ya, seseorang yang sangat ia cintai.

"Mau sampe kapan lo tidur terus? Emangnya lo gak kangen sama mami lo? Lo gak kangen sama keluarga lo? Lo gak kangen sama sahabat-sahabat lo?" Rachel terisak hebat. Ia menggenggam tangan Rafael erat.

"L-lo gak kangen sama gue?" Lirihnya sambil menundukkan kepala.

Di dalam ruangan tersebut hanya ada Rachel. Kedua orang tua Rafael izin pamit pulang sebentar untuk mengambil pakaian ganti. Ya, semenjak anak bungsunya koma, mereka memutuskan untuk menginap di rumah sakit agar dapat memantau perkembangan kondisi anaknya dengan baik.

Begitupun kedua kakak Rafael. Mereka memutuskan untuk ikut pulang mengantar kedua orang tuanya yang sedang bersedih.

Berbeda dengan keluarga Rafael. Raka dan Radit izin keluar sebentar untuk membeli makanan karena memang sedari kemarin mereka belum makan apa-apa. Terutama Rachel.

Rachel terus menundukkan kepalanya hingga ia merasakan pergerakan dalam genggamannya.

Jemari Rafael tampak bergerak. Rachel yang menyadari itu langsung mendongak secepat kilat. Dilihatnya Rafael tampak berusaha membuka matanya.

Rachel bahagia, tentu saja. Dengan cepat ia berdiri untuk memanggil dokter ataupun suster. Tapi seketika gerakannya terhenti.

"Kak... jangan tinggalin aku kak!"

Rafael bergumam lirih bahkan sangat lirih. Tetapi Rachel masih bisa mendengarnya dengan jelas.

Kak?

Rafael terus bergumam dan tampak gelisah. Rachel terkejut saat setetes air mata lolos dari kedua mata Rafael. Ia menangis.

Rafael kenapa?

Rachel berfikir bahwa Rafael memang sedang kangen pada Kak Rein ataupun Bang Al. Dengan tidak sabaran, Rachel menekan tombol untuk memanggil dokter. Ia kembali menoleh kearah Rafael.

Kemudian Rachel mengusap kedua sudut mata Rafael lembut seraya berkata.

"Jangan sedih sayang, ada gue disini!"

***

Perlahan, Rafael membuka kedua matanya. Cahaya putih langsung masuk kedalam retina matanya membuat ia mengernyit sebentar.

Hal pertama yang ia lihat adalah wajah khawatir kedua orang tuanya.

"Sayang... kamu udah bangun nak?" Mami Rafael langsung memeluk erat anak bungsunya, disusul oleh papi Rafael yang tak mau kalah.

Monica bahkan sampai menititikkan air mata sambil memeluk putra kesayangannya.

"Kamu nggak apa-apa sayang?"

Rafael tersenyum kearah mereka. "Aku nggak apa-apa kok."

Tak mau ketinggalan, Reina mendekap adiknya erat seakan tidak mau kehilangan adik manjanya tersebut.

"Lo bikin gue khawatir tau nggak? Pokoknya abis ini Lo harus beliin gue skincare nggak mau tau!"

Rafael hanya melongo.

Sedangkan Bang Al? Ia hanya menepuk pundak Rafael sambil tersenyum sekilas.

"Gak mau peluk El Bang?" Tanyanya polos.

Badgirl Vs Anak MamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang