"Selamat pagi anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid baru. Silakan masuk, dan perkenalkan diri kamu."
Seluruh murid 11 IPA 1 melihat dengan tak sabar kearah pintu masuk. Tak lama kemudian masuklah seorang remaja laki-laki mengenakan seragam SMA Angkasa yang tampak masih baru.
Para siswi terkejut melihat sosok anak baru tersebut. Bukan karena apa-apa, tetapi karena parasnya yang menawan.
Dia sangat tampan.
Sementara itu para siswa menatap malas kearah murid tersebut. Mungkin dipikiran mereka sudah tidak ada kesempatan lagi untuk menarik perhatian siswi-siswi di kelas tersebut.
Kelas mereka menjadi tempat berkumpulnya para cowok visual. Para siswi semakin girang.
"Kenalin, nama gue Reyhan Aditya Nugraha. Kalian bisa panggil gue Rey atau Adit."
Saat anak baru itu memperkenalkan diri, terdengar sorak dan sahutan dari murid-murid terutama ciwi-ciwi.
"Kalau panggil sayang boleh gak?"
"Panggil baby aja gak sih biar lebih simpel?"
Bukan 11 IPA 1 namanya jika tidak berisik. Guru yang mengajar saat itu kemudian langsung menegur para murid tersebut.
"Sudah-sudah, Reyhan berhubung kelas ini muridnya sudah pas, untuk sementara waktu kamu duduk di sebelah Rachel. Karena teman sebangkunya sedang tidak masuk. Mulai besok, pihak sekolah akan tambah satu meja dan kursi lagi untuk kamu."
Reyhan mengangguk mengerti kemudian berjalan menuju bangku yang berada di pojok belakang.
Saat melewati meja Raka dan Radit, Reyhan menyunggingkan senyum miring.
Tak ada yang menyadari jika sedari tadi baik Raka maupun Radit mengatupkan rahang dengan keras seraya mengepalkan tangannya dibawah meja.
Rachel masih tidak menyadari jika ada seseorang menghampiri mejanya dan akan duduk di sebelahnya. Gadis itu sedari tadi asik menunduk memainkan ponselnya di bawah meja sambil bertukar pesan dengan seseorang.
Siapa lagi kalau bukan Rafael.
"Permisi, gue boleh duduk disini kan?"
Rachel tiba-tiba mendongak. Ia menatap bingung.
"Lo siapa?"
Belum sempat menjawab, Reyhan terpaku melihat gadis di depannya. Mata bulat bersinar dengan bulu mata lentik, hidung mancung dan bibir mungil yang ranum serta kulit putih mulus berhasil membuatnya tak berkutik.
Gadis di depannya sangat cantik.
Reyhan menjulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri secara khusus pada gadis di depannya.
"Kenalin nama gue Reyhan."
Rachel hanya melihat uluran tangan itu sekilas lalu kembali menatap layar handphone nya. Gadis itu tersenyum membaca pesan teks di ponselnya.
Reyhan melongo tidak percaya. Serius ada cewek yang 'menolaknya'?
Cowok itu kembali menarik uluran tangannya yang tak dihiraukan dan langsung duduk di samping Rachel sambil terus menatap gadis tersebut. Tak menyerah, ia kembali bertanya.
"Nama Lo siapa?"
Rachel menoleh dengan kesal. "Lo ngapain duduk disini?"
"Ya gue disuruh duduk disini."
"Siapa yang nyuruh?"
"Guru tadi. Lo gak nyimak?"
Rachel hanya berdecak. Kembali menunduk memainkan ponselnya.
"Lo udah punya pacar?"
Tanpa basa-basi, Reyhan tiba-tiba bertanya hal seperti itu kepada Rachel. Gadis itu hanya terdiam tanpa menghiraukan pertanyaan Reyhan.
Masih sambil menatap Rachel dengan tatapan memuja, Reyhan bergumam dalam hati.
"Menarik juga."
***
BUGHHH
Sebuah pukulan mendarat di sudut bibir seorang lelaki yang saat ini menatap lawannya dengan tatapan murka. Lelaki yang mendapat pukulan itu kemudian menarik kerah bajunya lalu membalas pukulan lawannya di bagian perut.
Tak mau kalah, lawannya kembali memberikan tonjokan di bagian pelipis. Seketika darah mengalir disana sampai ke pipi.
Pertarungan semakin sengit. Mereka saling tonjok dan memukul satu sama lain. Baju seragam sekolah mereka sudah kotor oleh debu rooftop dan darah.
"Sialan Lo."
Salah satu dari mereka kembali bangkit dan menerjang lawan duel nya. Reflek lawannya menghindar dan memberikan tendangan di punggung dan kakinya.
Tak menyerah, ia langsung berdiri dan mengunci lawan dalam satu gerakan. Saat ini posisinya lumayan menguntungkan. Bisa saja ia langsung menghabisi orang di depannya itu.
"Mau Lo apa anj*ng?"
Dengan bibir berlumuran darah, lawannya itu hanya terkekeh kecil. Membuat lelaki itu semakin emosi dan mengencangkan kunciannya. Khawatir lawannya akan kabur dan kembali menyerang nya.
"Jawab gue b*ngs*t!!!"
Lagi-lagi ia hanya terkekeh. Dengan perlahan dan nada menyebalkan ia menjawab.
"Lo mau tahu tujuan gue pindah ke sekolah ini?"
Ya, itu adalah Reyhan. Murid baru yang beberapa jam lalu baru sampai di SMA Angkasa.
Lagi-lagi bukannya menjawab, Reyhan malah terkekeh. Semakin membuat emosi dan naik pitam.
Saat bersiap memberikan pukulan lagi, mereka dikejutkan oleh seseorang yang baru saja datang dengan ngos-ngosan di samping pintu rooftop.
"RAKA! REYHAN! CUKUUUP!!!"
***
"EL GAWAT EL!"
Rafael yang baru terbangun dari tidurnya tiba-tiba terduduk.
"Gawat kenapa?"
Jujur Rafael saat ini cukup panik. Karena Radit tidak biasanya menelepon secara tiba-tiba seperti ini. Apalagi sambil berteriak.
Terdengar suara langkah kaki yang cukup cepat. Sepertinya Radit sedang berlari.
"Halo? Kenapa Radit?"
"Raka sama Reyhan berantem."
Rafael terdiam mendengar satu nama. Pikirannya berkecamuk. Tiba-tiba semua kenangan itu melintas dalam kepalanya. Seperti film yang diputar perlahan.
Kali ini, ia tidak bisa menghindar. Ia tahu, cepat atau lambat ini akan terjadi. Rafael sudah tidak bisa bersembunyi. Ia harus berhadapan dengan sumber lukanya.
Reyhan sudah kembali, untuk balas dendam.
Tanpa berlama-lama ia langsung mematikan sambungan telepon. Tak peduli dengan Radit yang kebingungan diujung sana. Rafael bergerak melepas jarum infusnya. Ada sedikit darah disana. Kemudian ia meraih jaket dan dompetnya. Tak lupa membawa handphone.
Rafael memutuskan kabur dari rumah sakit dan pergi menyusul sahabatnya.
***
Wah wah wah... Kayaknya udah mulai baku hantam nih hehe
Penasaran gak kenapa Reyhan dateng mau balas dendam?
See u next part♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Vs Anak Mami
Novela Juvenil"Lo nurut, atau gue cium?" "Hah?" Cowok itu tidak paham. Mengapa di dunia ini ada cewek se-berani itu. Gadis itu semakin memajukan wajahnya. Membuat cowok itu mengerjap. "Lo ngapain deket-deket? Mundur sana. Atau Gue aduin ke Mami gue." "Ck, dasa...